Share

Pria Misterius Di Dalam Tandu

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 12:45:14

Yan Feng masih terengah-engah saat duduk di dalam tandu. Napasnya memburu, keringat mengalir di pelipis, sementara di luar sana derap langkah pasukan Jinyiwei masih terdengar bagai genderang perang.

Di dalam tandu yang diterangi cahaya temaram, seorang pria muda tampan dengan jubah sutra biru tua duduk dengan santai. Tangannya mengibaskan kipas kayu cendana dengan ukiran naga, menciptakan semilir angin dingin yang kontras dengan kepanikan di luar. Ekspresinya tenang, seolah pengejar-kejaran dengan pasukan elit kekaisaran hanyalah tontonan opera yang membosankan.

"Kau hendak kemana?" tanyanya dengan gaya malas, matanya mengamati Yan Feng tanpa minat berlebih.

Yan Feng menatapnya curiga, masih berusaha mengatur napas dan memahami situasi. Tangannya secara instingtif menyentuh gagang pedangnya.

"Perbatasan, bekas pusat perdagangan rempah," jawabnya singkat, matanya masih waspada.

Pria tampan itu mengangguk pelan, jemarinya yang ramping masih mengibaskan kipas dengan ritme konstan.

"Ah, baiklah! Aku akan mengantarkanmu," ucapnya kasual, seolah baru saja menawarkan secangkir teh.

Yan Feng semakin curiga. Ia mengintip dari balik tirai, melihat jalanan yang mulai gelap. Tidak ada jubah hitam-merah Jinyiwei mengikuti mereka. Lampu-lampu jalan mulai dinyalakan satu per satu oleh petugas kota, menciptakan bayangan tandu yang melaju perlahan di atas tanah.

"Mereka tidak akan mengikuti kita," tegur pria itu masih dengan senyum malas yang sama.

Kebingungan Yan Feng semakin menjadi. Entah penolongnya ini dungu atau justru terlalu percaya diri.

"Kenapa?"

Pria tampan itu tersenyum tipis, mengibaskan kipasnya lagi dengan gerakan elegan. "Aku tidak tahu."

Jawaban yang sama sekali tidak membantu. Yan Feng memilih diam, matanya tetap waspada mengamati jalan. Suasana malam Longcheng semakin mencekam. Lentera-lentera jalan menciptakan pulau-pulau cahaya di tengah kegelapan, tetapi jalanan berangsur sepi. Hanya sesekali terdengar teriakan perintah dari kejauhan, pertanda pasukan masih melakukan pencarian.

Di ibu kota, kejar-kejaran dengan Jinyiwei sudah seperti rutinitas harian yang membosankan. Bedanya, tidak semua orang beruntung lolos hidup-hidup.

Ketika tandu berhenti di persimpangan menuju gudang tua, Yan Feng melompat turun dengan lincah. Ia membungkuk singkat.

"Terima kasih," ucapnya ringkas, tanpa tambahan kata yang tidak perlu.

Pria tampan itu hanya mengangguk sekali sebelum tandu kembali diangkat, bayangannya perlahan menghilang di antara lentera-lentera malam Longcheng.

Yan Feng bergegas memasuki gang sempit, mengendap-endap dengan langkah tanpa suara menuju gudang tempat ia meninggalkan Luo Jìng dan sanderanya. Ketika ia membuka pintu gudang perlahan, pemandangan di hadapannya membuatnya terpaku.

Luo Jìng dan Baili Zhiyu tengah duduk berhadapan, sibuk bermain catur dengan ekspresi serius. Di samping papan catur, sebatang lilin menyala lemah, memberikan penerangan yang nyaris tidak memadai.

"Aiyo! Aku dikejar-kejar pasukan Jinyiwei dan kau malah sibuk bermain catur!" teriak Yan Feng, emosinya meledak seketika.

Zhiyu menoleh dengan santai, seolah baru menyadari kehadiran Yan Feng.

"Oh, kau sudah kembali!" ucapnya ringan, lalu tatapannya berubah penuh harap. "Mana pesananku?"

Yan Feng terdiam sejenak, otaknya baru memproses, bungkusan makanan yang ia bawa tadi tertinggal di tandu! Ia begitu fokus menyelamatkan diri hingga lupa dengan paket makanan mewah itu.

Belum sempat ia menjelaskan, sebuah kipas mendadak melayang ke kepalanya. Baili Zhiyu, dengan wajah kesal, memukulnya dengan gagang kipas.

"Kau menghilangkan makananku?!"

Luo Jìng bangkit dari duduknya, menatap Yan Feng dengan tajam. "Lalu di mana uangnya?"

Yan Feng makin frustrasi, tangannya terangkat ke udara.

"Uang apa? Luo Jìng, aku tidak mau ikut campur urusanmu lagi!"

