Kabar tentang kematian Clara, putri bungsu Reno dari Halimah sampai juga di telinga Reno yang masih harus menjalani hukumannya di dalam hotel prodeo.
Anggun menghubungi seorang kerabatnya untuk membantu agar Reno bisa melihat pemakaman sang putri. Untuk yang terakhir kalinya, ia memeluk gadis mungilnya itu.Pagi itu, ditemani seorang kerabat, Luthfi dan Pras mendatangi Reno di penjara. Setelah melalui proses perdebatan alot, Reno akhirnya diijinkan pergi ke pemakaman Clara dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi."Terimakasih atas bantuannya, Pak," ucap Luthfi pada seorang aparat."Sama-sama."Ditemani 2 anggota, Reno masuk ke dalam mobil polisi mengikuti mobil Pras dan Luthfi yang langsung menuju pemakaman, karena Anggun dibantu beberapa kerabat sudah mempersiapkan semuanya.Sesampainya di pemakaman, Reno berjalan lemah. Tubuhnya seolah tak menapak. Ada begitu banyak penyesalan.BeFlashback"Maafkan aku Syafa, mulai malam ini ku jatuhi kamu talak 1. Maafkan aku, aku tidak ingin dianggap anak yang durhaka sama Mamiku. Aku akan selalu menyayangi kamu.Jaga diri kamu dan anak-anak kita ya."Rangga pun melangkah pergi. Meninggalkan Syafa begitu saja di tengah derasnya hujan malam itu. Di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari rumah sederhana yang diberikan Rangga."Mas, aku nggak mau bercerai, Mas. Mas Rangga ...." jerit rintihan Syafa pun tidak menghentikan langkah Rangga.Rangga pun berat. Hatinya begitu menyayangi Syafa, apalagi ia sedang mengandung buah cintanya. Namun, Rangga juga tidak punya pilihan lain.Di dalam mobilnya, Rangga menangis histeris. Ingin berontak, tapi ia juga tidak punya pilihan lain. Saat mengetahui Syafa masih mengejarnya, Rangga pun langsung menyalakan mobil dan membawa mobilnya dengan sangat laju, tanpa memperdulikan Syafa sedikitpun."Mas Rangga ..
"Aku mau sama Mami, bukan sama Tante!" teriak Ghania histeris.Sejak kepergian Anggun, Ghania memang lebih rewel. Ia merindukan sang Mami yang sudah merawatnya sejak kecil. Walau Ghania sudah mau dekat dengan Nindya, tapi ia tetap butuh Anggun."Ghania, kamu sama Mama Nindya dulu ya, Nak. Mami kan lagi ada pekerjaan di luar, belum bisa balik. Nanti kalau ...." Belum usai Luthfi membujuk anak angkat Anggun itu, Ghania sudah histeris lagi. "Mami aku Mami Anggun. Dia bukan Mamaku," bentak Ghania sambil menunjuk ke arah Nindya yang sudah terduduk lemah menahan tangisnya."Ghania sayang, kamu nggak boleh gitu. Dia ....""Nggak!""Aku mau sama Mami Anggun," pekik Ghania terisak.Tangis Nindya pun pecah. Mencoba ikhlas jika Ghania belum bisa menyayanginya, tapi hati kecilnya pun perih menerima semua kenyataan ini."Nin, kamu sabar ya. Semua butuh waktu. Jangan diambil hati kata-
Cynthia akhirnya terjebak dalam permainannya sendiri. Dengan kepintaran Anggun, ia berhasil meyakinkan Romi untuk kembali ke Jakarta dan menekan Cynthia serta membawanya kembali ke Malaysia."Kamu nggak mau ngaku juga, Cynthia? Oke, kalau gitu aku akan ...." Belum usai, Cynthia pun sudah memotongnya."Oke, oke. Aku akan jelaskan semuanya," sergah Cynthia dengan wajah panik.Cynthia pun terpaksa menceritakan semuanya. Ia tidak mau mengambil resiko jika harus bercerai dari Romi. Terlebih Romi kini sudah sukses membangun bisnisnya sendiri."Gila kamu, Cynthia!" hardik Romi begitu mengetahui rencana jahat istrinya dan Reno."Mas, dengarkan aku. Tolong kasih aku waktu menjelaskan semuanya. A-aku ....""Kamu pikir, setelah semua pengkhianatan kamu kali ini, aku bisa memaafkanmu?" pekik Romi yang terlanjur kecewa."Anggun, aku sudah jelaskan semuanya. Tolong bantu aku agar Romi tidak menceraik
Desi yang tidak terima ketika Cynthia menghardik Maminya pun langsung mengusir kakak iparnya itu di tengah malam, tanpa rasa kasihan."Des, aku minta maaf. Mami, maafkan aku ...." pinta Cynthia memelas."Pergi kamu dari sini. Mas, tolong usir dia. Aku enggak mau dia menyakiti Mami. Cepat pergi!" hardik Desi.Kedua orang tuanya bahkan tidak bisa mencegah Desi mengusir Cynthia. Romi akhirnya memesan taksi online untuk mengantarkan Cynthia pulang hingga Jakarta."Mas, kamu jahat!" pekik Cynthia terisak."Aku jahat? Kamu nggak sadar apa ya? Apa yang kamu lakukan padaku. Pada Mami, itu lebih kejam," hardik Romi.Cynthia pun dipaksa masuk oleh suaminya itu dan setelah Romi memberikan sejumlah uang, supir taksi itupun langsung meluncur meninggalkan kediaman orang tua Romi itu.Romi pun kembali masuk ke rumahnya dan menenangkan kedua orang tuanya dan sang adik."Mas, Mas. Lebih ba
