Share

Bab 4 Terbebas dari Penderitaan

Kayla menggesek kartu Theo, dia tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya sendiri ... untuk tinggal di hotel.

Dia pun menelepon Bella. Setelah tahu bahwa Bella berada di rumah, dia langsung pergi ke sana.

Mobil Paman Dafa terus mengikuti di belakang, tetapi Kayla mengabaikannya sepanjang jalan.

Setelah keluar dari mobil, Kayla pergi mengambil kopernya di bagasi dan tangannya tidak sengaja tergores sudut mobil.

Tangannya berdarah, tetapi tidak parah.

Bella tinggal di lantai 17 dan pintu rumahnya selalu terbuka lebar saat tahu Kayla akan datang.

Melihat Kayla masuk dengan membawa koper, Bella tertegun sejenak. Ketika bertelepon, Kayla tidak mengatakan bahwa dia datang dengan membawa koper.

Sepertinya dia kabur dari rumah.

Bella mengabaikan masker wajahnya dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil koper Kayla.

"Kok nggak bilang kamu bawa koper? Aku 'kan bisa turun menjemputmu .... Haih, kenapa tanganmu terluka?"

Melihat Bella tampak panik dan hendak pergi mencari kotak P3K, Kayla pun menahannya sambil berkata, "Nggak apa-apa, sudah mau sembuh."

"Ada lepuhan kecil di tanganmu, kenapa nggak diobati? Lihatlah para pianis, mereka memperlakukan tangan mereka bagaikan harta dan tidak akan membiarkan tangan mereka terluka."

Kayla merasa terhibur dengan reaksi Bella yang berlebihan. Tekanan yang dia rasakan selama beberapa hari ini pun mereda. "Luka sekecil ini bukan apa-apa."

Bella tertegun. Setelah mengobrol sampai sini, dia pun mengungkit masalah sebelumnya lagi. "Omong-omong, bagaimana pertimbanganmu soal usulan kemarin?"

Sebelumnya ... Kayla tidak menjawab karena belum punya kepastian.

"Pak Hardy datang menemuiku beberapa kali. Studionya adalah studio restorasi budaya terbaik di negeri ini, semua anggota di sana pasti adalah tokoh hebat di bidang ini! Pak Hardy turun tangan secara pribadi untuk mencarimu, dia sungguh menghargaimu! Kalau bukan karena kamu nggak bersedia mengungkapkan identitasmu, aku sudah memberinya informasi kontakmu!"

Kayla bekerja di bidang restorasi budaya dan keterampilannya sangat bagus.

Sejak kecil, dia sudah belajar dari ibunya dan dia sangat berbakat. Dia juga mengambil jurusan ini saat berkuliah. Awalnya, dia berencana untuk bekerja di museum setelah lulus, tapi kemudian ... dia mengalami hal-hal itu dan terpaksa menikah dengan Theo.

Beberapa tahun ini, dia hanya menerima beberapa pekerjaan pribadi lewat Bella dan menjadi ahli restorasi umum.

Namun, sekarang situasi sudah berubah. Dia akan segera bercerai dan harus memulai dari awal.

Setelah merenung untuk cukup lama, Kayla pun mengangguk sambil berkata, "Tolong bantu aku terima undangannya."

"Kamu setuju?" Bella agak dikagetkan oleh jawaban Kayla. Setiap kali dia membahas hal ini, Kayla selalu menolak.

"Boleh dicoba, aku bisa pergi bekerja kapan saja."

"Kapan saja?" Bella kembali tercengang. "Kamu nggak akan bekerja sebagai pembantu di Perusahaan Oliver lagi?"

"Ya, aku sudah mengundurkan diri."

Kayla menjawab dengan sangat tenang, seolah-olah dia tidak terlibat dalam hal ini.

Bella mendecak. Mengingat berita hangat yang dia lihat pagi ini, dia sudah membayangkan banyak gambaran.

Dia tidak bisa menahan diri untuk mengomel. "Sudah seharusnya kamu bercerai. Si berengsek Theo itu jelas-jelas nggak makan makanan yang kamu pesan, tapi setiap hari menyuruhmu memesankan makanan. Pria munafik sepertinya harus dikurung oleh Raline, jangan dikeluarkan. Menurutku, memang harus bercerai. Lagian sisa tiga bulan, nggak usah dipusingkan."

Kayla bersandar di sofa, dia merasa agak kelelahan karena sudah berseteru seharian.

"Aku sudah mengajukan cerai, tapi dia nggak setuju dan menyuruhku menunggu sampai waktu yang ditentukan."

Mendengar ucapan Kayla, Bella merasa konyol. "Sungguh munafik! Dulu, Raline menolak lamarannya dan memilih pergi ke luar negeri agar bisa menjadi penari internasional. Sekarang, dia pasti nggak akan bercerai denganmu begitu saja, lalu kembali bersama Raline. Kalau nggak, dia akan terkesan sangat murahan! Kalau dia nggak menunjukkan kehebatannya, Raline mungkin akan mencampakkannya lagi!"

