Share

4-Terperangkap

"Lepaskan aku!" Qin Fan berteriak berusaha memberontak. Sekuat tenaganya ia melakukannya. Tapi itu semua sia-sia. Usaha yang dilakukan Qin Fan hanya membuang energinya saja. Apalagi perutnya masih dalam kondisi kosong. Anak aktif itu menjadi tak berdaya. Ia lalu memutuskan untuk tak memberontak lagi, terlihat seakan pasrah dengan keadaannya sendiri. Ia sadar, jikapun ia memberontak lagi, hasilnya akan sama saja, yang ada ia kelelahan sendiri.

"Kau bawa siapa itu?" Ada yang bertanya kepada pria besar dan tinggi itu. Qin Fan mencoba melihatnya.

Ada tiga orang pria di situ tengah disibukkan melakukan kegiatan yang berbeda. Salah seorang pria terlihat sibuk membersihkan sebuah pedang yang sangat mengkilau dengan sebuah kain hitam dan air yang terdapat di ember kayu. Qin Fan melihat jelas pria itu begitu serius dengan benda tajam tersebut sampai mengabaikan kedatangan pria besar yang membawanya. Sementara dua lainnya, saat pria besar yang membawanya itu datang, mereka saling menoleh pandang melihatnya.

Pria yang sibuk menyantap sebuah buah persik begitu lahapnya seperti menantang Qin Fan yang sedang kelaparan di sini, hingga Qin Fan hanya bisa menelan saliva-nya. Pria itu yang menanyai pria besar tersebut.

"Tempat busuk ini ternyata masih menyimpan barang yang berguna. Walaupun kumal, wajahnya tidak buruk." Kaki Qin Fan digoyangkan, membuat Qin Fan yang dalam posisi terbalik merasa pusing. "Tenaganya juga lumayan seperti anak seusianya, dia anak yang penuh energik. Dan yang lebih mengesankan, dia bukan anak yang penakut. Lihatlah mata merah tajamnya itu, dia terlihat seperti monster kecil." Pria besar itu menjelaskan secara terperinci tentangnya. Qin Fan tak tahu maksudnya pria itu.

"Menarik, padahal kita sengaja singgah di sini demi menghindar dari kejaran para Kultivator pemburu bandit. Sekarang kita menemukan sesuatu yang bagus." Senyum lebar mengembang di bibir pria satunya, yang sibuk menghitung uang di atas meja kecil, di tempat terbuka ini tanpa sedikit pun rasa takut dicuri.

"Itu aku yang menemukannya!" tegas pria besar tersebut.

Pria yang sibuk menghitung uang itu mengibaskan satu tangannya tak ingin ambil pusing berdebat dengan pria besar tersebut. "Ya, baiklah, kau yang menemukannya."

"Apa sih yang mereka bicarakan? Mereka membuat ku pusing. Ternyata masih ada orang yang lebih cerewet mulutnya dibandingkan kakek," dumel Qin Fan dalam batinnya tanpa rasa takut sedikit pun.

"Kurung dia dan pastikan dia tidak mati sampai besok," ujar pria yang sibuk membersihkan pedangnya tanpa sedikit menatap ke arah mereka.

"Lepaskan aku sialan!" berontak Qin Fan lagi. Kali ini ia lakukan agar ia tidak masuk ke dalam kurungan besar yang ia lihat sendiri, kurungan itu seperti penjara yang pernah dijabarkan paman Ruo 'nya.

"Ternyata bajingan kecil ini masih memiliki kemampuan berbicara dengan baik. Aku jadi bersemangat melihat mu ketakutan bocah."

"Mulut mu bau busuk!" cibir Qin Fan tak tahan wajahnya didekatkan dengan mulut beraroma busuk pria besar tersebut.

"Kau pandai juga berbicara ya. Apa kau ingin mulut kecil mu itu kurobek?"

Qin Fan menjulurkan lidahnya. Bukannya ia takut. Malahan ia sangat begitu berani menantangnya.

Sampai pria itu merasa emosinya meluap, secara asal ia melempar tubuh Qin Fan masuk ke dalam kurungan besi yang sejak tadi terbuka.

Brak!

"Akhh! Shitt!" Qin Fan meringis merasakan tulang lengannya itu bergeser sedikit dari tabrakkan tubuhnya tepat mengenai besi kurungan. Ia meringkuk, menggeliat kesakitan di dalam. "Apa kau tidak bisa lebih lembut sedikit?! Kau melukai seorang anak kecil!" protes Qin Fan sambil memegangi bahunya yang berdenyut nyeri dan terpampang kedua bola mata merahnya mendelik tajam ke arahnya.

"Melukai anak kecil itu malah pekerjaan kami." Pria tersebut menjawabnya dengan senyuman menjengkelkan seraya mengunci kurungan besi tersebut.

Jika Qin Fan bukan anak kecil saya. Ia berpikir akan menghabisi pria besar itu saat ini juga. Tindakan yang pria besar itu lakukan padanya cukup membuatnya memendam sebuah dendam yang besar. "Akan kuhabisi kau!" umpatnya membatin penuh kebencian.

