Share

5-Pasar Budak

"Aku bisa mati di sini." Berkali-kali mengerjapkan mata dalam posisi tubuh meringkuk miring. Qin Fan berusaha semaksimal mungkin menyadarkan dirinya.

Ia tidak bisa kehilangan kesadarannya. Sekarang nyawanya berada dalam bahaya. Ia bisa merasakannya. Dari orang-orang yang ia lihat, mereka bukan orang biasa. Paman Yu 'nya sempat mengatakan padanya, bahwa mereka para bandit gunung yang berbahaya.

Qin Fan tak menyadari semulanya, bandit gunung akan seberbahaya apa. Pikirannya terlalu disibukkan makan, makan dan makan saja.

Seharusnya ia bisa lebih sabar sebentar atau lebih menurut tak mengiyakan ajakan Paman Yu 'nya. Mungkin Paman Ruo 'nya lah yang akan membawakan makanan dari hutan untuknya.

"Aku tidak bisa putus asa, apa yang sedang kupikirkan ini? Shanyuan akan tertawa meledekku tahu aku lemah begini." Qin Fan membatin mengomeli dirinya sendiri. "Aku harus bisa mencari solusi untuk kabur dari sini. Tapi, pertama-tama sepertinya aku perlu pura-pura pingsan dulu." Ia menunjukkan semangatnya di matanya yang meredup sayup.

Ctaarrr!

"Hei! Perhatikan langkah mu! Apa kamu sudah idiot budak sialan?!"

Menajamkan indra pendengarannya. Qin Fan mendengar suara pecutan cambuk tepat mengenai kulit seseorang. "Itu pasti rasanya sangat sakit," gumamnya. Qin Fan yang tak dicambuk saja dapat merasakan betapa perih dan panasnya cambukan itu mengenai kulit.

Ia pernah dipukul atas hukuman kenakalannya dengan menggunakan kayu. Itu saja sudah cukup sakit. Apalagi cambuk yang dikerahkan dengan tenaga besar. Membayangkannya, Qin Fan merasa tak kuasa.

Matanya yang ia pejamkan membuatnya tak bisa melihat saat ini ia berada di mana. Segala jenis suara menyakitkan telinganya dapat ia dengar. Kebanyakan suara yang memenuhi telinganya adalah, suara tangis penuh permohonan dari orang-orang di sini.

Qin Fan sebenarnya merasa penasaran. Ia ingin membuka matanya, ingin melihat dengan jelas, tempat seperti apa yang kini ia masuki. Tapi, hatinya mengatakan, sebaiknya ia pejamkan matanya saja.

"Wow, wow, aku tidak menyangka akan melihat kalian lagi di sini." Seseorang menyambut mereka dengan sindiran.

"Apa kami harus senang mendengarnya, Tuan Zimo?" Han Yuze membalasnya begitu sinis.

Lian Zimo merupakan salah seorang yang berkuasa di tempat ini. Tempat yang dikenal dengan pasar budak. Di tempat ini juga terjadi transaksi gelap. Kebanyakan tindakan tak manusiawi terjadi di tempat ini. Dari hasil penjarahan, biasa dibawa ke tempat ini untuk diperjual-belikan. Terkhususnya anak-anak yang tak berdosa menjadi korban jual-beli dalam pelelangan seperti halnya sebuah barang.

"Tentu saja tidak, aku hanya merasa takjub dan heran melihat kalian bisa lolos dari pengejaran pemburu Bandit. Tidak salah kan aku berkata seperti itu? Lagian tak hanya aku saja yang akan seperti ini bila melihat kalian, siapapun mereka yang mengenal kalian, pasti akan sama seperti ku."

Pintar sekali bicara. Mereka semua sama-sama menunjukkan wajah tak senang terhadap pria tersebut. Apalagi melihatnya yang selalu menggunakan topeng berbentuk monyet. Rasanya mereka ingin menghancurkan topeng itu dan menonjok wajahnya yang tak pernah ditunjukkannya.

Wajah Lian Zimo sangat misterius. Siapapun tak pernah berhasil melihat wajah pria yang pintar sekali bicara itu. Sekalipun dia itu penguasa tempat ini.

"Beri kami jalan! Ada bocah menarik yang bisa memanaskan pelelangan hari ini," ujar ketus To Mu pada pria tersebut.

"Begitu ya? Aku akan melihatnya." Dia berjalan mencari bocah yang dikatakan To Mu.

