Share

Bab 74

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-08-23 09:08:34

Bagaimana Jannah lalu menangis dan dia yang tidak diizinkan masuk ke rumah Deon walau hanya untuk melihat keadaan Jannah saat itu.

Karena itu juga, Deon tidak pernah menyentuh Jannah lagi selama tujuh tahun pernikahannya.

“Kalau benar dugaanmu… aku tidak ingin tahu. Aku tidak sanggup melihatnya,” ucap Naila lirih, matanya berkaca-kaca. Ia melepaskan genggamannya pada gagang pintu dengan putus asa. “Lebih baik aku tunggu di bawah.”

Namun sebelum berbalik, dia berteriak ke daun pintu itu kembali, "Deon, perlakukan Jannah dengan baik! Jangan buat dia pingsan lagi! Kumohon!" suara Naila bergetar seiring langkahnya berbalik dan meninggalkan ruangan itu.

Afgan menatap punggung Naila yang menjauh dengan langkah tergesa, ada segurat iba di wajahnya. Ia paham perasaan Naila yang gundah dan penuh kekhawatiran. Jannah bisa pingsan kapan saja.

Ia menghela napas panjang, kemudian menurunkan tangannya dari pintu.

Naila duduk

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 203

    Tomy menyentuh dagunya lembut, memaksanya menatap lurus ke arahnya. “Biarkan aku di sisimu. Setidaknya... sampai aku bosan untuk menjamahmu.”“Kau ... ingin memanfaatkan aku lagi,” desis Bella, tapi suaranya kali ini tak lagi sekeras sebelumnya. Ada getar halus di sana, antara ketakutan dan kerinduan akan sentuhan manusia yang tulus. Bella merasa mulai masuk ke dalam perangkap laki-laki itu tapi dia tidak bisa keluar.Tomy tersenyum, lalu berdiri dan memeluk Bella erat, menempelkan kepala Bella di perutnya lalu mengelusnya lembut seperti sedang mengelus kucing.“Aku hanya ingin kamu menikmati masa muda yang bahagia... karena setiap inchi dari tubuhmu juga menginginkan itu.”Tomy menarik ujung handuknya dan membiarkan handuk itu jatuh ke lantai. "Aku mengharapkan kamu sudah mengerti apa yang kuinginkan saat ini."Bella menahan napasnya lalu mengikuti irama sentuhan laki-laki itu yang mulai menuntunnya kembali ke r

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 202

    Tomy hanya tersenyum tenang. Ia mendekat lalu duduk di samping Bella, tanpa meminta izin, tanpa rasa bersalah. Tangannya yang besar dan hangat terulur, menyentuh rambut Bella dengan lembut."Bukan mengancam, hanya berjaga-jaga... mana tahu kamu tidak mau bertanggung jawab."Bella menoleh, menatapnya dengan tatapan bingung, "bertanggung jawab?""Ya, kamu lari setelah membuatku jatuh hati... itu namanya tidak bertanggung jawab.""Lalu..."“Karena aku tahu kamu akan butuh aku lagi,” ujarnya, kembali mengelus ujung rambut Bella yang jatuh di bahunya. “Bukankah kamu tetap bisa berada di sisi Deon bila sudah memiliki seorang anak? Suamimu itu bahkan tidak perlu tahu anak siapa itu... dan kita tetap bisa bersama.”Bella membeku. Matanya membulat tak percaya. “Apa maksudmu?” suaranya bergetar, antara marah dan takut.Tomy menatapnya penuh percaya diri, bibirnya melengkung dalam senyum setengah. “Kamu

