Share

Bab 24

Author: Dandelion
last update Last Updated: 2025-12-27 22:18:33

Jagat berdehem pelan berusaha mengurai kecanggungan. Sedangkan Sekar bingung harus menjawab apa dan akhirnya hanya bisa tertawa pelan. Sebuah tawa yang wanita itu paksakan.

"Hahaha Mas Jagat bisa saja. Tadi itu hanya sekedar akting, Mas."

"Tapi waktu itu kamu yang bilang bahasa yang kita gunakan masih kaku dan terlalu formal."

Sekar diam. Iya juga ya, saat itu dialah yang pertama kali menyinggung tentang cara komunikasi mereka.

"Begini, Mas. Kita bisa bicara santai jika keadaannya seperti tadi, bukan setiap hari. Saya sungkan kalau setiap hari melakukannya, kita kan tidak sekenal itu."

Sekar sengaja menekankan kalimat terakhir, berniat menggoda Jagat yang waktu itu mengatakan mereka tidak sekenal itu. Ia lalu meminum air di gelasnya dengan mata yang masih melirik ke arah Jagat, ingin tahu bagaimana reaksi pria itu.

"Tapi tidak ada orang yang 'tidak sekenal itu' berciuman mesra bahkan sampai bermain lidah."

Seketika air yang ada di mulut Sekar menyembur ke arah Jagat. Ia tak menyangka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 26

    “Ayo kita pergi, Dev.” Jagat langsung menyeret paksa Devan untuk segera pergi dari kantin perusahaan sebelum pria itu mengoceh lagi menganggu kenyamanan Sekar dan Sisil. Pria itu sepertinya sudah jengah dengan tingkah temannya. Sepeninggal Jagat dan Devan, kini mejanya kembali hanya diisi olehnya dan Sisil yang saat ini tengah menatapnya penuh selidik. Jelas sekali wanita itu menaruh curiga padanya atas insiden tersedak karena pertanyaan Devan. “Lo sampai kaget terus tersedak, emang beneran lo sama si pimpinan baru udah nge-room?” Kan! Sekar sudah menduga pertanyaan itu akan keluar dari mulut Sisil. “Ya nggak lah. Gue belum pernah nge-room sama siapa pun.” Jawab Sekar sambil mengambil mie ayam dengan garpu. Wanita itu masih kelaparan jadi tak ragu untuk kembali makan meski tadi sempat tersedak. “Kok reaksi lo sama Pak Jagat bisa gitu, ya? Kayak orang yang tertangkap basah.” Lanjut Sisil masih dengan rasa penasarannya. Sekar menggeleng, “Sumpah demi apa pun gue belum pernah nge-

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 25

    "Yakin lo, dia bukan g-ay? Lihat noh tunangan lo kelihatan nyaman dirangkul sama sesamanya, di depan umum lagi."Bisikan Sisil hanya seperti angin lalu bagi Sekar, karena yang ada di pikiran wanita itu adalah ciuman mereka tadi malam. Apalagi sekarang tatapannya dengan tatapan Jagat bertemu menimbulkan getaran aneh dalam hatinya."Loh kok mereka jalan ke sini sih, Sekar?!"Sekar tak menjawab ocehan Sisil, karena dia pun sejak tadi sudah tahu Jagat dan pria di sampingnya sedang berjalan ke arah tempat ia dan Sisil duduk.Justru sekarang ia sedang bertanya-tanya, apa maksud Jagat datang ke tempatnya?"Boleh saya dan teman saya duduk di sini? Semua meja di kantin ini sudah penuh."Sekar melirik kanan kiri memperhatikan area kantin perusahaan yang sudah penuh. Ia tidak sadar itu. Karena tadi saat ia dan Sisil ke sini, kantin masih sepi.Lalu Sekar menatap Sisil seolah meminta ijin pada temannya itu. Bagaimana pun meja ini ia gunakan bersama dengan Sisil, jadi dia tak bisa langsung mengiji