Hari-hari Nindya di Jakarta hanya tinggal hitungan jam saja. Hari ini, tengah malam nanti Nindya akan berangkat menuju Dubai, memulai hidupnya yang baru. Demi kebahagiaan Ghania, ia rela menahan perihnya sendiri."Nindya, apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Anggun memastikan hari Nindya."InsyaAllah," jawab Nindya tegas.Anggun tahu, Nindya merasa Ghania jauh menyayanginya daripada dia yang sudah melahirkan sang putri. Namun, Anggun justru khawatir jika hubungan ibu dan anak itu akan semakin jauh ketika Nindya memilih pergi ke Dubai.ssasa"Apsakah alasanmu karena Ghania ....""Anggun, aku percaya ikatan Ibu dan anak itu sangat kuat. Jadi kamu nggak perlu merasa jika kepergianku karena Ghania lebih menyayangi kamu. Kamu pantas kok mendapatkan cintanya," ujar Nindya tersenyum."Sudah kubilang, ini masalah ekonomi, tidak lebih," sambungnya.Nindya dan Anggun akhirnya berpelukan
Sejak kepergian Nindya, Sara pun tinggal di kediaman Anggun bersama Luthfi demi menemani Ghania. Sang keponakan yang harus kehilangan kasih sayang ibu kandungnya."Andai bukan karena Ghania, aku enggan di rumah ini," gumam Sara.Sikap Anggun memang begitu baik menerimanya, begitupun dengan Luthfi. Namun, rasa risih itu timbul ketika beberapa kesempatan Luthfi terlihat mendekatinya.Suatu malam, ketika Anggun belum pulang ke rumahnya, Sara diminta menemani di balkon atas. Dengan terpaksa, Sara pun menemani Luthfi berbincang santai ditemani segelas kopi hangat dan cemilan yang dibuatnya."Sara, kamu sudah punya pacar?" tanya Luthfi membuat Sara kaget."Memangnya kenapa, Mas?" sahut Sara."Kalau belum, kamu mau enggak, jadi pacarnya Mas? Ya, tanpa sepengetahuan Anggun?" bujuk Luthfi dengan tatapan menggoda."Gila! Dia pikir aku perempuan apaan? Jangan samakan aku dan Mbak Nindya yang polos
Sara yang baru saja kembali dari olahraga paginya pun dibuat terkejut ketika mendengar pembicaraan Anggun dan Luthfi. Adik satu-satunya Nindya itu cemas karena semalam dia mengalami mimpi yang aneh, sama seperti Anggun.Sara pun mulai bercerita tentang mimpinya. Anggun pun syok mendengarnya. Aneh. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nindya. Bahkan hingga saat ini, tidak ada satupun chat maupun telepon yang direspon Nindya.Saat semua sedang cemas, Pras pun datang dengan membawa sejuta rasa penasaran. Sama seperti Anggun dan Sara, Pras pun merasakan mimpi yang sama."Jadi kamu mimpi juga, Pras?!" tanya Anggun. cemas."Iya," sahut Pras mengangguk.Anggun, Luthfi serta Pras dan Nindya dibuat cemas. Sara pun menangis. Ia memohon pada Anggun untuk terus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Nindya di negeri orang."Ah! Dari awal kan aku sudah nggak setuju. Aku ragu jika Nindya ...." gerutu Pras.
Desi yang tahu persis bagaimana karakter mantan iparnya itu enggan memaafkan Cynthia. Ia yakin jika wanita itu masih sama seperti dulu. Perempuan licik yang rela melakukan apapun demi tetap hidup dalam kekayaan."Aku nggak yakin, kamu sudah berubah. Kamu mengemis seperti ini karena Mas Romi sudah memiliki segalanya. Gimana kalau abangku ini hidup susah seperti dulu? Aku yakin, kamu akan membuangnya bak sampah!" pekik Desi. Desi pun mengusir Cynthia dengan kasar."Desi, aku mohon sama kamu. Please, maafkan aku, Des ...." rintih Cynthia dengan derai airmatanya."Pergi kamu, pergi!" bentak adik Romi itu. Desi memang begitu dendam pada mantan iparnya itu. Desi ingat betul, bagaimana dulu Romi diinjak harga dirinya, diselingkuhi berulangkali dengan Reno di saat Romi sedang terpuruk dalam ekonominya."Desi, tunggu!" cegah Romi.Romi pun menarik Cynthia. Ia menolong mantan istrinya itu agar bisa berdiri setelah