Beranda / Historical / Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif / Tiga Bujangan Emas Ibukota Yang Menyedihkan

Share

Tiga Bujangan Emas Ibukota Yang Menyedihkan

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-04 15:00:20

Zhiyu melangkah memasuki Istana Timur dengan langkah yang lebih hati-hati dari biasanya. Yuan Qing mengikuti di belakang, matanya mengamati setiap sudut koridor dengan kewaspadaan seorang prajurit yang baru saja mendengar bahwa perangnya dimulai besok.

"Tuan Muda," bisik Yuan Qing, "kenapa kita harus datang ke istana? Bukankah lebih aman menyelidiki di luar?"

"Karena," jawab Zhiyu sambil merapikan jubahnya, "ada hal-hal yang tidak bisa dipercayakan kepada surat dan pelayan bodoh."

Yuan Qing mengangguk dengan ekspresi yang masih bingung, tapi sudah terbiasa dengan logika tuannya yang kadang melampaui batas akal sehat.

Di paviliun terbuka yang menghadap taman bunga teratai, Zeyan sudah menunggu dengan santai. Di hadapannya tersaji teh, kue bunga sepatu yang masih hangat, dan buah leci yang sudah dikupas dengan rapi, jelas bukan hasil karyanya sendiri.

"Apakah kita sedang menyelidiki sesuatu," Zeyan menyambut dengan senyum yang tidak terlalu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Seribu Korban Baili Zhiyu di Tahun ini

    Zhiyu ditemani Wei Xuan berangkat ke Pasar Hantu saat malam menjelang. Bayangan keemasan senja berubah menjadi kegelapan yang ditembus cahaya bulan, menciptakan siluet-siluet misterius di antara bangunan-bangunan tua.Kali ini tanpa Yuan Qing dan Ming'er, dua pelayan setia Zhiyu yang sedang dalam masa hukuman karena insiden di Kuil Yansheng. Tuan Besar Baili merasa sangat malu pada Putra Mahkota dan Menteri Han Qingsheng setelah drama "penculikan" Li Bao yang mencoreng nama keluarga.Mereka berhenti sejenak di pintu gerbang Pasar Hantu yang lebih mirip gerbang desa tak terurus. Kayu-kayu lapuk berdiri miring dengan aura suram yang menyelimuti, seolah tempat ini menyimpan ribuan rahasia gelap.Zhiyu memperhatikan deretan rumah-rumah tua di kedua sisi jalan yang menuju gerbang. Energi di tempat ini terasa berbeda. Lebih pekat, lebih berbahaya, seperti ada kekuatan tak terlihat yang mengawasi setiap langkah pengunjung.Kawasan ini bukanlah kawasan an

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Li Qingyan Dan Rencananya

    Di Manor keluarga Li, Li Qingyan duduk anggun di sebelah ayahnya yang sedang membaca dokumen administrasi. Sinar matahari membuat ruangan tampak hangat dan nyaman."Ayah," katanya sambil menyeduh teh dengan gerakan elegan, "hari ini Qingyan bertemu Letjen Wei Xuan."Li Chengfeng menoleh sambil meletakkan dokumen. "Wei Xuan? Di mana?""Di Kuil Yansheng," Li Qingyan menjawab sambil menuangkan teh ke cangkir ayahnya. "Dia sedang mengawasi Zhiyu Gē yang terlibat dalam kasus.""Ah, iya. Aku dengar Zhiyu terseret kasus aneh itu," Li Chengfeng mengangguk sambil mengambil cangkirnya. "Bagaimana keadaannya?"Li Qingyan menghela napas sambil duduk. "Seperti biasa, Ayah. Zhiyu Gē tidak sadar kalau dia selalu membuat orang khawatir.""Kakak ipar pasti pusing," Li Chengfeng berkata sambil menyesap tehnya."Makanya, Ayah," Li Qingyan melanjutkan dengan nada hati-hati, "Qingyan pikir... mungkin perlu mengawasi Zhiyu Gē lebih ketat."

