LOGIN“Maaf, Anda siapa?!” tanya wanita itu.“Ini tempat duduk saya!” Yasmine kesal.“Tadi saya diperintahkan duduk di sini.” Wanita itu kesal.Pramugari pun datang menghampiri mereka. Keributan makin menjadi-jadi Reno hanya melihat. Ia hanya ingin tahu sehebat apa istrinya jika miliknya direbut orang lain.“Maaf, ada apa ya?” tanya pramugari.“Ini tempat duduk saya! Kenapa ditempati dia.” Yasmine marah sekali.“Boleh saya lihat tiket Anda?” tanya pramugari lagi dengan lembut.Saat dicocokan memang benar itu kursi milik Yasmine. Pramugari meminta wanita itu pergi.“Maaf, Nona ini bukan tempat duduk Anda, bisa Anda pindah ke kursi Anda.” Pramugari dengan halus mengusir wanita itu.“Kamu tidak tahu saya siapa?!” Wanita itu malah marah-marah.Pramugari diam ia bingung karena dia tidak tahu wanita itu siapa. Sesil maju ke depan menggeser pramugari. Sesil tahu siapa wanita itu. Ia mengeluarkan ponselnya lalu merekam.“Tidak!” jawab Yasmine dengan lantang.“Buka internet siapa saya, saya itu oran
Ranti berpura-pura ide ini dari dirinya. Ia pun menaruh ponselnya di meja.“Kalian bertiga kaya ‘kan?” tanya Ranti seolah tidak percaya.“Kamu mau apa, Sayang?!” Leo tampak curiga.“Aku membelikan Yasmine sebongkah berlian pun bisa.” Reno sombong.“Kalo aku suruh menikahi Sesil sekarang pun bisa, mau berapa aja aku siap.” Dimas dengan lantang.“Hu!” Reno bersorak kesal.“Gimana kita jalan-jalan ke Dubai!” Ranti tersenyum manis.Mereka bertiga terdiam, mengingat nama “cuti” itu ibarat obat pahit. Mereka saling pandang seperti tidak ikhlas. Ranti pun mengambil keputusan.“Jika kalian tidak bisa, transfer ke rekening kami saja, kami siap berangkat bertiga.” Ranti mengedipkan mata ke Leo.“Tidak!” Mereka bertiga serentak menolak.Ranti berdiri. “Sekalian bulan madu, Pak Reno.” “Siap!” Reno langsung setuju. “Kamu nggak usah ikut.” Menunjuk Dimas.“Aku akan mengatur pekerjaan dulu di perusahaan.” Leo langsung pergi.“Tolong izinkan aku ikut,” mohon Dimas.“Tapi awas kamu menyentuh Adikku.”
Di dalam kamar, Yasmine masih saja diam membisu. Ia kesal sekali melihat Reno dingin seperti itu. Wanita itu pun memilih mengunci pintu lalu tidur saja.Sesil pun tidak keluar kamar ia pun mengunci kamar. Bukan Reno namanya jika tidak bisa menaklukan seorang wanita.“Ayo, kita turun!” ajak Reno.“Berarti kita teman ya!” Dimas mengikuti Reno.“Nggak.” Reno tetap dingin.“Terserahlah! Jika tidak mau, kamu jadi Kakak iparku!” Dimas dengan percaya dirinya.Reno menghentikan langkahnya dan tanpa sengaja Dimas menabrak Reno dari belakang. Reno memutar tubuhnya lalu menatap tajam.“Apa mau aku pukul?” tanya Reno sambil mengangkat tangannya.“Aku siap dipukuli, asal dapat Sesil.” Dimas memang sudah gila.“Benar-benar, ya!” Reno pun berpura-pura akan memukul.Reno kagum melihat Dimas benar pasrah saat akan dipukul. Reno hanya ingin tahu seberapa besar cintanya kepada sang adik.Ting … tung …Dimas langsung berjalan membuka pintu. Ternyata Leo dan Ranti yang datang.“Hai Dokter Ganteng.” Ranti
