Beranda / Romansa / Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi / Bab 12 Pergi ke Dinas Kependudukan

Share

Bab 12 Pergi ke Dinas Kependudukan

Penulis: Sakura
Keheningan di dalam mobil berlangsung cukup lama.

Theo menoleh untuk menatapnya. "Karena kamu bodoh, otakmu bermasalah dan kamu buta."

"Aku sungguh ...." Kayla tersenyum marah. "Kenapa aku membuang-buang waktu untuk bicara dengan orang bodoh sepertimu?"

Dia berbalik dan hendak membuka pintu mobil, tetapi Theo menghentikannya. Wajah Theo yang tampan tampak sangat suram.

Melihat tidak ada tanggapan dari dalam mobil, Rio yang berada di luar pun mengetuk jendela dengan panik sambil berseru, "Key, apa terjadi sesuatu padamu?"

"Kay?" Mata Theo dipenuhi dengan hawa dingin. "Akrab sekali, belum bercerai sudah mau mengumumkan hubungan kalian? Tapi kemampuanmu dalam memilih pria sungguh menurun drastis."

Ketika melontarkan kalimat terakhir ini, Theo hampir menggertakkan giginya.

Kayla malas menjelaskan kesalahpahaman yang ditimbulkan oleh nama ini, lagian juga tidak penting.

"Ya, aku memang buruk dalam memilih pria. Bukankah itu sebabnya aku menikah denganmu? Aku dan Rio hanya re ... teman. Kamu yang berengsek, jangan mengira semua orang sama sepertimu."

Dia boleh menghina Theo, tetapi tidak boleh melibatkan orang yang tidak bersalah.

Dia tidak mengatakan mereka adalah rekan kerja karena malas berdebat dengan Theo dan seharusnya ini bukan topik yang mereka bicarakan saat ini, 'kan?

"Kapan kamu ada waktu? Ayo pergi ke Dinas Kependudukan untuk menyelesaikan prosedur perceraian."

Mendengar Kayla membahas perceraian lagi, alis Theo langsung berkedut.

Kayla tidak peduli pada reaksinya dan lanjut berkata, "Kalau kamu menolak karena kontrak belum berakhir, aku akan membayar denda sesuai kontrak."

Entah kata mana yang menyinggung Theo, matanya seolah-olah dapat memancarkan api.

"Apa pacar barumu tahu kamu sudah menikah? Bagaimana reaksinya kalau melihatmu bercinta di dalam mobil?"

Kayla berpikir, 'Sial, kamu nggak mendengarku?'

Namun, melihat tatapan galak Theo, hati Kayla berdebar kencang!

Detik berikutnya, Theo bertindak untuk memberi tahu Kayla bahwa dia tidak bercanda.

Theo merangkul pinggangnya yang ramping sehingga sekujur tubuhnya masuk ke dalam pelukan Theo, lalu Theo menundukkan kepala untuk menciumnya ....

Ada penghalang di antara mereka, tapi hal itu tidak menghalangi Theo untuk bertindak.

Salah satu tangannya menekan tombol di bawah kursi dan tangan lainnya menopang pinggang Kayla. Kursi perlahan-lahan menjadi rata dan Kayla tertimpa di bawah.

Kayla baru pertama kali melihat Theo kehilangan kendali seperti ini, dia meronta sambil berkata, "Lepaskan aku!"

Ketika dia meronta, mobil bergoyang dan suara ketukan di luar mobil pun berhenti.

Pemandangan ini ....

Sulit untuk tidak berpikir negatif!

Kayla tidak berani bergerak. Dia menatap Theo dengan mata merah dan bibirnya yang baru dicium pun membengkak. Dia tampak sangat kasihan.

Melihatnya seperti ini, emosi Theo agak mereda. Dia mengangkat tangannya untuk mengurut keningnya, lalu berkata, "Suruh dia pergi, aku nggak akan menyentuhmu."

Saat Theo bangun dari tubuhnya, Kayla buru-buru merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan, lalu membuka pintu dan keluar dari mobil. Terdengar suara bantingan pintu yang keras!

