Share

Bab 11 Ini Pria Barumu?

Author: Sakura
Suasana di kedai sangat ramai dan dipenuhi dengan aroma kembang api yang menyengat.

Kayla menyanggul rambutnya yang agak kering dengan jepitan rambut. Saat dia menundukkan kepalanya, poninya tergerai hingga menutupi kedua sisi wajahnya. Rambut hitamnya membuatnya kulitnya yang putih terlihat makin cerah dan menawan.

Dia menunjuk menu sambil memiringkan kepalanya ke dekat seorang pria untuk mengatakan sesuatu.

Pria itu mengangguk dan Kayla pun tersenyum sambil mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.

Carlos mengernyit sambil berkata, "Sepertinya setelah berpisah denganmu, istrimu hidup bahagia!"

Theo tidak menjawab, dia berbalik meninggalkan ruangan ....

Di kedai, Rio meneguk sebotol bir, lalu berkata dengan tidak percaya, "Aku kamu benar-benar adalah Key? Orang yang berhasil memperbaiki vas bunga yang rusak parah?"

Kayla terdiam.

Rio sudah menanyakan pertanyaan ini berulang kali, sekarang, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab Rio.

Hardy menendangnya dari bawah meja sambil berkata, "Kurangi minum. Key, jangan pedulikan dia."

Kayla menjawab dengan patuh, "Oke."

"Makanan siap disajikan, hati-hati panas!" seru pelayan yang membawakan sepiring kerang bawang putih. Tepat ketika Kayla mengangkat sendoknya, ponselnya berdering.

Dia meletakkan sendok itu, lalu mengeluarkan ponselnya dari tas.

Ketika dia hendak menekan tombol jawab, dia menyadari bahwa penelepon adalah Theo ....

Kayla tertegun sejenak dan tidak menjawab. Pada akhirnya, dia mematikan ponselnya, lalu meletakkan ponsel itu di atas meja.

Ponselnya hanya berdering sejenak sebelum berhenti.

Kayla tidak heran. Pada dasarnya, Theo bukanlah orang yang sabar. Dulu, setiap kali dia telat menjawab panggilan Theo, Theo akan langsung mengakhiri panggilan.

Namun, yang berbeda kali ini adalah tidak lama setelah panggilan ditutup, pesan WhatsApp muncul di notifikasi ponsel.

Kayla mengklik pesan itu dengan santai, tetapi detik berikutnya, dia tercengang. Ternyata Theo hanya mengirimkan satu kata singkat: "Kemari."

Kayla mengerutkan keningnya dan sontak melihat sekeliling. Akhirnya, pandangannya tertuju pada Bentley hitam yang terparkir di pintu masuk hotel bintang lima di seberangnya.

Mobil Theo adalah edisi khusus sehingga mudah dikenali.

Kayla mengabaikannya dan lanjut makan, tetapi dia agak terganggu.

Melihat Kayla tidak terlalu mengambil makanan, Rio mengira dia malu. Jadi, dia menggunakan sendok saji untuk mengambil udang, lalu meletakkan udang itu di piring Kayla. "Jangan sungkan, orang-orang di Studio Yunox sangat mudah bergaul. Anggaplah kami sebagai teman. Biasanya, kalau perlu meminta izin, Pak Hardy akan dengan senang hati mengizinkan."

Sulit untuk mempertahankan orang-orang yang bekerja di industri ini. Jangankan naik jabatan, cari pasangan pun sulit karena setiap hari berurusan dengan benda-benda rusak. Setelah bekerja keras seharian, mereka bahkan masih merasa kekurangan waktu.

Hanya sedikit anak muda yang dapat menanggung rasa kesepian dan kesulitan seperti ini. Jadi, Hardy selalu memperlakukan semua karyawan dengan baik dan tidak terlalu mempermasalahkan soal kedisiplinan kerja.

Kayla berkata sambil tersenyum, "Terima kasih."

Saat dia menundukkan kepalanya untuk memakan udang, Theo mengirimkan pesan lagi.

"Kamu yang datang atau aku yang ke sana?"

Meski melalui ponsel, dia dapat merasakan ... kemarahan dan kekesalan pria itu.

Kayla memahami temperamen Theo. Dia menghabiskan udang yang diberikan Rio, lalu meletakkan sendoknya sambil berkata dengan segan, "Maaf, Pak Hardy, hari ini aku ada urusan mendadak. Taksi yang kupesan sudah sampai dan sopir terus mendesakku. Aku harus pergi terlebih dahulu."

Hardy sangat lugas. "Pergi sana, aku juga sudah mau pergi. Energi orang tua memang nggak sebanding dengan anak muda seperti kalian."

Kayla meminta maaf kepada yang lainnya, lalu mengambil tas dan bergegas ke arah Bentley itu.

Setelah membuka pintu penumpang, Kayla langsung masuk sambil berkata dengan nada mendesak, "Cepat jalan."

Theo yang kesal pun makin tidak senang. Amarahnya menjadi tak terkendali. Dia bukan hanya tidak jalan, tetapi juga mengulurkan tangannya untuk meraih dagu Kayla. "Apa aku begitu memalukan?"

Kayla sedikit kesakitan karena cubitan Theo, tapi dia tidak mau mengalah.

