Zoe panik, ia tak bisa mengabaikannya saat ia ditolak. Dengan cepat ia berlutut di hadapan Kakek Ling “Angkat aku jadi muridmu guru.” Zoe yang berharap jika Kakek ling mau mengubah pemikirannya.Zoe benar-benar menyesal. Ia tak pernah menyangka jika orang yang menawarinya untuk jadi murid adalah orang yang sedang ia cari.“Kenapa sekarang kau inginkan itu?” tanya Kakek Ling melihat keseriusan yang ditunjukkan oleh Zoe, mengingat segala kemarin iya benar-benar menolak tawaran untuk menjadi muridnya. Kali ini yang melihat saya benar-benar ingin berlatih pedang tersebut, membuat kakek Ling juga tak bisa mengabaikannya.“Karena saya sudah tahu, jika kakek adalah orang yang ku cari,” jawab Zoe yang masih terus berlutut meminta agar kakek Ling mau mengangkat dirinya sebagai murid. Tetaplah sia-sianya perjalanan ini jika dia tidak bisa mengambil hati kakak Ling bahkan tidak bisa berarti pedang di sana. Cara tujuannya untuk naik ke bukit asap adalah bisa berlatih dan juga mendapatkan kitab
Zoe sudah bersiap penu semangat. Melihat Azil yang juga tak mau. Kalah. Dengan sarata yang di berikan oleh kakek Ling jelas hal itu membuat Zoe tak bisa menghindari pertarungan.Zoe mulai menyerang lebih dulu, ia terus berusaha untuk bisa mengalahkan Azil, tapi sayang Azil begitu hebat hingga membuatnya kualahan.“Kau hebat aku salut,” ucap Zoe terus berusaha melawan Azil sesuai dengan yang diperintahkan oleh kakek Ling. Karena Zoe m jadi murid sang Kakak di mana dia ingin belajar tentang ilmu pedang kedua titik sesuai dengan apa yang dikatakan oleh gurunya.Karena jangan menyempurnakan ilmu gudang langit kedua ia akan lebih hebat lagi, sebelum dia mulai melakukan balas dendamnya. Zoe juga tidak menyangka jika dia harus melawan Azil, yang merupakan tempat perjalanannya di mana hal itu jelas membuat Ia juga merasa kesulitan titik iya dari awal mengetahui kekuatan hasil yang begitu hebat dan luar biasa.“Jangan banyak bicara kalahkan dulu aku,” kata Azil memperingati saya untuk tidak
Pertarungan sampai malam yang melelahkan. Zoe berusaha untuk menang nyatanya tidak bisa. Ia masih terus berusaha untuk melampaui Azil. Tapi ternyata Azil lebih banyak pengalaman daripada dirinya.“Aku menyerah,” ucap Zoe yang sudah mencapai batas, jika diteruskan jelas ia akan pingsan. Sudah lama Zoe berusaha untuk mengendalikan kekuatannya.Semakin Zoe kelelahan hal itu akan membuat dirinya pingsan, ia tidak mau menjadi beban titik apalagi itu merupakan kelemahan terbesar di dunia. Maka untuk menjaga agar Zoe tidak pingsan sampai batas kekuatan tertentu, ia berusaha untuk berhenti dan tidak melanjutkan pertandingan tersebut. Meskipun apa yang disampaikan oleh kakek Ling untuk menentukan siapa yang menang. Tapi tetap saja Zoe tidak bisa memaksakan tubuhnya.“Yang benar saja, kau masih bisa bergerak,” kata Azil yang melihat Zoe sepertinya masih memiliki kekuatan yang besar. Azil tidak menyangka jika Zoe menyerah begitu saja, saat dirinya juga sudah merasa kelelahan. di sanalah dia ju
Melihat itu Azil menyadari sesuatu, seperti ada yang di sembunyikan Zoe. Ia Bahakan tak mau bercerita alasannya tidak bisa bertahan dalam waktu lama.Apalagi mengingat Zoe yang selalu tampil habt dengan kekuatan sempurna ternyata memiliki hal yang di sembunyikan. Azil yang terus bersama dengan Zoe dalam beberapa hari jelas menyadari ada yang aneh.“Kenapa kau menghindar?” tanya Azil saat mereka sedang istirahat. Setelah apa yang dilakukan Zoe tadi sore.Rasa penasaran Azil tak membuat ia berhenti sampai bisa, maka dia ingin bertanya lebih jauh lagi. Dan terus mengikuti Zoe ia ingin tahu kebenarannya.Zoe jelas suara saya tidak coba dengan apa yang diinginkan oleh Azil, ia lagi dari persahabatan tersebut agar tidak dibahas lagi. Tapi sepertinya Azil benar-benar ingin tahu kondisi siswa yang sebenarnya. Jadi terpaksa Zoe harus menghindari percakapan tersebut coba Ia tidak menjawab dan mencoba untuk bersikap biasa saja agar orang lain tidak surjan dengan kondisinya.“Aku, tidak,” jawab
