Share

3-Jebakan Keserakahan

"Tuan, ini kantong penyimpanan Anda." Shanyuan datang menyodorkan kantong penyimpanan milik Pendekar tersebut. Namun, ia tak mendapatkan respon apapun darinya. "Tuan ... " Ia memanggilnya lagi dengan memberikan tepukan pelan di bahunya.

Dia tersentak mendapatkan tepukan pelan di bahunya yang menyadarkannya. "Ah iya, terimakasih."

"Apa yang sedang Anda lihat?" Shanyuan bertanya, merasa penasaran dengan lamunan Pendekar pria itu.

"Sepertinya tempat ini kedatangan banyak tamu yang mengerikan," tuturnya menunjukkan wajah suramnya.

"Maksudnya?" Alis Shanyuan terangkat sebelah.

Pendekar itu menunjuk ke depan secara hati-hati, lebih dahulu memastikannya aman atau tidak ia melakukan itu. "Coba Anda perhatikan. Mereka sepertinya sekelompok bandit gunung."

"Bandit gunung di sini?" Shanyuan memutar tubuhnya berusaha untuk melihat ke arah tunjukkan tangan Pendekar pengelana tersebut. "Apa yang sedang mereka lakukan?" pikirnya heran.

"Saya pergi dulu. Lebih baik saya menghindari sekelompok bandit," kata pria itu buru-buru pergi. "Sekali lagi terimakasih Tuan." Ia membungkuk kembali sebelum akan pergi meninggalkan Shanyuan sendirian.

"Hm, iya." Shanyuan tak memperhatikan kepergiannya. Ia masih melihat tenda yang didirikan secara seenaknya oleh para bandit itu di sini, di dekat kawasan tempat tinggalnya bersama para pria terbuang lainnya. Ketika itu, mendadak ia merasakan sesuatu yang membuatnya merasa gelisah. "Qin Fan, anak nakal itu ... aku harap dia tidak melakukan tindakan bodoh lagi."

Pikiran Shanyuan langsung tertuju pada seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, Qin Fan. "Di mana anak nakal itu sekarang?" Ia bertanya-tanya dalam benaknya.

"Shanyuan! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Seorang pria menghampirinya disertai tangannya melambai ke arahnya.

"Ruo Xuan? Kau sendiri sedang apa di sini?" tanyanya balik.

Ruo Xuan pria itu yang menghampirinya. "Aku dari hutan mencari buah yang bisa dimakan Qin Fan dan saat melihat mu, aku menghampiri mu."

"Berarti anak itu tidak ada bersama mu ya?" gumam Shanyuan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Anak? Apa Qin Fan yang Shanyuan maksud?" ujar Ruo Xuan menebaknya. Tidak ada anak lain di tempat ini selain anak lelaki yang ia temukan dari 7 tahun lalu. Dan anak itu Ruo Xuan beri nama sendiri dengan nama Qin Fan secara asal.

"Ya, siapa lagi kalau bukan dia." Shanyuan bertanya, "Di mana dia?"

"Tadi aku meninggalkannya di tempat dia biasa merenung saat dia sedang marah. Sekarang aku tidak tahu dia di mana?"

Setelah mendapatkan jawaban Ruo Xuan. Shanyuan berjalan ke tempat yang Ruo Xuan katakan.

Dan seperti kekhawatirannya. Qin Fan anak laki-laki nakal itu tak ada di sini. Senyum kecut terpancar di bibir Shanyuan. Pria bungkuk itu mulai menduga-duga sesuatu yang buruk akan terjadi dengan anak lelaki itu.

"Dia tidak ada di sini? Ya ampun~ kemana lagi dia?" Ruo Xuan memegangi kepalanya mendadak merasa pusing tak melihat Qin Fan di sini, padahal tadi sudah ia pesankan padanya, untuk menunggunya di sini dan jangan bertindak nakal kembali. Tapi, namanya anak nakal ya anak nakal, mau dipesankan baik seperti apapun dia, tetap saja tak menurut. Seperti halnya dengan Shanyuan, pikiran buruk mengenai anak laki-laki itu kini terisi penuh di otaknya.

"Ruo Xuan, ada bandit gunung di sini. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan di sini." Shanyuan berbicara dengan nada dingin, matanya juga terpancar serius di tengah menatap berbalik Ruo Xuan di belakangnya.

Ekspresi terkejut ditunjukkan Ruo Xuan. "Apa benar yang kau katakan, Shanyuan?" Ia tahu Shanyuan tidak pernah mengajaknya bercanda. Tapi ia merasa ragu, bandit gunung yang biasanya akan berada di daerah pegunungan yang lumayan menguntungkan mereka untuk menjarah orang. Mereka kini berada di sini? Bukankah itu sesuatu yang aneh untuk didengar?

"Apa wajah ku terlihat sedang bohong, Ruo Xuan?"

