Share

Surat Pinangan Mbak Hayyina

Sedikit ragu, Yuka mengayunkan langkah menuju pintu gerbang. Membukanya perlahan-lahan sambil terus merapikan pemikiran dan perasaan yang kian berantakan. Duh, tak lain dan tak bukan yang menjadi beban pemikirannya saat ini hanyalah Prameswari. Ya, walaupun dia sudah mulai bisa menyadari bahwa dalam setiap perjuangan  dan sepak terbang akan selalu ada tantangan. Bahkan, halang rintang. 

"Mari Mas, Mbak?" sapa Yuka setelah pintu gerbang terbuka lebar, "Silakan masuk enggg silakan duduk di bangku tamu. Sebentar, saya ajak Wari ke sini dulu, ya?"

"Ya, makasih ya Dek Yuka?" kata Mas Eiden dengan lembut dan sopan, gaya khas pembawaan dirinya.

Yuka hanya mengangguk lalu memutar badan, kembali mendekati Prameswari yang terlihat semakin gelisah. Yuka bisa memaklumi kegelis

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status