Share

48 Kunci dari Masa Lalu

"Mas, sepertinya Mayang ngikuti kita sampai sini," ucapku saat Mas Huda mendekati ranjang dan rebahan di sebelahku. Dia menoleh, menatapku lekat seolah ingin mendengar kembali kalimat yang baru saja terucap dari bibirku.

"Iya, Mas. Aku lihat Mayang tadi siang. Dia pakai mobil merah dan berhenti di depan rumah Mbak Sri. Kulihat dia dari rumah Budhe Narni. Meski matanya tertutup kaca mata hitam dan pakai masker segala, tapi aku yakin sekali kalau itu Mayang. Secinta itukah dia sama kamu sampai mencari tempat tinggal kita di sini?"

Mas Huda menggeleng pelan. Dia masih tak percaya jika itu memang Mayang. Bodohnya aku tak memotret dia saat membuka jendela mobilnya tadi. Jadi, aku nggak bisa ngasih bukti apa-apa ke Mas Huda kalau yang kulihat itu memang Mayang.

"Dia kembali sering menghubungi Mas itu baru tiga bulan terakhir, Sayang. Itu pun karena Mas kirim pesan dia duluan dari medsosnya. Minta nomor rekening Om Burhan, karena memang baru tahu kalau Om Burhan masih butuh banyak biaya untu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status