Share

Selalu terluka

'Tania lagi. Lagi-lagi Tania. Selalu saja Tania yang jadi kebanggaan mereka. Padahal orangnya sudah mati'. Geram Hani dalam hati. 

Selalu saja seperti itu. Sejak kecil ia bahkan tidak pernah merasa memiliki hidupnya sendiri, ia harus terus hidup dalam bayang-bayang sang kakak. Selalu dibanding-bandingkan. Apapun yang dilakukannya selalu salah di mata orang tuanya. 

"Maaf, Yah. Tidak bisakah jangan terus membandingkan aku dengan Mbak Tania? Tidak tahukah Ayah kalau aku terluka setiap kali Ayah membandingkan kami? Bukankah aku juga manusia yang punya hati dan pemikiran sendiri?" Hani memberanikan diri mengungkapkan apa yang jadi uneg-unegnya selama ini dengan suara bergetar. 

"Pada kenyataanya memang seperti itu, kamu tidak pernah melakukan hal benar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status