"Aku yang mendapat beritanya. Temanku berada di restoran yang sama saat Glen dan Lucian Wilson berkelahi. Mereka berteriak membicarakanmu dan hubunganmu dengan Lucian Wilson." Dean yang menjawab dengan dingin.“Aku ….” Laura tak menemukan kata-kata untuk membantah atau berbohong.Willy menatapnya dengan tatapan kecewa.“Dari sekian banyak pria, kenapa kamu memilih kembali bersama dengan Lucian Wilson itu? Apa kamu sudah lupa yang dia lakukan padamu?!”“Aku ….” Laura tertunduk, tidak bisa mengatakan alasannya pada keluarganya. Dia malu jika dia mengatakan bahwa semua itu hanya salah paham keluarganya terhadap Lucian saat mereka menyaksikan sendiri bagaimana konflik dirinya dan Lucian tiga tahun yang lalu.“Lucian adalah pria terburuk yang pernah ada. Kenapa kamu harus memilih kembali bersamanya?” Willy melanjutkan kata-katanya dengan marah.“Dia memiliki catatan jelek. Tukang selingkuh sampai memiliki anak haram. Dia sudah berkali-kali menyakitimu! Dia memiliki keluarga Wilson yang ber
"Nggak apa-apa sayang, ayo pergi." Dia membawa putrinya menjauh dari tempat itu, sambil menutup wajah Amel dari tatapan semua orang yang memperhatikan mereka."Laura ...."Glen bergegas menyusulnya, mendahului Lucian, dan meraih tangan Laura. Laura berhenti dan menatapnya. "Glen, tolong lepaskan. Aku nggak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi tolong jangan libatkan aku dalam urusan kalian.""Maaf, aku hanya ingin bertanya ... Apa benar kamu kembali bersama dengan Lucian?"Laura menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya pada Lucian. "Apa Lucian yang memberitahumu?""Ya. Laura ... Aku nggak mengerti apa yang kamu pikirkan hingga kamu kembali bersama dengan Lucian. Apa kamu tidak merasa sudah mengecewakan keluargamu? Mereka membantumu menjauh dari Lucian agar kamu nggak disakiti lagi. Bagaimana kamu bisa begitu tidak peduli pada perasaan keluargamu dan kembali bersama dengan orang yang sudah menyakitimu. Kupikir kamu wanita yang cerdas," Glen mendesah dengan ekspresi kecewa. Ta
"Hah…." Lucian tertawa sinis. "Memangnya apa yang kamu tahu? Kamu tidak tahu apa-apa. Apa yang terjadi antara aku dan Laura tidak seperti yang semua orang pikirkan.""Kenyataannya, semua orang bisa melihat apa yang sudah kamu perbuat pada Laura, dasar bajingan. Laura mungkin memaafkanmu dan membiarkanmu tetap berada di sisi Amel karena dia peduli pada putrinya. Dia bukan orang yang akan menyimpan dendam atas perselingkuhanmu karena dia tidak peduli padamu.""Bajingan ini…." Lucian tiba-tiba meraih kerah baju Glen. "Jangan sok tahu. Aku dan Laura sudah kembali bersama. Jadi jangan dekat-dekat dengan Laura."Ekspresi Glen tidak terlihat terkejut; sebaliknya, dia tersenyum."Oh, mungkin dia merasa kasihan padamu karena kamu terus mengejarnya dan masih papanya Amel. Jadi bagaimana jika kamu dan Laura kembali bersama? Toh, keluarga Adams tidak akan membiarkanmu kembali menyakiti Laura dan tidak akan merestui hubungan kalian. Menurutmu, mereka akan membiarkan bajingan egois yang memiliki an
“Hai…” Laura menyambut mereka dan tersenyum lembut pada Lucian saat dia dan Amel berhenti di meja mereka.Glen hanya meliriknya tapi tidak mengatakan apa-apa.Lucian mengangguk acuh tak acuh dan mengangkat putrinya untuk duduk di salah satu kursi, lalu ia sendiri duduk di kursi kosong di samping Glen.Meja itu berbentuk segi empat dengan empat kursi. Lucian mau tak mau harus duduk di kursi kosong di samping Glen.Glen menatap Lucian dan berkata, "Tuan Wilson, apa kamu tahu berita keluarga Wilson sedang hangat dibicarakan saat ini?" Dia menunjuk TV yang masih menayangkan berita Philip Wilson."Ah, beritanya menyebar begitu cepat." Lucian memandang ayahnya yang sedang digiring petugas polisi melewati kerumunan wartawan di depan kediaman Wilson yang baru ditinggalkannya setengah jam yang lalu."Dengan kamu sebagai pelapornya, tentu kejaksaan akan memprosesnya dengan cepat," ucap Glen sambil tersenyum. "Aku salut padamu, Tuan Lucian, hatimu sangat kuat melaporkan ayah kandung yang melakuk
“Aku sudah bilang, aku sudah makan,” desah Glen ketika mendengar Laura memesan begitu banyak menu makan siang. “Apa kamu perlu memesan sebanyak ini?”“Aku dengar kamu jarang makan akhir-akhir ini karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan menjaga Bibi Allina. Ayolah, kamu harus makan banyak jika ingin punya banyak tenaga untuk bekerja dan menjaga Bibi Allina.”“Ugh, tapi ini terlalu banyak.”“Oh, aku juga memesan untuk Amel dan Lucian,” balas Laura, masih asyik memilih menu makanan favorit Amel dan Lucian.“Lucian?” Glen mengernyitkan kening. “Kamu mengundangnya makan siang bersama kita? Kelihatannya kalian dekat.”“Ah…” Laura agak tersentak, menyadari dirinya keceplosan. “Tidak begitu. Kebetulan Lucian mengantar Amel kemari. Jadi sekalian saja aku mengajaknya makan siang bersama.”“oh… Lucian Wilson mengantar Amel kemari. Sepertinya dia sangat dekat dengan Amel. Kamu membiarkannya berada di dekat Amel?”“Yah, bagaimanapun juga dia tetap Papanya Amel. Aku tidak bisa memisahkan mereka.”
Lucian menyerahkan semuanya pada Anton, sementara ia berpura-pura tidak tahu dan mengalihkan fokusnya mengejar Laura untuk membuat Philip lengah. Ia sudah tidak menganggap Philip sebagai ayah yang dihormati sejak mengetahui ayah kandungnya yang mencoba membunuhnya.Philip benar-benar terkecoh, sampai ia tergesa-gesa menggelapkan dana perusahaan atas nama Lucian dan akhirnya tertangkap. Ia mengira Lucian tidak akan mengawasinya."Bukankah Anda akan menyerahkannya minggu depan? Mengapa tiba-tiba? Kamu tahu bukti perbuatannya lima tahun yang lalu mencoba membunuhmu belum cukup. Kita sudah sepakat akan menangkapnya saat ia akan mencoba melakukan percobaan pembunuhanmu sekali lagi. Dia berencana melakukannya tiga hari lagi. Aku sudah menyuruh orang-orang mengawasi kaki tangan Philip.""Aku tidak akan menunggu sampai saat itu," Lucian melanjutkan kata-katanya dengan dingin. "Philip telah melewati batas, mencoba membunuh wanita yang kucintai. Aku tidak akan mentolerirnya lagi.""Baiklah. Aku