Seperti biasanya, rasa penasarannya itu selalu membuat mereka berempat merasa kesal, termasuk Wang Xuemin Bos Bandit tersebut.

Byuurr!

"Apa yang kau lakukan sialan?!" To Mu berteriak marah melihat tindakan asal Lian Zimo pada anak laki-laki di dalam kurungan tersebut, begitu santainya menyiram air yang ntah didapatkan dari mana sampai membuat tubuh anak laki-laki tersebut basah kuyup.

"Si sialan ini, dari mana datangnya lagi?" Qin Fan membatin geram. Anak laki-laki itu sampai membuka matanya dan duduk dengan mata merahnya yang terpasang tajam.

"Anak ini ingin menipuku, dia pura-pura seakan pingsan ternyata dia masih sadar!" Lian Zimo menunjuk Qin Fan yang hanya diam mendelikkan matanya.

"Sejak tadi dia tidak pingsan, dia hanya memejamkan mata," ujar Wang Xuemin seakan-akan membela Qin Fan yang tak ada sama sekali membuka suara. Tapi yang dikatakan Wang Xuemin cukup mengejutkan Qin Fan karena apa yang dikatakannya itu memang kebenaran.

"Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia juga menyadari aku memejamkan mata karena sesuatu?" pikir Qin Fan merasa tak tenang.

"HAHAHA!" Pria itu tertawa terbahak mengherankan semua orang di sini. Termasuk keempat para bandit gunung itu, Wang Xuemin, To Mu, Han Yuze dan Xiuhuan, serta Qin Fan yang berada dekat dengan pria bertopeng monyet itu.

"Apa yang kau tertawakan?" ucap To Mu tak senang.

"Ah... haha ... aku merasa ini sesuatu yang langkah bagi Bos Bandit Wang yang terhormat membela bocah yang akan dijualnya sendiri. Benar 'kan, itu aneh sekali?" Ia memiringkan kepalanya ke arah pria besar, To Mu.

Mereka tahu betul bagaimana liciknya pemikiran Lian Zimo. Pria itu hanya dengan kata-katanya saja bisa begitu mudah menjatuhkan lawan bicaranya. Dan jangan ditanya lagi berapa seringnya mereka merasakan harga diri mereka jatuh di hadapan pria misterius tersebut.

"Bisakah kau berhenti menganggu kami?" To Mu berkata datar.

Lian Zimo mulai merasakan hawa tak nyaman dari mereka, seketika memundurkan langkah, ia beralasan untuk pergi tanpa menimbulkan kemarahan mereka, "Sepertinya waktu pelelangan akan segera berlangsung. Aku harus segera pergi! Tuan-tuan bandit, sampai ketemu lagi!"

Saat terlihat cukup jauh, Lian Zimo membalikkan tubuh sebentar untuk melihat anak laki-laki yang berada di dalam kurungan. "Mata merah itu ... apa dia berasal dari tempat itu?"

"Dia selalu mengesalkan seperti biasanya, rasanya aku ingin menebas kepalanya," kata To Mu tanpa menyembunyikan kekesalannya.

Suara Wang Xuemin dingin saat berkata, "Sebaiknya kita segera bertemu dengan Tuan Pemilik untuk transaksi ini."

Mereka berempat bersamaan dengan anggota bandit lainnya yang membawa kurungan besi Qin Fan dikurung memasuki suatu ruangan seperti yang dilihat Qin Fan, tempat itu begitu mirip dengan tempat tinggalnya di tempat kumuhnya. Namun bedanya, tak ada tumpukan jerami di tempat itu, melainkan terlihat banyaknya kurungan yang mengurung anak-anak sepertinya.

"Apa mereka sama seperti ku, terjebak juga?" Qin Fan berpikir seperti itu terhadap mereka, sepertinya yang ceroboh memasuki tenda bandit yang jelas-jelas itu berbahaya.

Kurungan Qin Fan diletakkan di antara kurungan yang lainnya, yang terlihat di dalamnya ada beberapa anak kebanyakan tubuh mereka dirantai, dari kaki, tangan dan leher. Kondisi mereka juga tak jauh lebih baik darinya. Meski tubuhnya kurus, tapi tubuh mereka juga tak jauh lebih kurus darinya. Dan lebih memiriskannya, ada lebam-lebam di tubuh mereka seperti dari tindakan kekerasan yang didapatkan dari orang yang membawa mereka ke sini.