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 201

    Bab 201"Kita sama-sama suka, bukan?"Bella menoleh ke arah lain dengan mata yang sudah terisi penuh air mata. Dia tidak boleh menangis di hadapan pria itu."Aku menunggumu jam lima sore, mandilah supaya wangi ya?"Usai mengatakan itu, Tomy membuka pintu dan melambaikan tangan.Di dalam kamar, Bella berlutut di lantai lalu menangis sepuas-puasnya. Menjerit dan mulai membanting semua barang yang mudah pecah.Para pelayan merasa aneh dan bingung mendengar keributan yang ada di dalam kamar majikannya, tetapi tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena mereka tidak ingin menjadi sasaran empuk kemarahan perempuan itu.***Jam lima sore, tepat ketika Bella turun dari taksi, ia berdiri di depan pintu rumah Tomy dan menelusuri rumah yang sederhana lalu merasa jijik."Kau tidak kaya, walau tampan dan kemampuanmu di atas ranjang cukup baik, itu tidak akan membuatku menjadi milikmu," gumamnya setengah berbisik."Aku mau

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 200

    Bab 200Bella menunduk, memainkan ujung selimut di pangkuannya dengan canggung. “Aku hanya… banyak pikiran.”Tommy mencondongkan tubuh sedikit ke depan. “Tentang Deon?”Bella mengangkat wajahnya pelan, matanya berkaca-kaca. “Tomy, jangan mulai… Hubungan kita, maksudku, semalam adalah... kesalahan.”“Kesalahan?” tanyanya cepat. “Aku bisa melihatnya dari caramu menahan napas setiap kali menciumku dan tubuhmu bergetar hebat saat aku menyentuhmu, apakah itu kesalahan yang disengaja?"Hening.Suara detik jam dinding terdengar begitu jelas di tengah udara yang menegang itu.Bella memejamkan mata. “Aku tahu aku salah. Tapi aku tidak tahu lagi harus menjelaskan kepadamu. Hubungan ini tidak seharusnya terjadi. Aku punya keluarga dan..."Tomy menatapnya lebih lekat lalu meraih dagunya sehingga tatapan mereka menyatu. “Kamu merasa bersalah... Mungkin karena ka

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 199

    Deon memang pendiam, namun dia sering melirik istrinya dalam hening. Atau saat Jannah tidur, dia ingin menyentuhnya, menciumnya, namun dia harus membatasi diri karena dia sadar rapuhnya tubuh sang istri. Ia sudah lama menahan banyak hal, terlalu banyak hal yang tak bisa ia ucapkan.Saat ini, semua hampir hancur. Alfie yang mendadak menjadi pendiam dan Bella yang gila-gilaan belanja serta tidak pulang semalam sehingga menjadi sakit hari ini.Bella duduk di sofa dengan tubuh terbungkus selimut, berusaha tersenyum walau wajahnya tampak pucat. Tubuhnya terasa remuk bukan karena penyakit, tetapi karena pria semalam menyiksanya berulang kali di atas ranjang yang hanya diketahui oleh mereka berdua.“Deon, kamu tidak usah terlalu khawatir. Alfie anak kuat, dia akan cepat sembuh.”Deon menoleh, menatap Bella sejenak, lalu tersenyum tipis. “Kamu sendiri bagaimana? Sudah baikan? Aku lihat kamu agak lesu dan masih pucat.”Bella buru-buru menunduk, menutupi kec

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 198

    “Baik,” katanya perlahan tapi mantap, “kalau itu maumu, aku akan membawanya pulang sekarang juga.”Bella membeku di tempat. Ia tak menyangka kalimat itu benar-benar keluar dari bibir pria itu.“Deon…”Namun Deon sudah mengambil kunci mobil dan melangkah tanpa menoleh. Tatapan matanya menusuk, dan setiap langkah yang menjauh dari rumah itu terdengar seperti cambuk yang memukul dada Bella.Pintu tertutup keras.Bella terdiam beberapa detik, menatap ruang makan yang kini kosong, hanya menyisakan suara detak jam yang lambat tapi menusuk.Tangan Bella gemetar. Bukan karena marah, tapi karena sadar, ia baru saja menyalakan api yang mungkin akan membakar dirinya sendiri.Ia mencoba menenangkan napasnya, tapi dada itu terasa sesak. Tatapan Deon sebelum pergi, dingin dan pasti, membuatnya takut, takut bahwa kali ini pria itu sungguh akan melakukan apa yang ia katakan.Dan kalau De

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status