Wajah tegang Reno membuat Anggun semakin mencurigainya. Istri sah Reno itu terus mencecar Pras dan suaminya tentang semua tabir misteri masa lalu.
"Ren, kamu belum berani jujur?" ejek Pras.
"Oh, atau aku saja yang membuka semuanya? Juga tentang siapa aku sebenarnya?" tantang Pras.
Reno hanya terdiam
"Baiklah. Aku yang akan menjelaskan semuanya," ucap Pras lantang.
Pras pun menghela napas. Ada rasa berat yang membuatnya sulit mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya. Namun, demi kepentingan banyak pihak, ia harus mengungkapkan semuanya. Walau menyakitkan.
"Reno, aku adalah Pras. Pras yang sesungguhnya. Kamu masih ingat, kejadian saat kamu membuangku ke hutan malam itu?" ucap Pras membuka percakapan.
Wajah Reno terlihat syok. Sepertinya ia sulit mempercayai, jika Pras yang dulu dianggapnya sudah mati dan dibuang ke tengah hutan
Reno terdesak. Anggun benar-benar membuatnya tidak punya pilihan. Hanya sebuah kejujuran yang diinginkannya."Jawab saja, apa yang kamu dan Cynthia sudah lakukan pada Mang Karta?!" bentak Anggun."Cynthia itu siapa,Mas?" cecar Halimah yang kini tengah mengandung anak kedua Cynthia."Aku bisa saja melaporkan kamu dan Cynthia pada polisi atas semua perlakukan kamu pada Mang Karta!" hardik Anggun.Kata penjara seketika membuat Reno panik dan ketakutan. Mendengarkan banyak cerita tentang penyiksaan sesama tahanan, membuatnya ketakutan."Ng-gak, Anggun. Aku minta maaf. Saat itu aku khilaf, aku panik karena ...." ucap Reno terbata."Karena saya mengetahui perselingkuhan Mas Reno dengan Mbak Cynthia?" teriak Mang Karta yang berjalan dari arah pintu dapur. Reno pun seketika berdiri dan menghampiri Mang Karta."Mang, Mang Karta baik-b
Reno dalam situasi sulit. Ia ingin membuat hubungannya dengan Anggun membaik. Tanpa ada hal yang ditutupinya lagi. Tetapi, akankah Anggun memaafkannya?Pria berkulit putih dengan wajah sendu itu akhirnya pasrah. Ia ingin memperbaiki segalanya. Kehadiran banyak wanita dalam hidupnya, bukanlah yang ia inginkan."Anggun, apa sebenarnya kamu mencintaiku?" tanya Reno."Kamu belum menjawab pertanyaan aku, kamu buat apa mengambil uang perusahaan? Apa untuk membiayai kehidupan wanita-wanita ini?" pekik Anggun.Reno menunduk. Ia memang salah. Tapi, biarkanlah ia menanggung semuanya sendiri. Tanpa ada orang lain yang terlibat dalam permasalahan ini."Aku yang salah, Anggun, maafkan aku," ucap Reno lirih. Ia menunduk, pasrah akan keputusan Anggun."Sudah berapa banyak uang yang kamu ambil?" cecar Anggun."To-tal keseluruhannya ... 2 Mil
Pras keluar dari ruang dokter dengan wajah sedih. Jalannya pun melambat seperti tidak ada semangat. Entah apa yang sudah dibicarakan dokter padanya.Saat mendekat ke arah Nindya dan Sara, timbul pertanyaan dibenak kedua adik sepupunya itu."Apa yang terjadi, Mas?" tanya Nindya dengan wajah cemas."Keadaan Ibu baik-baik aja kan, Mas?" cecar Nindya.Pras hanya diam. Bibirnya kelu tidak tahu harus berbicara apalagi. Ada perasaan sedih, tetapi ia memang harus mengungkapkan semuanya. Nindya dan Sara memang harus tahu keadaan yang sebenarnya."Ibu kalian—""Maaf, Mas, pasien kritis. Beliau mau ketemu dengan anak-anaknya," ucap sang perawat dengan tergesa.Nindya dan Sara bersama Pras langsung masuk ke dalam ruangan berlari dan mendekat sang Ibu yang terlihat sudah sangat lemah."Bu, maafin Nindya ya, Bu .