Bibir Qin Fan terangkat miring merasa perih sendiri melihatnya. "Tempat ini tidak wajar."

"Ternyata kau menyadarinya, aku berpikir juga demikian." Qin Fan memutar kepalanya ke samping. Ia mendapati seorang anak laki-laki yang terlihat seusianya tengah duduk bersila dan matanya terlihat terpejam, seperti tengah fokus bersemedi. Tapi yang membuat Qin Fan heran, bagaimana bisa anak laki-laki itu mendengarnya bicara padahal ia berbicara sangat pelan dan memungkinkan siapapun tak ada mendengarnya?

Matanya perlahan terbuka. Memperlihatkan mata coklatnya yang indah. Kemudian ia menatap ke samping Qin Fan yang bengong menatapnya. "Apa kau sama seperti ku, terjebak?"

Qin Fan mengangguk.

"Aku kesal yang menjebak ku paman ku sendiri. Seharusnya aku tidak mempercayainya setelah tahu bagaimana sikapnya dia terhadapku. Harusnya aku sadar, jika ada sesuatu dari tindakan baiknya padaku. Hais~ bodohnya aku." Anak laki-laki itu menyandarkan tubuhnya di jeruji besi dengan kedua tangan ia lipat ke atas sebagai bantalan sandarannya.

Senyum Qin Fan mengecut mendengar penuturan anak laki-laki itu. Paman ya ... sepertinya akibat ia terjebak di sini karena paman-nya juga. Paman Ruo 'nya pernah berkata padanya, bahwasanya paman Yu itu sejak lama tak menyukai keberadaannya. Namun, Qin Fan tetap percaya pada paman Yu.

"Sebenarnya mudah saja aku keluar dari sini, tapi aku juga menyadari, kalau aku keluar, di mana aku tinggal? Menjadi budak, sepertinya tidak buruk juga."

"Budak itu apa?" tanya Qin Fan penasaran.

"Apa kau tidak tahu?" Anak itu terkejut mendengarnya.

Qin Fan menggeleng.

"Sepertinya dia anak polos dari desa terpencil," gumam anak laki-laki tersebut, kemudian ia berkata menjelaskannya pada Qin Fan, "Budak itu semacam bawahan, tapi posisinya sangat rendah. Jika kau tahu bawahan, pikirkan saja seperti itu."

"Bukankah kedengarannya buruk? Hidup mu pasti akan dibawah mereka."

"Kau tidak salah, tapi menurut ku, jauh lebih baik menjadi budak ketimbang menjadi anak yang kehadirannya tidak dilihat. Budak kan sangat diinginkan kehadirannya," kata anak tersebut, tersenyum kecil namun di matanya menunjukkan secercah kesedihan.

Qin Fan diam. Lalu sesaat kemudian ia berkata, "Paman ku pernah mengatakan, 'jangan hidup dibawah orang. Hiduplah dengan bebas sendiri, sampai kamu bisa melihat betapa luasnya dunia ini.' Aku dulu bingung apa yang dikatakan pamanku, tapi sekarang aku mengerti maksudnya. Hidup dibawah kekangan orang, tidak akan seenak itu. Kau tidak akan pernah merasakan kebebasan dari hidupmu."

Anak laki-laki tersebut tertegun dengan apa yang dikatakan Qin Fan. Saat hatinya mengatakan menyerah, kemudian anak asing baru datang ke tempat ini mengatakan sesuatu yang membangkitkan dirinya. Ia baru menyadari, bahwa waktunya di sini, sepertinya tak lama lagi, dan sepertinya cap budak itu akan didapatkannya.

"Jangan menyerah, pasti ada solusi untuk kita bisa melarikan diri dari sini," kata Qin Fan menunjukkan semangat besar yang membara.

"Kau benar, tapi kau juga salah," ujarnya tersenyum miris. "Tempat ini seperti penjara, meloloskan diri dari sini, sama saja mendekatkan diri pada kematian. Dan lagi ... mustahil membuka kurungan ... eh?!"

"Anu ... sepertinya gemboknya mudah dilepas." Qin Fan tersenyum canggung menatap anak laki-laki tersebut yang menjadi melongo lebar melihat satu tangan Qin Fan yang memegang gembok kurungannya sendiri.

"Se-sebenarnya kau siapa?"

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status