"Anak itu lumayan merepotkan, aku tadi hampir kehilangan batas kesabaranku." Mengambil duduk di samping seorang rekannya yang dikenalnya sebagai penggila uang. Pria besar itu membuat keluhannya.

"Kau harus lebih sabar lagi, To Mu."

"Aku sudah bersabar selama ini. Dan kurasa baru kali ini kesabaranku teruji hanya dengan seorang anak laki-laki. Dia terlihat begitu berani dan yang paling membuatku jengkel saat menatapnya, mata merahnya itu yang seperti ingin menelanku hidup-hidup."

"Dia anak kecil, bagaimana bisa dia menelanmu yang besar ini? Sadar To Mu, tubuh mu itu besar," ledek pria kurus yang doyan makan persik berada di bawah pohon, menyender dengan teramat santai, Han Yuze namanya.

To Mu pria besar, memiliki bentuk tubuh yang tinggi, kekar, dan memiliki warna kulit yang gelap di antara kedua rekannya yang lain. Han Yuze si kurus dan Xiuhuan sang penggila uang dan dia dipercaya sebagai pemegang uang kelompok bandit ini. Sedangkan satu pria yang begitu sibuk dengan pedangnya itu bukan rekan mereka, dia Bos mereka yang terkenal dingin dan sulit untuk diajak bicara. Dia Wang Xuemin, Bos bandit yang tampilannya cukup membuat orang ketakutan hanya melihatnya saja. Wajahnya lebih menyeramkan dibandingkan To Mu. Dia memiliki bekas luka di bagian hidungnya, bekas dari pertarungan besarnya dengan seorang Kultivator hebat.

"Xiuhuan, simpan uang itu, sekarang kita akan bergerak pergi dari tempat ini. To Mu, perintahkan yang lainnya untuk bersiap-siap berangkat, dan kau Han Yuze, berhenti makan sekarang dan bergerak bantu To Mu memanggil yang lain." Wang Xuemin beranjak dari duduknya, memerintah mereka bertiga untuk segera pergi dari tempat ini.

"Bos, kenapa secepat ini?" To Mu bertanya penasaran.

"Aku merasakan tempat ini tidak akan aman lagi untuk kita," ujarnya sesaat, lalu berlalu begitu saja meninggalkan mereka.

Mereka bertiga saling lempar tatap kebingungan dan kemudian mereka saling menggeleng kepala sama-sama tak tahu dengan pemikiran Bos mereka yang tak terduga-duga.

"Teman-teman sebaiknya kita segera bergerak. Jangan sampai kita membuat Bos mengamuk lagi." To Mu menyarankan, mereka semua mengangguk lalu pergi sama-sama melakukan apa yang ditugaskan Bos mereka, Wang Xuemin.

Pergerakkan mereka cepat untuk pergi dari tempat ini. Ruo Xuan sampai tak sempat menyusul mereka, bukan karena tempat mereka jaraknya jauh, tetapi saat akan ke sana ia berkali-kali terjebak ke dalam perangkap yang sepertinya sengaja mereka buat. Ruo Xuan tak terlalu memperhatikan perangkap tersebut karena tertutup daun-daun kering dan ranting-ranting pohon, sampai itu menjatuhkannya ke dalam lubang buatan yang cukup merepotkan untuknya naik ke atas kembali.

Dan ketika berhasil naik. Ruo Xuan terperanjat karena tempat ini sudah sepi dan tak ada para bandit itu lagi di sini.

"Mereka di mana?!" Ruo Xuan berteriak emosi. Sudah terperangkap, kini ia tak melihat para bandit itu di sini. Rasanya kekesalannya memuncak. Karena yang perlu ia pikirkan adalah, keadaan Qin Fan anak laki-laki yang sudah ia anggap putranya sendiri berada di tangan para bandit itu. "TIDAAK! KEBALIKAN QIN FAN BRENGSEK!" Teriakan Ruo Xuan sangat memekik sampai kedengaran Qin Fan yang berada di kurungan para bandit yang sudah berada cukup jauh dari tempat kumuh tersebut.

"Paman?" Qin Fan mendengar suara Ruo Xuan seketika duduk memegangi jeruji besi kurungan tersebut dan berteriak, "PAMAN AKU DI SINI!"

Sayang teriakan Qin Fan itu tak terdengar karena Wang Xuemin sudah memasang penghalang suara di kurungan besi yang menghalangi suaranya terdengar keluar. Sedangkan Qin Fan sendiri mendengar suara yang berada di luar, sehingga tak mengherankan Qin Fan dapat mendengar suara Ruo Xuan.

"Ooh, ternyata tempat itu, tempatnya partai pengemis." To Mu mengangguk-angguk mengerti, setelah mendengar penjelasan dari Bos-nya, ia langsung paham penyebab Bos-nya menyuruh mereka cepat pergi. Partai pengemis itu ... cukup berbahaya bagi mereka.

Bersambung ...

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
ceritanya menarik banget
goodnovel comment avatar
MAF_0808
dih mantap dah
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
keren banget ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status