Kayla tidak pernah berpikir demikian, tapi setelah mendengar penjelasan Bella, dia pun tercerahkan.

Theo adalah bajingan jahat yang munafik!

"Menurutku, kamu nggak usah melindungi harga dirinya. Langsung sebarkan akta nikah kalian di internet sebelum resmi bercerai. Dengan begitu, netizen yang baik hati akan memaki mereka dengan kejam dan Raline akan dicap sebagai wanita simpanan!"

Kayla memiringkan kepalanya dan tidak merasa bahwa ini adalah ide yang bagus.

"Nggak, biarkan saja mereka selingkuh. Kalau masalah ini tersebar, kelak, aku yang akan kesulitan untuk mencari pasangan."

Mencari pasangan? Mata Bella bersinar, dia menatap Kayla sambil berpikir, 'Sepertinya dia sudah bertekad untuk meninggalkan Theo ....'

Ini adalah hal baik, patut untuk dirayakan!

Bella mengeluarkan sekotak bir dari kulkas, lalu membuka sebotol bir dan memberikannya pada Kayla sambil berkata, "Ayo rayakan sahabatku terbebas dari penderitaan!"

Saat Kayla hendak mengambil bir itu, bel rumah berbunyi.

"Siapa?" gumam Bella sambil pergi membuka pintu.

Orang yang berdiri di luar adalah Paman Dafa. Saat ini, dia berbeda dari sebelumnya. Ekspresinya sangat muram, dia memiringkan kepalanya sambil berkata pada Kayla yang berada di ruang tamu, "Nyonya, Tuan Muda sedang menunggu Anda di bawah. Tolong segera turun."

Kayla mengerutkan keningnya sambil menjawab dengan kesal, "Biarkan saja dia menunggu."

Kayla bisa tidur dan minum-minum di dalam rumah, sedangkan Theo berada di dalam mobil. Seluas apa pun mobilnya, dia tidak bisa berbaring.

Setelah berkata demikian, dia langsung meneguk habis sekaleng bir di tangannya.

Kalau Paman Dafa menyampaikan kata-kata Kayla, berarti dia sudah bosan hidup!

Paman Dafa berkata dengan pasrah, "Tadi, saat di dalam mobil, Nyonya menelepon Tuan Muda. Sepertinya Nyonya nggak enak badan ...."

Sebelum dia selesai berbicara, ponsel Kayla sudah berdering. Penelepon adalah ibunya Theo, Evi Janoto.

Kayla bisa mengabaikan Theo, tapi dia harus menjawab telepon Evi.

Selama tiga tahun menikah, Evi memperlakukan Kayla lebih baik daripada Theo, putra kandungnya sendiri. Dia selalu membelikan barang-barang mahal kepada Kayla. Setiap kali mereka bertengkar, apa pun alasannya, selalu Theo yang dimarahi.

"Bu ...."

"Kayla, aku menelepon Theo dan dia bilang kamu nggak di rumah. Apa bocah itu nggak pulang lagi?"

Di dunia ini, mungkin hanya Evi yang berani memanggil Theo seperti itu. Setiap kali dia menelepon, dia akan memeriksa apakah Theo pulang ke rumah.

"Bukan, malam ini, aku lagi di rumah temanku. Dia sedang berulang tahun."

Kayla tidak mengungkit soal perceraian mereka karena mengkhawatirkan kesehatan ibu mertuanya.

Ketika Evi melahirkan Theo, dia mengalami pendarahan hebat yang menimbulkan banyak efek samping. Selama beberapa tahun ini, kondisi kesehatannya kurang baik.

Bella yang dianggap sedang berulang tahun pun memutar bola matanya dengan kasar saat mendengar sahabatnya berbohong!

Terdengar suara Evi dari sambungan telepon. "Kalau begitu, setelah merayakan ulang tahun temanmu, pulanglah ke rumahku. Ayahnya sedang dinas, aku merasa kurang sehat."

Kayla yang mengkhawatirkan kesehatan Evi pun bertanya, "Mana yang sakit? Apa sudah pergi ke dokter?"

"Nggak, nggak parah kok. Kemarin aku melelang sepotong batu permata dan meminta master membuatnya menjadi liontin kecil. Pulanglah untuk melihat apakah kamu suka, anak muda seperti kalian nggak suka gelang permata."

Kayla terdiam selama beberapa detik, lalu menjawab, "Baik."

Kalau Evi hanya menyuruhnya pulang untuk mengambil barang, dia akan menolak. Bagaimanapun, dia akan segera bercerai dengan Theo, tetapi Evi sedang kurang sehat.

Bella tahu bahwa dia tidak bisa membujuk Kayla, jadi dia terpaksa mengantarnya ke bawah dan tidak lupa mengingatkan. "Percaya atau nggak, ibu mertuamu pasti sengaja."

Mobil yang familier parkir di depan pintu kompleks, Theo sedang bersandar di pintu mobil sambil merokok. Ketika mendengar ada yang datang, dia langsung mendongak dan sepasang matanya tampak sangat suram ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status