“Apa kalian masih tidur jam segini!” seru Kakek Ling membuat sayur aseel kaget keduanya bahwa dengan tergesa-gesa ia tak menyangka pagi hari yang masih terasa begitu dingin, harus bangun untuk mengikuti latihan yang sudah disiapkan oleh Kakek Ling.Zoe segera bangkit diikuti Azil yang bergegas langsung keluar. Melihat Kakek Ling yang sudah berada diluar di pagi hari padahal cuaca yang begitu dingin.“Dingin sekali, tulang ku ngilu,” kata Zoe yang tidak terbiasa dengan udara di pegunungan yang benar-benar membuatnya sulit untuk bergerak dan bernafas.Dingin yang menyerang sumsum tulang. Jelas membuat Zoe tak nyaman. Kalau bukan karena latihan bersama Kakek Ling mungkin ia tak akan mengabaikan apapun yang terjadi di sana.Tapi demi latihan ia bangun pagi untuk berlatih saat udara yang begitu dingin menyiksa tubuhnya. Ia berusaha untuk bertahan agar tidak terlihat lemah apalagi tertinggal dari Azil.Maka kini ia berusaha sebisa mungkin untuk bisa menguasai kekuatannya. Udara dingin tak m
Zoe adalah seorangi pemula dalam seni energi tenaga dalam. Setiap pagi, dia menyisihkan waktu untuk berlatih dan memperkuat kemampuannya. Sesuai dengan instruksi dari yang Kakek Ling ajarkan. Zoe bangun lebih awal dari biasanya, disambut oleh cahaya matahari pagi yang lembut menembus jendela kamarnya. Dengan semangat yang baru, dia memulai ritual pagi dengan beberapa menit meditasi untuk menenangkan pikiran dan menyelaraskan energinya. Setelah meditasi, Zoe memulai pemanasan energi. Dia berdiri tegak di tengah ruangan, menutup matanya, dan menggosokkan kedua tangannya dengan cepat. Gerakan ini tidak hanya menghangatkan tangannya tetapi juga membangkitkan aliran energi dalam tubuhnya. Setelah beberapa detik, dia merasakan panas yang menyenangkan di telapak tangannya. Dengan perlahan, Zoe mengangkat tangannya, menjauhkan mereka beberapa sentimeter dari tubuhnya. Dia bisa merasakan gelombang panas dan getaran halus yang memancar dari telapak tangannya. Ini adalah energi yang dia hasilk
Di atas bukit yang sunyi dan sejuk, Zoe dan Azil memulai latihan kekuatan tenaga dalam mereka. Mereka berdiri menghadap satu sama lain, mata mereka terfokus dan penuh konsentrasi. Latihan ini bukan sekadar pengujian fisik, tetapi juga uji ketenangan pikiran dan kekuatan batin. Zoe dan Azil berdiri dengan kaki sedikit terbuka, tangan di samping badan. Mereka mengatur napas mereka, menarik napas dalam-dalam melalui hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut. Mereka memejamkan mata sejenak, membayangkan energi dari bumi dan alam sekitar mengalir ke dalam tubuh mereka, menenangkan pikiran dan menguatkan batin. Zoe dan Azil memulai latihan beladiri mereka dengan melakukan pemanasan. Mereka tahu bahwa pemanasan sangat penting untuk menghindari cedera dan mempersiapkan tubuh mereka untuk latihan yang lebih intens. Mereka mulai dengan jogging ringan di sekitar lapangan selama lima menit, memastikan bahwa setiap otot mereka mulai terasa hangat. Setelah jogging, mereka melanjutkan deng
Setelah memberikan pujian atas perkembangan Zoe dan Azil, kakek Ling melanjutkan dengan memberikan instruksi baru untuk pemanasan energi yang akan mereka lakukan pada latihan selanjutnya. "Kalian telah melakukan pemanasan fisik dengan baik," kata kakek Ling dengan suara tenang. "Sekarang, kita akan fokus pada pemanasan energi, yang juga penting untuk latihan beladiri. Pemanasan ini membantu menyeimbangkan energi dalam tubuh kalian dan meningkatkan konsentrasi serta kekuatan batin." Zoe dan Azil mendengarkan dengan penuh perhatian. "Apa yang harus kami lakukan, kakek?" tanya Azil. Kakek Ling mengangguk dan mulai menjelaskan. "Pertama, kita akan melakukan teknik pernapasan yang disebut 'pernapasan perut'. Berdiri dengan kaki selebar bahu, rilekskan tubuh kalian. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, biarkan udara mengisi perut kalian, bukan dada. Rasakan perut kalian mengembang. Tahan sebentar, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Lakukan ini sebanyak lima kali." Zoe dan Azil men