Pada saat itu, Dani dan Gading juga datang.Melihat mereka, Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori serentak melangkah maju dan menghampiri.Gimanapun, keduanya memiliki status dan kedudukan yang luar biasa di ibu kota.Secara otomatis, mereka sangat menghormati mereka berdua.Diana pernah bertemu Dani sebelumnya.Ketika dia melihatnya lagi hari ini, wajahnya langsung bersemu merah.Melihat ekspresi penuh cinta dari putrinya, Fani pun ikut tersenyum.Keluarga Nainggolan, seperti Keluarga Anggasta, juga merupakan keluarga kaya kelas satu. Dani juga unggul dalam semua aspek. Melihat Diana menyukai Dani, Keluarga Sanjaya tentu saja senang.Pertama, ada Vanessa dan Edward. Lalu, ada Diana dan Dani. Yang pertama sudah pasti akan berhasil. Jika yang terakhir juga berhasil, maka Keluarga Sanjaya kelak pasti akan sangat dihormati di ibu kota.Memikirkan hal itu, Keluarga Sanjaya menjadi lebih antusias saat menghadapi Dani dan Gading.Tapi Vanessa malah mengerutkan kening saat melihat sikap keluarga
Dylan yang mendengar ini langsung berkata, "Paman, apa kamu bisa tunggu sebentar? Ada tamu lain yang bakal segera datang, dia akan tiba dalam 10 menit."Bagas sudah tahu tentang hubungan Dylan dan Clara.Dylan memang sangat menjaga Clara.Jadi Nenek Hermosa dan Bagas sangat berterima kasih padanya.Mendengar Dylan berkata seperti itu, Bagas berkata, "Apa ada yang mau datang? Kita masih punya kursi di meja utama. Apa dia bersedia duduk di meja utama bersama kita?"Dylan: "Tentu saja, dia tentu bersedia.""Baguslah."Bagas mengangguk dan minta staf untuk melayani tamu lainnya terlebih dahulu, meja mereka akan dilayani nanti.Saat beberapa hidangan baru saja disajikan, Dylan mengecek ponselnya, menarik Clara ke pinggir, dan berkata, "Dia sudah datang. Ayo ikut aku ke bawah untuk menyambutnya."Clara mengangguk, saat dia hendak berbalik, dia mendengar suara yang dikenalnya berkata dengan dingin, "Nggak perlu, aku sudah masuk."Clara kaget dan berbalik. "Prof?"Prof Nian berkata “Iya.”Mere
Clara duduk di sebelah Prof Nian.Tapi Prof Nian sedang bicara dengan Nenek Hermosa, tidak punya waktu untuk memperhatikannya.Clara pun menoleh dan berkata kepada Dylan, "Terima kasih."Dia dapat merasakan, setelah Prof Nian datang, neneknya benar-benar jadi bahagia.Dylan mengangkat bahu. "Jangan berterima kasih padaku. Prof juga bersedia balas pesanku karena lihat ide proyekmu beberapa waktu lalu. Jadi setelah aku beri tahu Prof masalah di sini, dia langsung bersedia datang. Jadi, berterima kasihlah pada dirimu sendiri."Tepat saat Clara hendak bicara, dia mendengar seseorang berkata, "Itu Edward?"Clara ragu-ragu sejenak, saat dia berbalik, dia melihat Edward muncul di pintu.Di bawah tatapan semua orang, dia berjalan mantap ke arah Nenek Hermosa dan berkata, "Selamat ulang tahun."Setelah mengatakan itu, dia menyodorkan kotak hadiah di tangannya dengan kedua tangan dan berkata, "Aku nggak tahu apa Nenek suka hadiah yang aku siapkan sebelumnya, jadi aku siapkan satu lagi. Kuharap N
"Benar."Diana mendengus. "Sungguh tak tahu malu!"Teringat hal itu, dia makin tidak senang. "Orang sehebat itu pun pergi rayakan ulang tahun nenek Hermosa. Apa itu karena mereka lumayan dekat?""Bukan." Vanessa berkata dengan dingin, "Mereka baru saja saling kenal."Menurutnya, Clara bertemu Prof Nian melalui Dylan.Fakta bahwa Prof Nian muncul di acara Keluarga Hermosa hari ini kemungkinan besar berkat Dylan.Diana: "Oh, baguslah."Saat ini Dani dan Gading sedang duduk di meja sebelah Vanessa, tidak jauh di belakangnya.Dani sedang makan dengan tenang. Tapi saat dia dengar seseorang mengatakan Nian pergi ke acara ulang tahun Keluarga Hermosa, dia berhenti sejenak dan bertanya, "Pesta ulang tahun Keluarga Hermosa?"Gading menjelaskan, "Oh, hari ini juga hari ulang tahun neneknya Clara. Mereka adakan pesta di hari yang sama dengan di sini. Mereka juga undang banyak orang. Tapi karena hubungan Edward dan Vanessa, hampir semua tamu mereka malah datang ke sini."Dia tidak tahu hal ini seb