Ruo Xuan menggeleng-geleng. "Tapi, untuk apa mereka di tempat kumuh ini? Kita saja di sini sulit untuk mencari makan, bercocok tanam bahkan terasa sulit karena tempat ini pernah menjadi tempat eksperimen racun dan air di sini sudah tercemari, apalagi sumurnya ... dulu tempat ini menjadi tempat merajalelanya wabah penyakit hingga memusnahkan satu penduduk di desa ini. Kita bisa tinggal di sini saja penuh kehati-hatian. Dan Qin Fan, aku merasa, dia anak yang kuat bisa bertahan tinggal di sini tanpa pernah sakit."

"Ruo Xuan, anak nakal itu memang kuat bisa bertahan di sini, tapi belum tentu dia yang tidak mengetahui kekejaman bandit akan selamat." Shanyuan menunjukkan raut tegang di wajahnya.

"Aku juga berpikir begitu." Ruo Xuan mengangguk lemah. Tetapi kemudian matanya menjadi tegas, "Aku sudah putuskan. Shanyuan, aku akan pergi mencari Qin Fan."

Shanyuan mengangguk pelan, ia juga tak bisa melarang Ruo Xuan jika pria itu sudah memutuskannya. Ruo Xuan pria yang keras kepala. Bila sudah menancapkan hati untuknya melakukan itu, maka ia akan melakukan itu. Dan alasan lainnya Shanyuan tak melarang Ruo Xuan pergi adalah, itu karena ia sangat berharap Ruo Xuan bisa menemukan Qin Fan kembali. Anak laki-laki itu, meskipun dia nakal dan sering bertengkar dengannya. Ruo Xuan sebenarnya sangat menyayanginya seperti cucunya sendiri.

Sedangkan Qin Fan saat ini bersama dengan Yu Zixin, terlihat sedang berjalan mengendap-endap akan masuk ke dalam tenda bandit di bagian dapurnya yang kiranya tempat itu banyak makanan.

"Hati-hati." Yu Zixin menarik tubuh kurus Qin Fan yang terus maju ke depan hampir dekat pintu masuk ke dalam tenda sedangkan ada seseorang akan lewat ke situ, dengan mereka berdiri mendekati tenda, berdiri tegap seperti patung.

"Paman, sepertinya kalau kau yang masuk itu berbahaya, bagaimana jika aku yang masuk saja?" Qin Fan berpikir lebih baik ia saja yang masuk ke dalam agar ia bisa mengambil lebih banyak makanan dibandingkan pamannya itu. Otak serakah Qin Fan berputar. Anak laki-laki itu dianggap Yu Zixin, licik, picik dan bodoh.

Tetapi Yu Zixin di situ hanya mengangguk mengiyakannya saja. Sepertinya itu jauh lebih baik, dengan begitu ia bisa menjauhi bahayanya.

Qin Fan tersenyum puas Yu Zixin bisa menurutinya. Sekarang, sepertinya ia akan mendapatkan tangkapan yang besar. Senyum liciknya mengembang di wajahnya sebelum ia akan masuk ke dalam tenda yang sudah mereka pastikan, itu dapur para bandit.

Saat ia kira semuanya sudah aman, Qin Fan sampai puas mengambil apa saja untuknya bawa dengan senyuman penuh kerakusannya. Ketika membalikkan tubuh, Qin Fan dibuat tertegun melihat seorang yang tubuhnya jauh besar, tengah berdiri di depannya.

"Ternyata ada tikus kecil yang masuk ke dalam perangkap."

Mata Qin Fan mengerjap sebelum ia mendongakkan kepalanya ke atas melihat sosok besar itu. "Ka-kau, siapa ... ?" Qin Fan terkejut satu kakinya sangat mudah diangkatnya hingga tubuhnya melayang berbalik. "AAAA ... TIDAAKK! LEPASKAANN!" Qin Fan berteriak berusaha memberontak.

Yu Zixin yang mendengar teriakan Qin Fan sontak saja ia berlari meninggalkan tenda para bandit itu agar dirinya tak ditemukan keberadaannya.

Namun, ditengah larinya, ia tak menduga akan menabrak seseorang yang paling dibencinya.

"Sialan! Seharusnya kau menyingkir!" makinya emosional. Padahal ia yang salah lari tak lihat-lihat ke depan.

"Di mana Qin Fan?" tanyanya dingin mengabaikan makian Yu Zixin yang tak penting untuknya dengar.

"Mana kutahu!" sentak Yu Zixin menutupinya.

Tangan kekar pria itu terulur mencekik lehernya. "Kau tahukan, aku paling tidak senang mendengar kebohongan mu itu? Sekali lagi kutanya, di mana Qin Fan?"

Jika melihatnya serius begini. Tak ada yang bisa Yu Zixin lakukan. Yu Zixin hanya bisa berkata jujur, "Dia di tenda bandit, sudah 'kan? Jadi lepaskan!"

Tubuh Yu Zixin asal didorongnya sampai terjatuh. Sedangkan ia sendiri pergi begitu saja setelah melakukan itu padanya. Karena tujuannya sekarang hanya menyelamatkan Qin Fan saja.

"Kenapa kamu mengikuti ajarannya lagi Qin Fan? Seharusnya kamu itu menurut," pikirannya begitu sangat cemas.

Bersambung ...

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
aku sukaa, lanjutkan thor
goodnovel comment avatar
Viala La
aku tak suka Yu ZiXin...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status