“Kenapa harus masuk kamar! Bisa tunggu aku di luar!” omel Sesil. “Yasmine yang bilang kamu ada di atas. Dia juga yang mengantarkan aku ke sini,” ucap Dimas jujur. “Astaga! Yasmine!” Sesil meremas handuknya. Drrt … drrt … Sesil mendengar getaran ponselnya. Ia menuju nakas lalu membuka notifikasi pesan. “Aku akan membawa Kakakmu pergi, nikmatilah waktu berdua,” tulis Yasmine tanpa berdosa. Yasmine melempar ponsel ke atas ranjang. Ia berjalan ke arah walk in closet. Dimas mengikuti Sesil berjalan. “Kakak mau apa?!” Sesil akan masuk ke ruangan itu. “Aku ikut.” Tanpa Dimas tahu. “Aku akan memakai baju, atau Kakak mau memakannya untukku?!” Nada kesal yang keluar dari mulut Sesil. “Boleh, jika kamu mau. Kamu lagi sakit.” Dimas polos. “Astaga! Orang gila.” Sesil masuk lalu menutup pintu. Brak … Dimas terkejut dengan pintu yang tertutup kencang. Dimas memegangi jantungnya yang berdebar kencang. Ia bohong saat mengatakan tidak melihat tubuh Sesil tanpa sehelai benang.
“Ada apa sih, ribut lagi!” Sesil menatap sang kakak.“Dia kepo siapa yang kasih hadiah itu di luar,” ucap Yasmine duduk di samping Sesil.“Jangan diambil hati, orang gila.” Sesil kembali memainkan ponselnya.“Bukan Dimas ‘kan?” tebak Reno.Deg …Sesil baru menyadari itu, tetapi ia memang tidak tahu. Gadis itu pun menyangkal ucapan Reno.“Nggak tahu. Aku cantik, fans banyak!” Sesil jutek.Sesil membuka sosial medianya lalu meng-upload foto hadiah yang ada di depan rumah. Sengaja ia memancing orang itu untuk keluar.“Orang gila mana ini? Yang kasih hadiah cokelat satu box! Bunga 100 tangkai. Padahal aku alergi serbuk sari bunga!” omel Sesil di dalam caption.Yasmine mengintip. “Sejak kapan alergi?” Yasmine mengingat Sesil pernah diberikan bunga oleh Ebra.“Ini hanya pura-pura Kakakku sayang!” Sesil berdiri lalu pergi.Hanya butuh 30 menit saja, bel langsung berbunyi. Reno duduk di sofa tengah sambil meminum secangkir kopi.“Biar aku yang buka, asisten rumah tangga kita masih pada sibuk.
“Oh, ok.” Reno mengangkat kaus yang dikenakan Yasmine.“Eh, mau ngapain!” Yasmine menangkis tangan Reno.“Bantuin kamu lepasin kaos.” Reno menaik turunkan alisnya.“Astaga!” Yasmine baru sadar apa yang diinginkan suaminya.“Aku rindu kamu,” lirih Reno sudah menahan beberapa minggu.Yasmine menghitung dari kejadian itu. Ternyata bisa melakukan hubungan intim.“Baiklah, kita akan lakukan itu.” Yasmine membuka kausnya sendiri.Reno pun dengan semangat. “Aku akan melakukan secara perlahan.”Yasmine langsung membungkam mulut sang suami. Ciuman hangat yang Reno rindukan. Sentuhan demi sentuhan pria itu lakukan kepada sang istri.“Akh!” Lolos dari mulut Yasmine.Pemanasan yang green flag halus dan lembut. Gerakan teratur membuat Yasmine terbuai di atas ranjang.“Aku akan di atas,” ucap Yasmine ingin membahagiakan sang suami.“Akh! Boleh.” Reno makin terbuai oleh gerakan Yasmine.***Sesil kini sedang berfoto ria di kolam renang. Memamerkan bunga dan sebungkus cokelat mahal. Entah apa yang i







