Pertama tiba dan sampai detik ini juga, belum terjadi apa-apa dengan Catharina. Dia belum sama sekali disentuh oleh si penyewanya yang tidak lain adalah Mischa Wagner. Ya, Catharina masih perawan. Selama bekerja menjadi pemandu karaoke, Catharina masih terlindungi. Untung saja Nyonya Lance jarang melirik Catharina.
Mungkin Nyonya Lance tidak begitu memperhatikan bentuk tubuh Catharina, bahkan Nyonya Lance terkejut saat seorang pengusaha muda justru menolak tawaran wanita pilihan darinya. Justru pria itu memilih pilihannya sendiri.
Catharina Berntsen dipilih sendiri oleh Mischa Wagner untuk menjadi partner bayarannya. Mischa menyewa Catharina selama beberapa hari. Dihari pertama Catharina belum disentuh sedikit pun oleh Mischa.
Malam itu tiba, Mischa yang pulang lebih awal dari kantornya tampak sedang santai duduk di balkon membaca sebuah buku ditemani dengan secangkir teh hangat. Catharina yang saat itu baru selesai man
Pertama-tama, terima kasih yang sudah berkenan mampir dan membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan subscribe ya ^^,
Suasana kian panas, walaupun di luar sana hujan turun dengan lebat. AC tidak bisa menandingi panasnya cuaca saat itu. Gemuruh rintik hujan terdengar dari dalam ruangan. Mischa memang sengaja membuka tirai yang menutupi pintu balkon apartemennya. Pria yang menyewa Catharina menatap intens, begitu dalam dan begitu lekat menusuk hati Catharina. Mischa menyibakkan anak rambut yang menutupi mata sebelah kiri Catharina. Perlahan Mischa menggendong tubuh Catharina ala Bridal Style dan membaringkannya di atas ranjang. Tangan Mischa aktif bergerilya menjamah tubuh putih milik Catharina. Catharina memang mempunyai kulit yang halus hingga membuat Mischa betah menjamah tubuhnya. Jantung Catharina berdegup sangat cepat saat Mischa merangkak di atas tubuhnya dan berhenti tepat di atas wajahnya. "Santai saja. Jangan terlalu gugup." Mischa Melanjutkan aktivitasnya. Dia mendekatkan wajahnya pada daun telinga Catharina. "Kau ben
Hidup memang keras, harus punya pilihan untuk menentukan jalan hidup ke depan. Kadang kita bisa memilih, terkadang kita harus pasrah dengan jalan yang sudah digariskan. Dunia ini menyimpan banyak rahasia yang kita tidak tahu, karena semua sudah diatur oleh Sang Pemberi Hidup. Ini baru awalan dan permainan yang sebenarnya baru akan dimulai. Pemanasan yang membuat Catharina sempat menahan rasa pedih dan rasa tak berdaya saat dia harus mengambil keputusan menjadi wanita bayaran. Hanya karena uang, Catharina harus merendahkan harga dirinya. Sama sekali dia tidak berpikir sampai kesitu. Dia harus menukar semua yang dia miliki termasuk harga dirinya demi uang yakni berhubungan badan dengan pria yang bukan suaminya. Mischa yang sudah menguasai tubuh Catharina, pria itu dapat dengan leluasa melihat setiap lekuk tubuh indah Catharina. Tubuh itu terekspos dengan jelas tanpa sehelai benang pun. Kini Mischa telah siap untuk bertempur, dia mengatur posisi un
Mischa benar-benar melakukannya lagi sehingga membuat Catharina kewalahan. Mischa pun tidak melihat betapa kesakitan Catharina saat itu. Yang ada dalam pikiran Mischa adalah nafsu dan nafsu. Entah apa yang dirasakan oleh Mischa dan Catharina saat ini. Keduanya hanya bermain dalam pusaran yang tidak jelas ujungnya. Mischa membutuhkan Catharina sebagai partnernya. Sedangkan Catharina, gadis itu membutuhkan Mischa untuk menjadi mesin uangnya. Tidak ada ikatan dan tidak ada rasa cinta. Semua terjalin begitu saja akibat ada ketergantungan satu dengan lainnya. Keadaan yang membuat keduanya tidak bisa saling melepaskan dan entah itu sampai kapan. Mungkinkah keduanya akan saling jatuh cinta atau mereka berdua akan bosan dengan sendirinya dan memilih pergi? Suara kicau burung membuat Catharina yang masih tidur dengan cantiknya terbangun. Mata cantik dan lentik itu terbuka berlahan. Dia menggeliat dan tidak menemukan Mischa ada di sana. Ca