Theo tercengang.

Melihat pintu mobil terbuka, Rio yang berada di luar mobil pun buru-buru mundur. "Key, apa orang di dalam mobil mengganggumu?"

Saat pintu mobil hampir tertutup, dia melihat pria di dalam mobil. Mata pria itu cerah dan jernih seperti kolam tak berdasar.

Selain itu, Rio pernah melihat setelan yang dikenakan pria itu, harganya mencapai sepuluh digit.

Lalu, mobil ini ....

Dilihat dari sudut mana pun, pria itu tidak tampak seperti sopir taksi.

Kayla tahu isi pikiran Rio. Dia hanya memiringkan kepalanya sambil berkata, "Nggak apa-apa. Terima kasih, lanjut makan sana. Aku pergi dulu."

Sebelum Rio menjawab, Kayla sudah memanggil taksi dan menyebutkan alamat tempat tinggal barunya. Kemudian, mobil pun melaju kencang ....

Sesampai di rumah, Kayla langsung mandi. Setelah selesai mandi, dia menelepon pengacara yang membantunya menyiapkan kontrak cerai.

"Pak Morgan, berdasarkan situasiku, kalau aku ingin menggugat cerai, apa aku bisa menang?"

"Berdasarkan pembagian properti yang Anda ingin sebelumnya, kemungkinan untuk menang .... sangat kecil." Morgan sangat fokus pada kasus Kayla, karena nilai properti yang terlibat sangat besar dan identitas Theo yang unik.

"Bagaimana kalau aku mengabaikan soal pembagian harta?"

Kayla tidak pernah berharap mendapatkan harta dari Theo. Dia menuliskan permintaan ini hanya untuk membuat Theo kesal.

"Tergantung apakah Pak Theo bersedia bercerai. Kita bisa masuk pengadilan, tapi kalau Pak Theo nggak setuju, akan sangat memakan waktu. Kalau nggak ada kekerasan rumah tangga atau konflik yang nggak bisa didamaikan, hakim akan membujuk kalian untuk berdamai. Dengan begitu, gugatan pertama akan gagal dan kita harus menunggu tiga bulan lagi."

Setelah dipikir-pikir, Kayla menduga bahwa alasan Theo mempertahankannya adalah merasa dipermalukan karena dia yang memulai perceraian terlebih dahulu. Selain itu, orang-orang akan salah paham dan menganggap Raline sebagai selingkuhan Theo.

Namun, mereka menikah secara diam-diam. Kalau sampai masuk pengadilan, semua orang akan tahu tentang pernikahan mereka dan Raline pasti akan dicap sebagai wanita simpanan!

Demi Raline, Theo pasti akan setuju untuk bercerai.

Kayla mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Pak Morgan, tolong bantu aku kirimkan surat pengacara padanya."

Setelah mengakhiri panggilan, Kayla mengembuskan napas panjang ....

Efisiensi kerja Morgan sangat tinggi. Keesokan paginya, Theo sudah menerima surat pengacara.

Axel selalu memeriksa semua paket Theo. Ketika melihat dokumen itu, dia merasa ada yang aneh.

Memang benar, saat ini udara di kantor seolah-olah turun beberapa derajat. Melihat wajah dingin Theo, dia berkata dengan hati-hati, "Pak Theo, Nona Kayla mungkin sedang bercanda denganmu."

Theo mengangkat kepalanya, lalu menatap Axel dengan dingin sembari berkata, "Pergi cari tahu apa yang Kayla lakukan belakangan ini."

Sebenarnya apa yang membuat Kayla berani mengirimkan surat pengacara kepadanya? Apa dia mendapatkan pekerjaan bagus atau berhubungan dengan tokoh terkemuka?

Mencari tahu keberadaan Kayla bukanlah hal yang sulit. Siang harinya, Axel sudah mendapatkan informasi akurat. "Sekarang Nona Kayla bekerja di Studio Yunox."

"Studio Yunox?"