Dalam tiga tahun pernikahannya, dia selalu mengalah, tetapi Theo tidak pernah mengasihaninya. Kelak, dia tidak akan mengalah pada Theo lagi.

"Kita akan segera bercerai. Aku nggak mau orang salah paham dan mengira aku masih berhubungan dengan mantan suamiku."

Mata Theo sangat muram. Dia menatap bibir merah Kayla, lalu menekan jari-jarinya dengan kasar sambil bertanya, "Apa udangnya enak?"

Melihat ekspresinya, Kayla memahami maksud tersembunyi dari pertanyaan ini.

Oh, sifat buruk pria.

Sekalipun dia tidak menginginkan wanitanya lagi, pria lain juga tidak boleh menyentuh wanitanya.

Namun, Kayla tidak mau ditindas olehnya.

Kayla mengangkat alisnya sambil berkata, "Tentu saja enak ...."

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, bibir Theo sudah memenuhi mulutnya sehingga dia tidak bisa lanjut berbicara.

Aroma tembakau yang bercampur dengan aroma anggur memenuhi hidung Kayla. Ciuman Theo sungguh mendominasi dan tidak bisa ditolak.

Kayla tidak sempat menghindar. Setelah menikah sekian lama, Theo sangat jarang menciumnya. Sesekali Theo akan kehilangan kendali, tetapi Theo selalu bisa berhenti kapan saja.

Namun, kali ini ....

Ketika Kayla masih linglung, tangan Theo sudah masuk ke dalam baju dan dia merangkul pinggang Kayla dengan telapak tangannya yang kasar. Dia seolah-olah memilih niat untuk lanjut ke tahap yang lebih dalam.

Kayla mempunyai firasat kalau dia tidak menghentikan Theo, pria itu mungkin akan menghabisinya di dalam mobil.

Dia memejamkan matanya dan melakukan suatu tindakan menyerang.

"Pfft."

Theo menarik napas dalam-dalam dan melepaskannya, tetapi bibir Theo masih sangat dekat, seolah-olah akan menciumnya lagi.

Theo mengulurkan tangannya untuk menyeka bibirnya. Terlihat sedikit darah segar di ujung jarinya. Dia melengkungkan bibirnya sambil berkata dengan galak, "Kamu menggigitku?"

Kayla menggunakan lengan bajunya untuk mengelap bibirnya beberapa kali, lalu berkata dengan nada menghina, "Kenapa? Raline nggak memuaskanmu? Sampai membiarkan kuda jantan sepertimu berkeliaran di jalanan?"

Ekspresi Theo tidak berubah. "Kita belum bercerai, lebih aman menyentuhmu daripada menyentuh dia."

Kata "aman" ini sungguh memacu amarah!

Kayla tertawa marah dan sangat ingin menamparnya!

"Kalau dia tahu kamu seberengsek ini, mungkin dia akan mencampakkanmu lagi?"

Setelah Kayla melontarkan kalimat ini, terdengar suara "tuk tuk". Seseorang mengetuk jendela mobil ....

Keduanya menatap sekeliling dan melihat Rio membungkuk di luar mobil untuk memeriksa apakah ada orang di dalam mobil.

Mobil dilapisi dengan kaca film privasi sehingga hanya dapat dilihat dari dalam, tetapi tidak bisa dilihat dari luar.

Theo tidak membuka jendela mobil, dia malah memandang Rio dari atas ke bawah dengan serius.

Kemudian, dia berkata dengan sinis, "Ini pria barumu?"

Pakaian Rio memang tidak mewah, tapi kualitasnya sangat bagus. Jam tangan yang dikenakannya juga bernilai 20-an juta. Namun, bagi Theo yang biasanya menghabiskan uang tanpa perlu melihat harga, semua itu bahkan tidak cukup untuk membayar biaya makannya.

Sebelum Kayla menjawab, mata Theo beralih dari Rio ke kedai makan di seberang, "Kamu ingin bercerai denganku karena pria ini membawamu makan di tempat seperti ini?"

Setiap kalimat yang dia lontarkan terdengar sangat kasar. "Kayla, kamu sudah bosan dengan makanan mewah, jadi ingin mencoba makanan pinggir jalan?"

Melihat ekspresi dingin Theo, Kayla sungguh menyayangkan semua pengorbanannya selama beberapa tahun ini.

"Ya, Tuan Muda Theo kaya dan tampan. Setiap hadiah yang kamu berikan bernilai miliaran. Tapi sekalipun harus makan di pinggir jalan, istrimu tetap memilih untuk bercerai. Menurutmu kenapa?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
rio modus yaaa
goodnovel comment avatar
Rista ulina nadeak
kalau punya keahlian seperti itu mengapa harus bekerja di perusahaan suami seperti buruh kasar aduh...kalau Sumi aja gk menghargai kita ngapain kita gk menghargai diri sendiri,lebih baik buku toko antik dan gk perlu ngemis Sama Theo si tukang selingkuh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 815 Aku Tidak akan Menuruti Keinginanmu

    Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 814 Tidak Bisa Memuat Dua Kursi Roda

    Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 813 Kamu Ingin Menyenangkanku

    Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 812 Diusir dari Keluarga Tomson

    Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 811 Merlin Ingin Membunuhku

    Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 810 Aku Selalu Makan Obat

    Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status