Ketika Vanessa mendengar Edward telah pergi ke pesta Keluarga Hermosa, dia tidak terlihat panik.Nenek Anggasta memang dekat dengan Nenek Keluarga Hermosa. Dikarenakan Nenek Anggasta tidak dapat hadir di ulang tahun wanita itu yang ke-70 secara langsung, dia tentu akan minta Edward untuk pergi sendiri.Dia sudah tahu hal itu sejak lama.Tapi Edward tetap saja telah pergi ke Keluarga Hermosa. Sekalipun itu perintah Nenek Anggasta, jadi dia terpaksa pergi, dia tetap saja tidak terlalu senang.Melihat Edward tidak datang ke sini, dan malah pergi ke acara Keluarga Hermosa, mereka pun mengira hubungan mereka berdua sudah berubah. Mengetahui hal itu, Vanessa berkata dengan dingin, "Nenek Anggasta dan Nenek Hermosa lumayan dekat. Jadi Edward hanya pergi ke sana sebentar atas perintah neneknya."Memang ada rumor sebelumnya bahwa Keluarga Hermosa dan Keluarga Anggasta lumayan dekat.Tapi karena tidak ada yang pernah lihat interaksi apa pun antara kedua keluarga itu selama bertahun-tahun ini, me
Setelah itu, tak seorang pun dari mereka berbicara lagi.Kedua sepupu Clara belum pernah sama sekali lihat Edward sebelumnya.Sekarang setelah orangnya tiba di sini, mereka terus memandangnya dengan rasa penasaran.Edward telah menjadi orang yang menduduki jabatan tinggi selama bertahun-tahun. Sekalipun tidak secara sengaja ditunjukkannya, namun setiap gerak-gerik dan gesturnya memancarkan aura orang yang sudah lama menduduki jabatan tinggi.Menyadari mereka melihat dirinya, dia melirik.Mereka tak berani membalas tatapannya, dan tanpa sadar memalingkan muka, tak berani menatapnya lagi.Edward tidak mengatakan apa pun mengenai hal ini, dia juga tidak menunjukkan niat untuk menyapa mereka. Dia hanya dengan tenang mengalihkan pandangannya.Edward adalah orang yang dicintai Clara.Setelah Clara menikahinya, sampai sekarang dia masih tidak bisa keluar dari bayang-bayang pernikahannya.Lalu setelah nikah bertahun-tahun, Edward malah perlakukan keponakannya seperti itu. Wajar saja Bagas memi
Prof Nian berkata: "Oke."Edward mengangguk, lalu berbalik menatap Clara. "Apa kamu bakal pulang malam ini?"Clara masih menyimpulkan apa yang baru saja dibicarakan olehnya dan Prof Nian. Ketika dia dengar Edward tiba-tiba bicara padanya, dia berhenti sejenak sebelum bereaksi dan berkata, "Aku nggak pulang malam ini."Edward mengangguk dan berkata, "Oke." Kemudian dia berdiri dan berkata, "Agak malam aku datang lagi untuk jemput Elsa."Dia sudah mau pergi.Clara berkata dengan dingin, "Iya."Edward tidak berkata apa-apa lagi padanya, dan berjalan menuju Nenek Hermosa, "Nek, saya masih ada urusan lain, jadi saya pergi dulu."Nenek Hermosa tidak berdiri, dan nadanya terdengar acuh. "Silakan. Hati-hati di jalan."Edward tidak marah atas perlakuan Nenek Hermosa. Dia menatap Bagas, mengangguk padanya sebagai salam, lalu berbalik meninggalkan ruang perjamuan.Melihat Edward keluar dari hotel, Dani berhenti sejenak saat hendak keluar dari mobil.Edward langsung masuk ke mobil dan pergi.Dani
Elsa memeluk lehernya dan membenamkan wajah kecilnya di lehernya untuk menghindari angin dingin.Pakaian yang dikenakan Clara lembut dan hangat, dan dia senang mengusap-usap lehernya dalam pelukan Clara.Edward selalu tiba pada waktu yang tepat.Ketika Clara gendong Elsa ke tempat parkir, kebetulan mobil Edward juga baru tiba.Melihat mereka, mobil berhenti di samping Clara.Melihat ayahnya tiba, Elsa tidak langsung melepas pelukannya, tapi berkata pada ayahnya yang menurunkan jendela mobil dengan nada manja, "Ayah, gendong aku masuk."Edward tidak mengatakan apa-apa, dia keluar dari mobil, dan mendekat untuk gendong Elsa.Elsa dengan gembira mengayunkan kakinya di gendongan Edward.Ketika Edward mendekat, Clara sekali lagi mencium parfum Vanessa pada dirinya.Waktu dia duduk di sampingnya tadi, belum tercium bau parfum.Dengan kata lain, setelah dia meninggalkan acara di sini, dia pergi ke pesta Keluarga Sanjaya.Edward menatapnya dan berkata, "Malam ini sangat dingin, cepat masuk."C
Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak
Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo
Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya
Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji
Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel
Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya
Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,
Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di
Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber