Yuka diam-diam menatap Celine, tetapi dia tidak dapat melihat perubahan ekspresi Celine melalui dandanan Celine yang seolah-olah ingin pergi merampok bank ini. "Kak Celine, sebenarnya sesulit apa hidupmu?"Celine tertegun.Dia mengalihkan pandangan dari ekspresi penasaran Yuka sambil berkata, "Pergilah beberes dan lanjut bekerja. Kita masih harus mengumpulkan uang untuk membayar sewa bulan depan, jangan sampai bangkrut.""Nggak apa-apa, sekalipun bangkrut, aku tetap akan bekerja untukmu dan Kak Shanny. Paling-paling aku nggak digaji saja, kalian cukup memberiku makanan dan tempat tinggal.""Kalau aku pergi ke jembatan layang untuk mengemis, apa kamu juga akan mengikutiku?""Kalau begitu aku akan berbaring di sampingmu. Dengan penambahan personil, hasilnya lebih banyak. Pasti cukup untuk makan berdua, bisa tidur siang lagi."Celine tertawa. "Sudahlah, nggak usah mengemis, pergi kerja sana."Ubin di toko berwarna terang dan mudah ternodai. Setelah dikunjungi oleh sekelompok orang itu, mu
Sepanjang sore, Yuka terus mengawasi perkembangan di internet. Keluarga itu sungguh tidak tahu diri. Begitu video viral, mereka melakukan siaran langsung untuk menceritakan betapa sombong dan arogannya Celine.Wanita paruh baya itu berkata, "Dia terus memakai topeng dan kacamata hitam, sombong sekali. Pernikahan akan dilangsungkan besok, tapi hasilnya malah seperti itu. Kami terpaksa menunda hari pernikahan, kerugian hotel, resepsi, akomodasi dan tiket pesawat tamu mencapai ratusan juta.""Kami nggak meminta banyak, kami hanya memintanya mengganti rugi sesuai peraturan toko mereka. Dia bukan hanya menolak, tapi juga langsung mengusir kami. Menantuku yang baik hati ini masih membelanya dan mengatakan bahwa berbisnis bukanlah hal yang mudah bagi para wanita, jadi menantuku bersedia menukar gaun itu dengan gaun jadi di toko, tapi desainer bermarga Tomson itu menolak."Setelah berkata demikian, dia menyodok wanita di sampingnya. Ziva pun mengangguk dengan berlinang air mata."Menikah adala
Celine menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Menghadapi sikap Celine, Carlos pun kesal hingga memanggil Revin masuk. "Revin akan menangani masalah tokomu, nggak usah merepotkan Darius.""Kamu kira aku datang untuk memintamu menangani masalah tokoku?"Carlos tidak menjawab, tetapi maksudnya sangat jelas. "Bukankah begitu?""Aku datang untuk menjemputmu pulang." Celine memiringkan kepalanya sambil menatap Carlos dengan sepasang mata yang berbinar. Dia sangat cantik. Saking cantiknya, sekalipun orang-orang tahu dia memiliki niat jahat, mereka akan memilih untuk memaafkannya. "Aku akan menangani masalahku sendiri, nggak usah merepotkan Pak Revin."Dia telah mengumpulkan bukti dan hanya sedang menunggu waktu. Dia akan membeberkan semua bukti setelah berita ini makin viral. Dengan begitu, dia bisa mempromosikan toko tanpa mengeluarkan sepeser biaya pun. Saking miskinnya, mereka bahkan tidak sanggup membayar biaya sewa, bagaimana mungkin memiliki uang untuk mengiklankan toko? Namun,
Carlos meliriknya sambil berkata, "Pendapatan tahunan tokomu bahkan nggak cukup untuk membayar biaya sewa, apa kamu memerlukan sekretaris?"Celine terdiam.Karena mimpi buruk tadi, dia tidak berminat untuk mengobrol. Apalagi setelah disindir oleh Carlos, dia makin tidak ingin bercerita. Sekalipun dia bercerita, tidak akan ada yang percaya bahwa kehidupan nona besar Keluarga Tomson begitu menyedihkan.Dia tanpa sadar menggosok pergelangan tangannya. Pandangannya agak kacau, dia samar-samar mencium aroma Carlos dan merasa ada yang aneh. Namun, dia tidak dapat menebak apa yang aneh."Tuk, tuk."Revin mengetuk dari luar.Carlos berkata, "Masuk."Melihat Carlos bangkit, Celine baru tersadar. Bukankah seharusnya Carlos berada di meja kantor?Celine bertanya, "Kok kamu bisa di sini?"Carlos menundukkan kepalanya untuk menatap wajah pucat Celine. "Kamu berteriak histeris dan terus mengigau. Apa mungkin aku membiarkan seisi perusahaan mendengarmu berjerit?""Aku mengigau?"Dia baru saja berteri
Revin berdiri di belakang dengan canggung dan Carlos yang berwajah dingin pun berdiri di sampingnya. Hanya dengan melihat Merlin menatap Celine dengan sepasang mata sembap, mereka tahu siapa yang sedang ditindas.Celine tidak peduli dengan pandangan orang lain, jadi dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk menjelaskan. Carlos hanya menunjukkan ekspresi dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Merlin memampangkan ekspresi malang, sayangnya tidak ada yang menggubrisnya.Suasana terlalu canggung, Revin pun mencoba untuk menjelaskan. "Nyonya Celine, jangan salah paham. Pak Carlos ada sedikit kerjaan, kebetulan mau keluar ....."Sikap Celine terhadap Revin jauh lebih baik. Dia tidak bersikap seperti wanita bermulut tajam. "Ya."Ekspresi Carlos menjadi makin muram. "Apa kamu wanita? Kasar sekali mulutmu."Revin tertegun.Dia sungguh tertekan. Dia menyanjung Celine agar keadaan rumah tangga Carlos membaik.Ketika berada di dalam lift, ponsel Celine bergetar beberapa kali. Calon
Karena suster masuk untuk mengukur tekanan darah pasien, pembicaraan mereka pun berhenti di sini. Suster itu mengukur tekanan darah Carlos sambil melirik Celine, pipinya agak merona.Celine yang merasakan tatapannya tidak mengangkat kepala dan hanya menegur dengan tenang, "Jangan tertipu oleh paras pria. Sebagian pria memang tampan, tapi nggak cocok untuk diajak hidup bersama. Aku adalah istrinya. Selama menikah dua tahun dengannya, sudah ada tiga kekasih gelapnya yang datang mencariku."Carlos tertegun.Dalam sekejap, wajah suster itu memerah. Dia melambaikan tangannya dengan panik. "Kak, kamu salah paham. Aku nggak memiliki niat lain pada suamimu, aku hanya merasa kamu sangat cantik. Bolehkah .... kita bertukar kontak WhatsApp?"Carlos tercengang.Begitu pula dengan Celine.Suster itu menatapnya dengan sepasang mata belo, seolah-olah akan menangkupkan tangan untuk memohon. Celine selalu memperlakukan gadis yang ceria dengan baik. Dia membuka aplikasi WhatsApp-nya, lalu menyodorkan po
"Da ... Davin, menginginkanku.""Kayla, lihat baik-baik, siapa aku?"Lampu menyala. Setelah melihat wajah pria di samping dengan jelas, Kayla Sandio langsung membelalakkan matanya!"Theo? Kok jadi kamu?!"Pria itu mencengkeram dagunya sambil berkata dengan dingin, "Setelah tidur denganku, seharusnya kamu tahu aku bukan orang yang mudah dihadapi.""Bukan seperti itu, aku salah ...."Kayla berusaha kuat untuk melepaskan diri, tapi semuanya sudah terlambat. Rasa sakit yang luar biasa menyerangnya, dia benar-benar lenyap di tengah kegelapan ....Setelah itu, Theo Oliver melemparkan sebuah kartu kepada Kayla, tetapi dia malah menampar Theo!Theo menyentuh sudut bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Bukannya ini yang kamu mau, hah?"Kalimat itu benar-benar menghancurkan Kayla. Sekarang, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menyesal."Theo, aku nggak mau uang, aku mau kamu menikahiku!"Tiga tahun kemudian, di Vila Aeris.Kayla sedang menonton berita hiburan yang disiarkan di TV,
"Kayla, apa maksud kontrak perceraian itu?"Setelah mendengar suara suram Theo, Kayla langsung tersadar."Seperti yang tertulis."Theo berkata sambil menyeringai, "Sebelum bekerja, datanglah ke kantorku untuk mengambil kembali sampah ini. Jam 8 malam, aku mau melihatmu dan ... barang-barangmu sudah berada di Vila Aeris."Kayla juga menjawabnya sambil menyeringai, "Theo, apa otakmu ...."Bermasalah?Dia tertegun. Seketika, dia menyadari makna lain dari panggilan ini."Kamu nggak perlu khawatir Raline akan disebut sebagai wanita simpanan. Hanya orang tua kita dan beberapa teman yang mengetahui soal pernikahan kita. Di mata orang lain, kamu tetap adalah pria sejati yang bersedia memikul semua kesulitan untuk membiarkan sang kekasih pergi menggapai cita-cita. Kini, kebahagiaan sudah menghampirimu, selamat."Semalam, Theo dipotret oleh para wartawan saat mengantar Raline ke rumah sakit. Hari ini, kalau berita Kayla mengajukan gugatan cerai terungkap ke media, Raline akan dicap sebagai wanit