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Nama Resmi Kasus Dan Puisi Bai Mudan

    Setelah investigasi di Kuil Yansheng yang diwarnai kericuhan serempak oleh duo absurd dan pelayan kecil berlogika tajam, rombongan pun kembali ke aktivitas masing-masing.Walau hari itu ditutup tanpa interogasi lagi, aroma Manor Gao terus menggema di benak mereka seperti dupa yang belum padam.Di Mahkamah Agung, Han Qingsheng duduk berhadapan dengan Xu Jianghong di ruang kerja yang dipenuhi gulungan dokumen. Sinar matahari siang menerangi tumpukan arsip di meja."Kasus ini harus punya nama resmi," Han Qingsheng berkata sambil mengambil kuas dari tempatnya. "Tidak bisa terus disebut 'kasus suami hilang yang aneh itu'."Xu Jianghong mengusap dagu sambil berpikir. "Bagaimana dengan 'Misteri Manor Gao'?""Terlalu sederhana." Han Qingsheng menggeleng sambil menimbang kuas di tangannya. "Ini lebih dari sekadar manor.""Kalau begitu…" Xu Jianghong merenung sejenak sambil melirik tumpukan dokumen, "Teh Bunga Tujuh Rupa Dan Suami Yang Hil

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Pelayan yang Terseret, Pendeta yang Tahu, dan Jejak ke Manor Gao

    Kedua pengunjung kuil yang barusan menyeret Li Bao berlari langsung ke arah Baili Zhiyu, lalu berhenti dengan gaya teatrikal yang terlalu dramatis untuk peziarah biasa."Tuan Muda!"Mereka berteriak penuh semangat seperti anak kecil yang menemukan mainan kesayangan, lalu melepaskan Li Bao begitu saja.Bocah itu nyaris jatuh ke lantai batu kuil dan terhuyung beberapa langkah sebelum akhirnya berdiri tegak seperti prajurit kecil yang belum tahu sedang dalam parade apa.Zhiyu melipat tangan di dada, matanya menelusuri wajah dua pengunjung aneh yang kini berdiri kikuk dengan senyum canggung."Oh… rupanya kalian.""Eh iya, Tuan Muda…" jawab mereka dengan senyum yang semakin canggung dan bahu yang nyaris menyusut karena malu.Zhiyu menoleh ke arah Putra Mahkota dan Menteri Han dengan ekspresi yang sabar tapi tegas."Masih belum memberi hormat pada Yang Mulia Pangeran Mahkota dan Tuan Menteri Han?"Keduanya la

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Gulungan yang Dicatat, dan Pengunjung yang Tidak Dicantumkan

    Sementara itu, di dalam ruang administrasi, Xu Jianghong duduk tenang di hadapan meja rendah yang aroma tintanya sudah menyatu dengan udara dan dupa. Di seberangnya, Pendeta Rong Yi, seorang pemuda dengan gestur rapi tapi mata yang terus bergerak lincah ke rak-rak tinggi yang memadati ruangan."Menteri Xu," ujarnya sambil meletakkan beberapa gulungan di atas meja dengan hati-hati, "hanya ini catatan mengenai Xu Tingsheng."Xu Jianghong membuka gulungan satu per satu dengan ketelitian seorang investigator. Teks bergaya formal dengan kaligrafi yang rapi, berisi catatan data pribadi Xu Tingsheng. Nama, tanggal lahir, asal daerah dan kerabat. Sebuah catatan standar yang tidak berbeda dengan catatan para pendeta lainnya."Xu Tingsheng berasal dari Desa Sungai Perak," gumam Xu Jianghong sambil membaca. "Desa kecil di pinggiran ibukota.""Benar, Tuan Menteri," Pendeta Rong mengangguk. "Dia yatim piatu dan mulai tinggal di kuil sejak berusia dua tahun."

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Cincin yang Tersisa, dan Fakta yang Menunggu Dicatat

    Rombongan bergerak mengikuti Pendeta Liang Tong menuju Paviliun Belakang, kawasan tempat tinggal para pendeta di Kuil Yansheng.Lorong-lorong terasa sunyi. Aroma dupa menguar tajam menyelimuti seluruh kuil, mengiringi langkah-langkah kaki mereka.Li Qingyan berjalan tenang di belakang rombongan, sementara Li Bao, pelayannya yang tajam mata dan refleks logis, tiba-tiba berhenti. Matanya tertuju pada dua pengunjung kuil di sudut halaman yang berdiri terlalu diam untuk ukuran orang yang sedang berdoa."Nona…" Li Bao berbisik sambil menarik lengan jubah Li Qingyan pelan. "Izinkan saya mengawasi di luar saja."Li Qingyan mengikuti arah pandang pelayannya sekilas, lalu mengangguk. "Berhati-hatilah."Pemuda belia itu pun duduk di anak tangga paviliun dengan posisi yang tampak santai. Namun, matanya tetap waspada mengawasi dua sosok mencurigakan tersebut.Yang lain memasuki kediaman pribadi Pendeta Liang Tong. Ruangan berdinding kayu sed

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status