"Studio yang bergerak di bidang restorasi budaya. Mereka sangat terkenal di industri ini dan semua benda-benda yang ditangani bernilai tinggi. Hanya orang-orang hebat dan berbakat yang bisa bergabung di sini."

Theo mengerutkan keningnya. Seingatnya, dia tidak pernah melihat Kayla melakukan hal-hal yang berkaitan dengan bidang ini, tetapi sepertinya Kayla memang lulusan dari kampus seni.

"Dia bisa merestorasi barang antik?"

"Bukan, Nona Kayla bekerja sebagai tukang bersih-bersih ... di sana."

Mengenai hal ini, Axel mencari tahu secara pribadi. Dia melihat Kayla menyapu lantai dengan mata kepalanya sendiri. Selain itu, untuk mengantisipasi kesalahan, dia juga bertanya pada seseorang untuk memastikan bahwa Kayla adalah tukang bersih-bersih.

"Tukang bersih-bersih?" Theo tersenyum sinis sambil melemparkan surat pengacara di tangannya.

"Dia memang sudah bosan dengan hidup glamor hingga pergi mencari pengalaman hidup. Aku nggak seharusnya memanjakannya selama dua tahun ini, biar dia tahu bagaimana rasanya mencari nafkah di luar sana."

Axel terdiam.

Sebenarnya, dia dapat merasakan kesulitan Kayla selama dua tahun ini. Sebagai istri direktur utama Perusahaan Oliver, Kayla harus melakukan hal-hal kecil seperti menyajikan teh dan disuruh-suruh. Selain itu, Theo juga selalu membuang makanan yang Kayla pesan.

Kalau orang lain yang berada di posisi ini, orang itu mungkin sudah melemparkan kotak makan ke wajah Theo!

"Keluar." Theo mengusir Axel, lalu menelepon Kayla ....

Saat ini, Kayla sedang memperbaiki suatu benda rumit dan dia hampir membuat kesalahan karena getaran ponselnya.

Pada dasarnya, suasana hatinya kurang baik, tapi ketika melihat nama itu terus muncul di layar ponselnya, dia makin kesal.

Dia tahu alasan Theo menelepon, seharusnya karena Theo sudah menerima surat pengacara.

Saat panggilan tersambung, dia belum sempat berbicara, tetapi sudah terdengar suara sinis Theo.

"Kayla, apa kamu tahu berapa harga rumah di Kota Bapura?"

"Apa?"

"Dengan gajimu sebagai tukang bersih-bersih, apa kamu mampu membayar biaya sewa?"

Setelah merasa perkataannya cukup untuk membuat Kayla tertekan, Theo pun merendahkan nada bicaranya. "Suami istri bertengkar adalah hal yang wajar. Setelah bertengkar, semuanya akan baik-baik saja. Aku nggak punya waktu untuk memainkan drama bercerai, lalu kembali bersama. Malam ini, pulanglah ke rumah, aku nggak akan mempermasalahkan semua keributan yang kamu buat belakangan ini."

Kayla tidak mendengarkan ucapan Theo dengan serius, apalagi soal "tukang bersih-bersih". Dia hanya mendengar Theo mengkritiknya karena gajinya yang rendah, ketidakmampuannya untuk menyewa rumah dan keributan yang dia buat!

"Theo, apa kamu gila? Serendah apa pun gajiku, aku nggak akan kembali. Meskipun aku tidur di kolong jembatan dan makan roti kukus, aku juga nggak akan pulang. Ayo bercerai dengan baik-baik atau kita akan bertemu di pengadilan!"

Kayla langsung mengakhiri panggilan dan memblokir nomor telepon Theo.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 815 Aku Tidak akan Menuruti Keinginanmu

    Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 814 Tidak Bisa Memuat Dua Kursi Roda

    Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 813 Kamu Ingin Menyenangkanku

    Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 812 Diusir dari Keluarga Tomson

    Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 811 Merlin Ingin Membunuhku

    Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 810 Aku Selalu Makan Obat

    Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status