Share

Bab 81

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-08-26 10:08:57

Begitu pintu utama dibuka, pandangannya langsung tertuju pada ruang tengah.

Di sana, Jannah masih berada di atas matras yoga. Wajahnya sedikit memerah, tubuhnya berkeringat, napasnya terengah-engah usai sesi olahraga barusan. Rambutnya tergerai lepas, sebagian menempel pada pelipis karena keringat. Pemandangan itu memukul kesadaran Deon dengan dua rasa sekaligus: rindu dan cemburu.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Deon melangkah cepat.

“Deon—” Dokter Afgan segera berdiri, namun sebelum ia sempat mendekat, tatapan Deon menembusnya dingin. Tatapan itu penuh ancaman dan… kepemilikan.

“Kamu cukup sampai sini, Dokter,” ucap Deon pelan, tapi tegas.

Afgan ingin membuka suara lagi, tapi Dokter Amelia lebih cepat menahan lengannya. “Biarkan saja dulu,” bisiknya, merasakan hawa panas di sekitar Deon.

Naila, yang memegang handuk bersih untuk Jannah, hendak maju namun langkahnya juga terhenti begitu Deon m

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Goez Titatar Sunda
aku suka cara cemburu deon memang wanita butuh di cemburui seperti itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 355

    Ia hanya menatap lurus ke depan, matanya basah namun wajahnya dingin. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar mengerti sesuatu—cinta yang melukai, bukan cinta. Itu hanyalah keinginan untuk memiliki."Perempuan ini, dia berlari kepadaku dengan menawarkan semua kelembutan yang ingin aku miliki sebagai pria dewasa. Lihatlah dirinya yang begitu cantik. Dengan status sebagai istri orang, dia merayuku. Membuatku percaya bahwa ia ingin meninggalkan dan bercerai dengan suaminya yang gila kerjaan dan sibuk berselingkuh dengan asistennya, Bella.""Tidak, kau omong kosong." Deon berdiri dan memekik dengan marah.Hakim mengetukkan palu.“Diam. Pengunjung yang menganggu area persidangan akan diusir keluar secara tidak hormat!"Hening. Deon duduk kembali dengan telinga yang masih terasa panas."Pengadilan akan mempertimbangkan semua pernyataan.”Vonis dijatuhkan dua minggu kemudian.Ruang sidang kembali penuh.Media me

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 354

    Deon menarik napas lalu menggendong Jannah sehingga ia kembali dibaringkan ke atas ranjang. Deon duduk di atas ranjang lalu mulai bercerita."Cahyo patah kakinya, Naila mengalami persalinan dini tapi ibu dan anak sehat, sementara Vincent, paling parah dari semuanya. Ia sempat melawan anjing-anjing ganas itu sendirian. Dia baru selesai menjalani operasi bedah karena divonis geger otak ringan.""Vincent, menyelamatkanku dan Afgan memukul kepalanya sampai dia pingsan sebelum diseret ke kandang anjing," sahut Jannah dengan suara serak."Hmm, aku pasti tidak akan melupakan jasa Vincent dalam menyelamatkanmu, tapi saat ini, aku punya urusan penting bersamamu," ucap Deon lalu bergerak mendekati Jannah."K-kau, mau apa?""Menciummu, istriku. Aku sudah merindukanmu terlalu lama..."Sebuah ciuman yang lama dan hangat membuat kedua insan itu seolah sedang terbang ke dunia lain yang indah.Jannah melingkarkan tangannya di leher Deon dan menerima