Tanpa pikir panjang, Yan Feng berteriak kesal lalu berbalik hendak pergi dari tempat itu. Ia menendang kursi di dekatnya, lalu menendang pintu gudang hingga berdebam keras.

Udara dingin malam tiba-tiba terasa lebih berat. Yan Feng baru ingin melangkah...

BRAK!

Pintu berbeda di sisi lain gudang didobrak dengan keras. Cahaya obor menerangi wajah-wajah dingin pasukan Jinyiwei.

"Tangkap mereka!"

Yan Feng refleks melompat mundur, kembali ke gudang. Luo Jìng meraih pedangnya dengan cepat, sementara Zhiyu masih duduk tenang, menatap bidak catur di hadapannya seolah tak terjadi apa-apa.

"Kita harus pergi, sekarang!" seru Luo Jìng.

Yan Feng melompat keluar gudang terlebih dahulu, menembus kegelapan malam. Namun, Luo Jìng tiba-tiba menyadari ia tidak bisa meninggalkan sanderanya begitu saja.

Alih-alih panik, Baili Zhiyu justru berdiri dengan santai, menepuk-nepuk pakaiannya yang berdebu.

"Langkahkan kaki lebih tinggi. Itu akan meningkatkan kecepatan lari kalian setidaknya dua puluh persen," ujarnya dengan nada seorang guru yang membosankan.

Suara langkah pasukan Jinyiwei semakin dekat. Tanpa basa-basi, Luo Jìng mengangkat tubuh Zhiyu dengan satu tangan, melemparkannya ke pundak seperti karung beras, lalu berlari menyusul Yan Feng.

"Aku bukan karung beras! Apa kau pikir aku ini paket yang harus dikirim ke perbatasan?" protes Zhiyu. "Setidaknya angkat aku dengan lebih elegan! Ini tidak pantas untuk seorang sarjana terhormat!"

Suasana kota semakin dramatis dalam cahaya temaram. Lentera-lentera malam bergetar saat mereka melintas, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari liar di dinding-dinding bangunan. Suara peluit peringatan mulai bersahutan dari berbagai penjuru kota, pertanda bahwa pengejaran telah memasuki level yang lebih serius.

Seorang pedagang yang sedang menutup warungnya melotot melihat kekacauan itu.

"KALIAN LAGI?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Interogasi yang Gagal Total Dan Gosip yang Berubah Arah

    Mereka bertiga duduk di sudut restoran menghadap jendela, di mana jalanan ibukota menyajikan pertunjukan gratis. Pedagang berteriak menjajakan dagangan, kereta kuda berderap, bangsawan berjalan santai, kehidupan Longcheng yang tak pernah berhenti.Pelayan yang melayani mereka gemetar seperti daun di angin kencang saat mencatat pesanan Baili Zhiyu. Trauma enam bulan lalu masih membekas dalam. Tangannya bergetar memegang kuas tulis, sudah membayangkan kemungkinan terburuk jika tuan muda ini kembali melancarkan kritik mematikan.Pelayan itu berusaha menjaga tangannya tetap stabil, tetapi kuasnya menari dengan ragu. Seolah-olah satu kesalahan kecil akan berakhir dalam ulasan mengerikan yang menghancurkan reputasi keluarganya selama tujuh generasi.Xu Jianhong merasa ini adalah kesempatan emas untuk akhirnya melakukan interogasi yang benar. Ia menuangkan teh untuk mereka bertiga dengan harapan tinggi bahwa hari ini takdir akan

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Hidangan Mewah, Trauma Restoran, Dan Gosip Gaji Menteri

    Baili Zhiyu melangkah dengan tenang dan elegan selayaknya seorang tuan muda dari keluarga terhormat. Setiap gerakannya mencerminkan kedisiplinan yang tertanam dalam pendidikan keluarga bangsawa. Punggung tegak, langkah teratur, pandangan tenang menyapu sekitar dengan pengamatan yang tajam.Di sampingnya, Xiǎo Zeyan berjalan dengan malas, tampak sama sekali tidak tertarik dengan kesibukan ibukota. Tangan kanannya dimasukkan ke dalam lengan jubah, sedangkan tangan kiri sesekali menguap dengan dramatis. Mata setengah terpejam, seolah berjalan di tengah mimpi yang tidak terlalu menarik.Di belakang mereka, Xu Jianhong mengikuti dengan langkah berat, merasa nasibnya semakin buruk dengan setiap langkah. Keningnya berkerut, menatap punggung kedua pemuda di depannya dengan campuran frustrasi dan kepasrahan. Ia mulai mempertanyakan keputusannya mengajak mereka untuk "interogasi santai" ini.Tujuan mereka adalah Restoran Lianhe Fang, restoran mew

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Interogasi yang Gagal, Perburuan Kuliner Dan Li Qingyan