Saat Darren berusaha menarik kasar Catharina, gadis itu terus meronta. Dia mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman tangan Darren yang sangat menyakitinya. Kulit putih dan mulus milik Catharina sobek karena kuku Darren. Catharina mencoba menahan rasa sakit. Namun, pada akhirnya Darren melepas cengkeramannya saat sebuah suara mengancamnya akan memanggil polisi dan berteriak agar semua warga mendengar. Darren pun pergi berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun. Akan tetapi dia sempat berbisik pada Catharina bahwa dirinya akan bersungguh-sungguh melukai Mischa ataupun siapapun yang berusaha menghalanginya termasuk pemuda yang baru saja menggagalkan aksinya. Ya. Aaric memang datang tepat waktu. Pemuda itu lantas menghampiri Catharina setelah kepergian Darren. "Kau tidak apa-apa?" tanya Aaric memegang tangan Catharina yang terluka. Catharina menggeleng pelan, walaupun dia tahu jika kuku Darre
Mischa Wagner yang tidak pernah merasa penasaran dalam hidupnya, untuk kali ini dia merasakan penasaran pada suatu hal. Apa karena hal itu menyangkut Catharina? Mischa memang baru pertama kali melihat pria itu, akan tetapi Mischa punya daya ingat yang tinggi. Mischa pun akhirnya menggunakan kemampuannya dalam melukis. Ya, Mischa bisa melukis karena diajari oleh ibunya. Bakat melukisnya pun diturunkan pada Mischa. Dengan keahlian yang dimilikinya Mischa akhirnya melukis wajah pria yang membuatnya penasaran. Setelah itu dia menyuruh anak buahnya untuk melacak pria tersebut. Tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang Mischa Wagner dan tak butuh waktu lama Mischa menemukan sosok pria tersebut. "Bagaimana?" tanya Mischa. "Kami sudah menemukan data lengkap dari pria itu." Salah seorang anak buat Mischa menyodorkan sesuatu pada Mischa. Mischa mengambil sebuah amplop yang berisi beberapa data. Dia membaca dan mengerutkan alisnya.
Pernyataan dari Mischa membuat Catharina mengetahui sosok lain dari pria tampan itu. Yang semula Catharina ingin memberitahukan tentang Darren pada Mischa, hal itu dia urungkan karena Mischa sendiri sudah mengetahuinya. Terlebih lagi dengan keadaan keluarganya dan juga Mischa sendiri sudah mengetahui kebiasaan sang ayah. Kini Catharina menjadi bingung. Dia sudah kepalang basah dengan perjanjian yang dia buat sendiri. "Kau tidak perlu takut padaku, karena aku tidak akan mencelakaimu. Aku hanya membutuhkanmu sebagai partner, berbeda dengan Darren. Terlebih lagi pria itu sudah menyakitimu." Mischa berdiri dan membalikkan badannya. "Perlu kau ingat. Untuk saat ini kau adalah milikku, jadi orang lain tidak ada yang boleh menyentuhmu. Jika sampai hal itu terjadi, maka aku akan membunuh siapa saja yang berani mengganggu atau menyentuhmu!" Catharina terkejut dengan perkataan Mischa. Gadis itu hanya bisa menatap punggung Mischa hingga hil
Darren tampaknya terkejut dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Mischa. Pria itu menatap sengit pada Mischa. Darren tidak menyangka jika Mischa akan mengetahui setiap detail masalah yang sedang dihadapinya.Bahkan Darren bisa melihat dari sorot mata Mischa, jika Mischa itu bukan orang biasa. Darren menebak jika sosok Mischa ini orang yang sangat berpengaruh.Tawaran yang diberikan oleh Mischa pada Darren tidak serta merta langsung diterima oleh Darren. Pria itu belum menyetujui tawaran itu. Memang tawaran diberikan oleh Mischa sangat menggiurkan, tapi Darren sepertinya tidak tertarik. Darren begitu dingin menanggapi tawaran Mischa. Dengan tatapan dingin dan tajam Darren terus menatap Mischa."Bagaimana? Apa kau tidak tertarik?"Kedua netra itu saling pandang. Tatapan mereka saling beradu dengan ekspresi yang berbeda. Mischa masih terlihat sangat ramah dengan memberi seny
Adu argumentasi terjadi di lobi yang membuat sekrestaris itu harus mengalah. Beberapa petugas keamanan juga melarang wanita itu agar dia tidak naik ke atas dan masuk ke dalam ruangan Mischa."Kalian ini tidak tahu siapa aku, hah!" serunya dengan suara lantang."Bukan kami tidak tahu siapa anda, tapi kami hanya menjalankan perintah tuan muda," jawab salah satu petugas keamanan."Cih, perintah macam apa ini!" seru wanita itu seperti sedang menghina dan perilaku itu hanya membuat orang-orang yang ada di sekitar lobi menggelengkan kepala serta berbisik-bisik.Wanita tua yang berumur sekitar 50 tahun itu hanya menjadi pusat perhatian di sana."Lihat apa kalian!" bentak wanita itu dengan keras dan kasar. Semua hanya menatapnya tanpa merespons. "Semua tampak memuakkan!" umpatnya kemudian meninggalkan lobi menuju tempat parkir.Saat wanita itu hendak masuk ke dalam mobil, matanya menyipit memperhatikan sebuah mobil yang baru saja melaju."Anak sialan. Berani sekali kau memperlakukanku seperti