Hai! Selamat malam semuanya! Maaf sangat terlambat rilisnya... semoga masih tetap bersabar menunggunya. Selamat beristirahat semuaya!!!
“Saya baru dapat informasi soal wanita yang menemui Nyonya tadi. Namanya Lani, dia adalah ... ART yang bekerja dengan Nona Serena.”Kalimat itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, hanya saja informasi tentang ART Serena … ini benar-benar berita yang baru dia dengar. Pasalnya sejak mereka berhubungan setahu Zayden dia selalu sendiri dalam apartemennya itu, tidak ada orang yang membantunya dalam hal bersih-bersih.“Sejak kapan? Maksudku sejak kapan dia bekerja dengan Serena?” tanya Zayden cepat.“Kalau dari data yang saya dapat, sejak lima tahun belakangan, tidak lama setelah kecelakaan itu terjadi.” Arsel berkata dengan suara mantap.“Saya akan mengirimkan laporan detailnya ke email, Anda, Tuan, dan kalau kupikir-pikir ini memang berkaitan dengan data yang kita selidiki tentang kecelakaan itu terjadi.” Arsel berkata dengan mantap.Mendengar hal itu, tangan Zayden terkepal makin keras. Semuanya seolah-olah menuntunnya pada secercah cahaya terang yang selama ini terasa serba membingun
Zayden kembali mengatupkan mulutnya, dia terlihat berpikir sesuatu. “Ay, katakan saja, bukankah ini akan lebih ringan kalau dibagi?” Alisha berkata dengan senyuman. Zayden menghela napas dalam dan berkata, “Aku belum mengambil kesimpulan, nanti tunggu kita selidiki masalah ini pelan-pelan,” jawab Zayden dengan mantap. Alisha mengangguk pelan. “Baiklah, tapi … menurutku apapun bentuk kecurigaanmu, jangan terlalu membebanimu.” Alisha berkata dengan senyum mengembangnya. “Iya, sekarang, apa kita pulang ke rumah atau …,” tanya Zayden pada Alisha. Alisha mendongak, pura-pura merenung, lalu berucap manja, “Mau honeymoon,” ujarnya sambil terkekeh. “Tentukan saja tempatnya, kamu mau kemana?” tanya Zayden langsung menanggapi serius. Alisha tertawa ringan. “Hei, aku bercanda. Seperti yang kubilang, selesaikan dulu urusan pekerjaanmu. Pelan-pelan aja. Lagi pula… kasihan Nariza kalau ditinggal terus. Nanti dia nggak ada temennya.” Zayden ikut tersenyum, tapi nada suaranya berubah saat men
Zayden mentap dalam ke arah Alisha, pun sama dengan yang dilakukan oleh Alisha, dia melihat suaminya dengan perasaan campur aduk. Dari semua ceritanya dan juga semua tekanan yang dialami pria itu berdasarkan pengalaman yang dilalui Alisha sendiri, jelas musuh Zayden tidak hanya keluarganya sendiri, tapi juga mungkin orang luar yang berusaha untuk menjatuhkannya.“Ay, kalau yang kamu katakan itu benar, lebih baik kamu bertemu dengan Serena, selesaikan dengan benar apa yang sebenarnya terjadi.” Saran yang keluar dari Alisha ini membuat Zayden menggeleng cepat, hal itu jelas membuat Alisha mengernyitkan keningnya heran.“Kenapa? Bukankah masalah itu untuk dihadapi? Kita harus bertanya langsung padanya, apa yang membuatnya sampai harus–”“Sayang,” potong Zayden cepat. “Aku tahu kamu tidak menginginkanku terlihat seperti seorang pengecut, tapi … tidakkah kamu berpikir kalau menghadapi orang semacam ini harus dengan siasat tersendiri?” Mendengar hal itu, Alisha cukup tersentak.Benar saja!
Beberapa saat sebelumnya. Gedung OWL, ruang kerja Zayden.Pria itu terlihat sangat bersemangat saat melihat pesan masuk dari istrinya, di mana saat ini dia cukup penat dengan pekerjaannya di depan komputer yang masih menganalisa data dan juga membuat breakdown target untuk ke depan dengan sisa-sisa pekerja yang masih loyal dengan perusahaan ini.Namun, dia cukup terkejut saat Alisha mengatakan kalau wanita yang ada dalam video rekaman tersebut adalah ibu dari Serena. Bukan tanpa sebab Zayden cukup terkejut dengan laporan istrinya itu, pasalnya, baru saja kemarin Arsel memberikan laporan terkait Serena padanya kalau orang tua Serena itu sudah meninggal. Sementara Ayahnya sudah lama pergi ke luar negeri dan tidak pernah kembali.Memang, saat berhubungan dengannya dulu, Zayden tidak pernah melihat ibunya, yang dia tahu dari laporan Anton saat itu adalah bahwa ibunya depresi dan dirawat intensif di rumah sakit jiwa. Beberapa kali Zayden ingin melihat ibunya ini, bermaksud untuk mengunjung
Satu kalimat yang keluar dari mulut Alisha membuat sebuah kelegaan yang tak terhingga untuk Zayden, dia benar-benar merasa ada harapan baru di dirinya untuk hubungan mereka berdua.“Terima kasih, terima kasih,” ucap Zayden nyaris tak terdengar dan membawa Alisha dalam pelukannya.Dekapan itu terasa sangat berbeda, cukup kuat seolah takut melepaskannya.“Hei, aku tidak bisa bernapas.” Alisha berkata sambil menggelitik pinggang Zayden agar pria itu melepaskannya.“Aku senang kamu bisa percaya padaku,” ucap Zayden sambil mengurai pelukannya dan melihat ke arah Alisha dengan mata yang cukup cerah.“Lagipula itu masa lalumu, kan? Yang kukhawatirkan dengan masa lalumu itu, kalau perasaanmu belum selesai, itu saja, tapi … kalau itu hanya rasa bersalah, rasanya aku tidak perlu terlalu berlebihan, kan?” Alisha berkata sambil sedikit memiringkan kepalanya melihat ke arah Zayden untuk memastikan.Pria itu mengangguk cepat. “Aku juga sedang menyelidiki kebenarannya, aku juga ingin tahu apa benar …
Dalam waktu yang lama Zayden benar-benar dalam keadaan terpuruk. Dan Martha tentu tidak menginginkan hal itu terjadi berlarut-larut pada putranya, semua usaha dia lakukan untuk menghibur Zayden, tetapi anaknya seolah memasang tembok tinggi untuk tidak masuk ke dalam urusan pribadinya.Sama halnya dengan Helena, dia tidak ingin membiarkan cucunya ini terpuruk terlalu jauh hanya karena urusan wanita! Dia sebenarnya sedikit merasa bersalah karena setelah bertemu dengannya kecelakaan itu terjadi begitu saja. Namun, semua itu di luar kendalinya. Dia tidak terlalu ambil hati dengan tuduhan Zayden yang mengatakan kalau dia dalang dari kejadian ini. Dia tahu kalau saat ini cucunya hanya diliputi rasa marah saja.Karenanya, Helena diam-diam mencoba mencari tahu semua dibalik kejadian ini, dia berusaha untuk mendapatkan bukti-bukti kuat agar Zayden bisa membuka mata dan hatinya kalau dia tidak terlibat dengan kecelakaan itu, dan sekaligus dia juga bisa membuktikan bahwa wanita bernama Serena itu