    Xu Jianhong berdiri di depan gerbang Mansion Baili dengan wajah seperti seorang jenderal yang siap berperang melawan musuh yang tidak terlihat. Hari ini ia bertekad menyelesaikan interogasi dengan Baili Zhiyu. Tanpa drama, tanpa kejutan, dan terutama tanpa melibatkan Pangeran Ketiga yang merepotkan.Sayangnya, takdir memiliki rencana lain."Maaf, Tuan Menteri," pelayan Mansion Baili membungkuk sopan. "Tuan Muda Kedua sedang berkunjung ke Manor Menteri Personalia."Xu Jianhong menahan keinginan untuk menengadahkan wajah ke langit dan berteriak pada dewa-dewa yang tampaknya senang mempermainkan hidupnya. Menteri Personalia, Li Chengfeng, merupakan adik mendiang Nyonya Baili."Terima kasih," ucapnya dengan senyum yang hampir retak di ujung.Perjalanan menuju Distrik Akademik terasa seperti pawai kematian. Xu Jianhong terus berharap bahwa hari ini, untuk sekali saja, nasib akan memihaknya

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh yang Terlalu Enak

    Han Qingsheng, Menteri Hukum, berdiri dengan tenang sembari menikmati sepotong baozi berisi daging yang masih hangat. Wajahnya tampak damai, seolah ia sedang menikmati pagi yang sempurna. Bukan sedang menghadapi Menteri Perang yang hampir mengalami gangguan jiwa.Di sebelahnya, Walikota Longcheng, Shen Guang tersenyum tipis dan duduk dengan elegan di samping Xu Jianhong yang masih terlihat seperti orang yang baru saja selamat dari bencana alam.Dengan suara simpatik yang terdengar tulus, Shen Guang berbicara. "Menteri Xu, aku paham sekali perasaanmu."Xu Jianhong yang sudah mulai pulih dari histerianya tadi akhirnya berdiri, menelan sisa baozi dengan agak tergesa, lalu memberi hormat dengan sopan meskipun masih ada remah baozi menempel di sudut bibirnya."Maafkan saya. Tidak seharusnya Anda berdua menyaksikan keributan memalukan di yamen seperti tadi."Han Qingsheng hanya melambaikan tangan dengan santai, seolah kejadian tadi hanyala

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Menteri Perang yang Putus Asa

    Matahari pagi belum sepenuhnya menyinari ibukota Longcheng ketika Xu Jianhong, Menteri Perang yang biasanya tenang dan berwibawa, sudah duduk di yamen-nya dengan wajah seperti orang yang baru saja mendengar kabar kiamat akan tiba besok.Di hadapannya, sebuah laporan tebal dari Pasukan Jinyiwei terbuka dengan rapi. Halaman demi halaman berisi detail mengenai hilangnya suami ketiga Nyonya Gao Shichen. Kasus yang seharusnya menjadi tanggung jawab Jinyiwei. Bukan yamen, tetapi entah mengapa laporan itu kini sudah ada di atas mejanya.Xu Jianhong membaca dengan teliti, matanya menyapu setiap karakter dengan cermat. Sampai... matanya tiba-tiba membelalak seperti kura-kura yang tersedak air kolam!Xu Jianhong membalik halaman laporan, mengamati setiap detail dengan seksama. Kemudian ia berhenti.Ia melihat dua nama dalam daftar saksi.Ia menutup laporan.Ia membuka laporan lagi, mungkin ada kesalahan cetak.Tidak.Dua

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Misteri Hilangnya Suami Dan Pengejaran yang Tak Pernah Usai

    Cahaya obor menari-nari di sudut-sudut jalan Longcheng saat pasukan Jinyiwei masih berkejaran dengan Luo Jìng dan Yan Feng. Derap langkah mereka memecah keheningan malam bagai gemuruh badai di musim hujan. Sementara itu, dari dalam tandu yang bergerak perlahan, Zeyan dan Zhiyu menikmati kekacauan tersebut dengan santai."Menurutmu, mereka akan tertangkap malam ini?" tanya Zhiyu sembari memainkan sepotong kue kacang yang entah didapatnya dari mana.Zeyan mengibaskan kipasnya dengan malas, mengamati sosok-sosok yang melompat dari satu atap ke atap lain. "Terlalu membosankan jika berakhir secepat itu."Tiba-tiba, jeritan panjang dan nyaring membelah udara malam yang dingin!Jeritan itu begitu memilukan, menyusup hingga ke tulang sumsum, membuat bulu kuduk siapa pun berdiri. Para Jinyiwei yang sedang mengejar buronan langsung berhenti, kepala mereka menoleh ke arah jeritan tersebut."Apa itu?" tanya Zhiyu, melongokkan kepalanya keluar tandu.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status