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 353

    Beberapa saat kemudian, bantuan dari polisi setempat dan ambulance sudah tiba untuk memberikan pertolongan.Semua korban sudah berhasil ditemukan walau dengan luka yang cukup banyak. Di antara semua itu, hanya Amara yang tidak memiliki luka apa pun di tubuhnya.Gadis mungil itu masih tertawa dengan riang dan bermain dengan bonekanya saat ditemukan, sementara Vincent mengalami luka yang paling banyak dan parah karena sempat melawan segerombolan anjing peliharaan Afgan sebagai bentuk mempertahankan dirinya sendiri.Semua diantar ke rumah sakit dengan menaiki ambulance. Jannah ditempatkan di sebuah kamar khusus untuk pasien VIP, tentunya dengan perawatan penuh dan pengawalan yang ketat di depan kamar.Beberapa saat kemudian, ia duduk di atas ranjang, memeluk dirinya sendiri. Masih berusaha merangkai semua peristiwa yang baru saja terjadi.Amara tertidur di ranjang kecil di sampingnya. Nafas putrinya teratur, damai, seolah dunia tak pernah mencoba menc

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 352

    Sopir itu ikut bergerak, cepat dan presisi, memotong setiap upaya Afgan untuk bangkit. Satu tendangan menyapu kaki, satu pukulan mengunci bahu. Tidak ada kata-kata. Tidak ada ampun. Hanya bunyi napas berat dan dentuman tulang bertemu logam."Aarghh!"Afgan mencoba tertawa tertawa yang patah dan gila. “Kalian… pikir… ini selesai…?”"Kau hanya pengecut yang berani menyerang berdua dengan lawan tanpa senjata!"Cuih!Afgan membuang ludahnya yang sudah bercampur darah ke lantai dan menatap tajam ke arah Deon.Tatapan menantang yang membuat kemarahan Deon semakin menjadi-jadi."Ayo, pukul lagi, kalian pengecut!"Deon tidak menjawab. Matanya kosong, rahangnya mengeras. Ia mengangkat tongkat itu sekali lagi, seluruh tubuhnya gemetar, bukan karena ragu, melainkan karena menahan sakit yang menjalar dari kakinya hingga kepala. Namun ia tetap mengayunkannya.Tongkat bisbol yang sudah bercampur

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 351

    Air menetes dari rambutnya, dingin menusuk kulit, tapi yang membuatnya gemetar bukan suhu air yang menyengat dinginnya, melainkan tatapan Afgan yang lapar dan tidak terkendali.Tubuh Jannah basah dan lekuk tubuhnya tercetak dengan jelas.“Afgan… jangan,” suaranya bergetar. “Ini salah. Tolong berhenti.”Pria itu tidak mendengar. Atau tidak mau peduli ocehan peempuan itu sama sekali.Ia meraih pergelangan tangan Jannah. Cengkeramannya keras, menyakitkan. Jannah tersentak, lalu panik menguasai seluruh tubuhnya ia berteriak sekuat tenaga.“TOLOOONG!”"MMpphhhh!"Afgan sudah menutup bibirnya dengan ciuman paksa yang kasar. Tangan kasarnya menekan pinggang Jannah dan sebelah tangannya lagi menahan tengkuk lehernya sehingga Jannah tidak berkutik.Tapi suara teriakan singkat itu berhasil memantul di lorong-lorong batu, pecah, nyaring, penuh ketakutan.Di sisi gedung yang lain, langkah D

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 350

    Kedua orang itu masuk ke dalam.Pintu kaca berat didorong dengan satu hentakan bahu. Begitu terbuka, aroma lembap dan dingin langsung menyergap, bercampur bau logam dan wewangian menyengat yang membuat kepala Deon kembali berdenyut.Kesadarannya belum pulih secara keseluruhan.Lorong utama di hadapan mereka terbentang panjang, lampu-lampu temaram menyala setengah hati, seakan gedung dengan interior kuno itu sendiri enggan memperlihatkan apa yang disembunyikannya.Belum sempat Deon melangkah lebih jauh, dua penjaga muncul dari balik pilar marmer.“HEY—”Kalimat itu tidak pernah selesai.*BUGH!*Tongkat baseball di tangan sopir itu melayang cepat, presisi, menghantam sisi leher penjaga pertama. Tubuh besar itu ambruk tanpa suara. Penjaga kedua baru sempat mengangkat senjata ketika pukulan kedua mendarat telak di pergelangan tangannya, disusul hantaman ke perut yang membuatnya terlipat sebelum jatuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status