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 24

    Jagat berdehem pelan berusaha mengurai kecanggungan. Sedangkan Sekar bingung harus menjawab apa dan akhirnya hanya bisa tertawa pelan. Sebuah tawa yang wanita itu paksakan."Hahaha Mas Jagat bisa saja. Tadi itu hanya sekedar akting, Mas.""Tapi waktu itu kamu yang bilang bahasa yang kita gunakan masih kaku dan terlalu formal."Sekar diam. Iya juga ya, saat itu dialah yang pertama kali menyinggung tentang cara komunikasi mereka."Begini, Mas. Kita bisa bicara santai jika keadaannya seperti tadi, bukan setiap hari. Saya sungkan kalau setiap hari melakukannya, kita kan tidak sekenal itu."Sekar sengaja menekankan kalimat terakhir, berniat menggoda Jagat yang waktu itu mengatakan mereka tidak sekenal itu. Ia lalu meminum air di gelasnya dengan mata yang masih melirik ke arah Jagat, ingin tahu bagaimana reaksi pria itu."Tapi tidak ada orang yang 'tidak sekenal itu' berciuman mesra bahkan sampai bermain lidah."Seketika air yang ada di mulut Sekar menyembur ke arah Jagat. Ia tak menyangka

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 23

    Sekar terkejut, tubuhnya kaku, tak menyangka akan mendapat ciuman tiba-tiba dari Jagat. Ini bukan lagi mimpi seperti sore itu, ia bisa dengan jelas merasakan debar jantung Jagat di telapak tangannya yang berada di dada pria itu.Ia juga bisa mendengar langkah kaki yang tadi seperti akan menghampirinya kini berhenti. Ia tahu itu langkah kaki David yang sedari tadi mengikuti mereka. Enam tahun bersama membuat Sekar hafal dengan semua tentang mantan kekasihnya itu.Jujur sekarang ia berharap bisa melupakan semuanya.Pasti David berhenti karena melihat dia dan Jagat berciuman. Pria itu pasti tak menyangka Sekar yang dulu saat bersamanya tak mau bermesraan di depan umum, sekarang justru begitu menikmati ciuman seorang pria di area parkir. Mantan kekasihnya itu sudah paham bahwa Sekar tidak akan mau berdekatan apalagi bersentuhan jika bukan dengan pria yang menjalin hubungan dengannya.Dan sekarang ia bahkan berani melumat mesra dan membalas setiap pagutan bibir Jagat. Harusnya itu sudah m

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 22

    Sekar memasukkan bongkahan es ke dalam ice bag yang tadi dibelikan oleh Jagat, lalu menempelkan ke pipi kanannya yang masih terasa perih. Tamparan Ibunya David begitu keras ternyata, karena jujur saat pertama kali mendapatkannya ia lebih merasa terkejut. Namun beberapa saat setelahnya baru merasakan perih.Saat ia masih sibuk mengompres pipinya, ponsel yang tadi sempat ia letakkan di meja berdenting dua kali. Satu pesan dari Jagat dan satu pesan lagi dari nomor yang tak ia kenal."Bagaimana keadaan pipi kamu? Sudah lebih baik?"Itu pesan dari Jagat. Pria itu ternyata begitu perhatian - pikirnya. Tanpa sadar senyum mengembang di wajah Sekar. Kemudian jari jemarinya mengetikkan balasan dengan cepat."Sudah, Mas. Terima kasih tadi sudah dibelikan ice bag, ini sangat membantu." Balasan itu tak lupa Sekar tambahkan emotikon senyum.Setelah itu ia membuka satu pesan dari nomor asing itu. Senyum kecut ia berikan saat membaca pesan dari si pengirim yang tak bukan dan tak lain adalah David."G

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 21

    "Terima kasih, Mas. Saya permisi."Jagat tersenyum lantas mengangguk membiarkan Sekar keluar dari mobilnya. Ia perhatikan punggung wanita itu hingga menghilang dari pandangannya.Pria itu kemudian melajukan mobilnya ke rumah. Meski ia tahu hanya kesunyian yang akan menyambutnya di sana, tapi tidak ada tempat mana pun lagi selain rumah itu sebagai tempat pulang.Memasuki rumah bergaya eropa itu, Jagat langsung merebahkan dirinya di atas ranjang king size miliknya. Kasur empuk seakan memberikan kenyamanan pada tubuhnya, tapi pikirannya jelas tidak merasakan hal yang sama. Wajah Sekar dengan pipi merahnya masih tampak jelas dalam bayangannya.Malam ini tak pernah ia duga. Niat hati ingin membuat Sekar yang sehabis lembur itu merasa kenyang, justru berakhir membuat malu dan perih pada pipi kanan wanita itu.Memang semua itu bukan dia yang melakukan, tapi tetap saja Jagat merasa bersalah pada Sekar. Seandainya ia tak meninggalkan wanita itu sendirian pasti semua itu tidak akan terjadi.Ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status