Pras dan Reno mulai merasakan kecemasan dan ketakutan. Ia tidak bisa menerka apa yang akan dilakukan Anggun pada keduanya. Anggun memang terlihat sangat tenang. Bahkan ia tidak marah apalagi mengamuk layaknya istri yang mengetahui suaminya berselingkuh. Bahkan tidak sedikit yang membuat video dan men-share ke sosial medianya demi kepuasan membalaskan sakit hatinya.Namun, Anggun wanita yang elegan dan berkelas. Ia tidak akan pernah menjatuhkan harga dirinya di depan publik demi membuat hatinya puas. Anggun punya cara tersendiri membalaskan sakit hatinya."Reno, ini semua gara-gara kamu. Kalau aja kamu bisa setia, nggak akan begini kejadiannya," gerutu Pras karena khawatir nasib keluarga dan karirnya."Awas ya. Kalau sampai Anggun melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan aku dan keluarga. Lu tanggung akibatnya. Gue nggak akan diam gitu aja!" ancam Pras membuat Reno semakin terpojok.
Malam itu rumah Nindya dan Sara begitu gaduh oleh kedatangan para warga yang mengira jika Nindya membiarkan seorang pemuda asing menginap di rumahnya."Apa, suami?" tanya seorang warga syok dan menahan malu."Jadi ini suaminya Mbak Nindya?" tanya warga lainnya untuk memastikan."Saya Reno, Pak, Bu. Saya baru datang dari Jakarta. Kami memang bekerja dan tinggal di Jakarta," ucap Reno memperkenalkan dirinya.Semua warga pun menahan malu. Saling menyalahkan satu sama lainnya. Hingga akhirnya beberapa warga mewakili dan meminta maaf pada Nindya, Sara dan Reno."Sekali lagi, kami minta maaf ya. Maaf jika menganggu kenyamanan kalian. Baiklah, kami permisi dulu. Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."Akhirnya para warga pun pulang meninggalkan kediaman Nindya. Nindya dan Reno akhirnya bisa bernapas lega. Namun, sepertinya Sara semakin
Wajah Reno seketika memucat. Belum tuntas kepanikannya dengan cecaran sang Mama, Reno dibuat pusing dengan kehadiran seorang wanita yang ....[Reno, Reno, kamu masih dengar Mama nggak? Jawab, Reno! Kamu di mana?]"Kamu kok bisa tahu aku di sini?" tanya Reno dengan wajah panik.[Hallo, Reno!][Ma, aku belum bisa menjelaskan apapun. Nanti aku hubungi Mama lagi ya kalau keadaannya udah memungkinkan.Assalamualaikum.][Wa'alaikumsalam ....]Setelah mematikan ponselnya Mam Reno itu mencoba membujuk Halimah untuk tetap bertahan menjadi istri Reno. Ia berjanji akan membicarakan semua masalah ini dengan baik."Maaf, Ma, Pa. Keputusan Ima sudah bulat. Ima akan tetap meminta Mas Reno menjatuhkan talak," ucap Halimah tegas. Ia nggak mau lagi terlibat dalam drama cinta yang sudah Reno ciptakan."Aku nggak perlu mencer
Sara meradang ketika mendengar Reno menjatuhi talak pada.Nindya di saat kondisi sang kakak baru saja tersadar. Bahkan di saat keadaannya masih sangat lemah."Mas, Mas nggak bisa dong seenaknya begini menceraikan Mbak Nindya begitu aja. Punya hati nggak sih?!" pekik Sara yang langsung bangkit dari tempat duduknya."Kamu itu anak kecil. Nggak usah ikut campur urusan orang dewasa," celetuk Anggun."Ih, Kakak juga nih. Punya hati nggak sih sebagai sesama perem—""Heh,diam kamu! Sebelum kamu bicara gitu, tanya ke Kakakmu dulu, dia punya hati nggak? Ketika berhubungan dengan suami saya? Coba kamu tanya!" hardik Anggun yang meradang ketika Sara mencapnya sebagai wanita tak berperasaan."Sara, udah. Mbak ikhlas. Ini memang salahnya Mbak. Mas, Mbak, maafkan saya. Saya ikhlas kamu ceraikan, Mas," ucap Nindya lirih dengan pandangan nanar yang terlihat masih lemah.
Halimah mantap dengan keputusannya. Ia meminta talak cerai dari Reno. Baginya pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan. Reno sudah banyak menyakiti banyak wanita. Sudah banyak membohonginya.Terlebih kebaikan Anggun, membuatnya merasa bersalah karena hadir ditengah pernikahan mereka.Akhirnya, Reno dan Halimah kembali bertemu. Di depan kedua orang tua Reno dan juga Anggun, Halimah meminta Reno menjatuhinya talak."Mas, karena kita menikah secara siri, aku minta kamu menjatuhi aku talak, Mas. Aku hanya ingin hidup tenang bersama anak-anakku," ucap Halimah mantap menatap Reno dan sesekali melirik ke arah Anggun."Cerai?""Nggak mungkin, Halimah. Kamu itu sedang mengandung. Aku nggak boleh menjatuhi kamu talak," sahut Reno."Reno, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai Halimah meminta cerai begini? Kamu tahu kan, kedua orang tuanya mengamanahkan pa