Pertahanan sudah Lin Jiang perkuat, dan kali ini Lin Jiang memutuskan untuk meninggalkan gua tempat ia jatuh dari dunia tengah.
"Dengan berhasilnya aku memegang toya setan ini, maka keberadaan diriku disini akan jauh lebih aman!" kata Lin Jiang yang berjalan untuk masuk ke dalam hutan.Lin Jiang sadar, hutan yang ia datangi saat ini bukan hutan sembarangan, tidak hanya hewan buas, namun Lin Jiang sudah merasakan aura siluman saat ia pertama kali memasuki hutan itu.Kewaspadaan yang tinggi, Lin Jiang tingkatkan, apalagi dia merasakan kalau dirinya sudah awasi saat ia pertama kali masuk ke dalam hutan yang belum pernah ia datangi itu."Apakah aku sungguh berada di alam roh?" gumam Lin Jiang.Bocah berusia sebelas tahun itu tak terlalu yakin, karena yang ia tahu, alam roh merupakan alam akhir bagi manusia, bukan alam untuk berpetualang lagi.Gresekkkk!Telinga tajam Lin Jiang mendengar suara berisik di sebelah kiri, dan Lin Jiang langsung pegang erat toya setan, karena ia yakin itu bukan suara sembarangan."Siapa disana?" teriak Lin Jiang sambil arahkan ujung toya setan ke arah suara itu.Keadaan cukup hening, tidak ada yang menjawab perkataan Lin Jiang, hingga ia merasa lebih tegang lagi.Ciiittttt!Tahu-tahu, seekor tikus berlari dan itu membuat Lin Jiang lega."Hanya seekor tikus, sialan!" maki Lin Jiang dan melihat ke arah perginya tikus kecil itu.Chitttttt!!Namun, tiba-tiba saja tikus itu bersuara sangat keras, dan itu membuat telinga Lin Jiang sangat sakit.Bammm!Lin Jiang hantam Toya setan ke tanah, hingga membuat getaran yang cukup keras di pijakan Lin Jiang.Citttt!!Tikus itu kembali bersuara keras, dan melawan getaran yang Lin Jiang ciptakan."Tikus siluman!" kata Lin Jiang tak percaya.Makhluk kecil yang awalnya Lin Jiang tak pedulikan, nyatanya adalah tikus ganas yang ingin memangsa Lin Jiang.Di hadapan Lin Jiang, tikus itu menunjukkan wujudnya yang sesungguhnya, yang mana badannya yang kecil mulai membesar dan matanya merah menatap ke arah Lin Jiang."Aku adalah tikus pemangsa roh, dan kau akan jadi korban untuk mengisi perutku!" teriak tikus siluman itu."Apa kau yakin?" tanya Lin Jiang.Whusssssssss!!Tikus pemangsa roh itu melompat ke arah Lin Jiang, dan ia membuka lebar mulutnya untuk memangsa Lin Jiang.Whusssssssss!!Lin Jiang tidak mau kalah, dia menusuk mulut besar tikus siluman itu dengan toya setan.Tappppp!!Namun, gigi tikus siluman itu menahan Toya setan di mulutnya, hingga Lin Jiang terpaksa berusaha keras untuk menariknya dari mulut tikus yang bertubuh tak normal itu."Apa kau pikir akan mampu memakan diriku bodoh?" teriak Lin Jiang.Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang berteriak keras, dan mengalirkan kekuatan tenaga dalam ke batang toya setan yang dia pegang.Hiatttttt!!Dan dengan satu teriakan yang keras, Lin Jiang hentakkan kakinya, dan mendorong tubuhnya ke depan.Brakkkkkkk!!Tikus pemangsa roh itu terdorong, dan tertahan di sebatang kayu besar."Mati kau!" teriak Lin Jiang.Crasssssss!Toya setan yang Lin Jiang dorong, menusuk masuk ke dalam mulut tikus pemangsa roh, hingga tembus ke belakang kepala tikus siluman itu.Seketika itu juga, tikus siluman itu tewas, dan tak percaya kalau bocah muda yang ingin ia mangsa adalah sosok yang akan membunuh dirinya."Seharusnya kau jangan cari masalah dengan diriku!" kata Lin Jiang dan menarik Toya setan dari mulut tikus siluman.Saat Lin Jiang sudah merasa nyaman, tiba-tiba saja dari tubuh tikus siluman itu keluar cahaya merah. Cahaya merah yang merupakan energi dari tikus siluman itu.Cahaya merah itu mengarah ke tubuh Lin Jiang, dan berputar-putar di atas kepala Lin Jiang."Apa maksudnya ini?" tanya Lin Jiang.Whusssssssss!!Dan tiba-tiba saja, cahaya merah itu masuk ke tubuh Lin Jiang lewat ubun-ubun kepalanya, dan itu menambah tenaga dalam yang Lin Jiang miliki."Apakah ini sungguh nyata?" tanya Lin Jiang.Hal yang baru saja ia alami sesuatu yang tak terduga oleh Lin Jiang, namun itu memberikan senyuman di bibir Lin Jiang."Apakah ini artinya, jika aku membunuh lebih banyak siluman, maka kekuatan mereka akan jadi milikku?" tanya Lin Jiang.Lin Jiang memikirkan hal itu, dan jika itu benar, maka ia cukup membunuh banyak siluman untuk meningkatkan tenaga dalam dan juga meningkatkan tingkat kependekaran yang ia miliki."Akan aku buktikan sendiri!" ucap Lin Jiang dan masuk lagi ke dalam hutan.Lin Jiang sangat yakin, di dalam hutan ia pasti akan bertemu dengan siluman-siluman yang kuat, dan hanya itu saat ini cara yang Lin Jiang dapatkan untuk tingkatkan kemampuan yang ia miliki saat ini.Seperti yang sudah Lin Jiang duga, semakin jauh ia masuk ke dalam hutan, aura siluman di dalam hutan itu semakin kuat."Aku tidak mungkin mampu hadapi mereka semua, aku harus pancing satu per satu!" gumam Lin Jiang.Dari yang Lin Jiang rasakan, ia yakin kalau di kedalaman hutan itu ada pemukiman bangsa siluman, dan jika Lin Jiang datang mungkin ia akan jadi mangsa bangsa siluman itu."Jangan datang ke sana jika kau masih ingin hidup, bocah!" kata satu suara dari belakang Lin Jiang.Lin Jiang melompat karena kaget, dan ia menatap pada satu sosok hitam yang memiliki aura siluman yang kuat."Kau siapa?" tanya Lin Jiang."Aku siluman monyet! Ikut denganku!" kata siluman itu."Kemana?""Tidak usah banyak tanya, ikuti saja aku!"Lin Jiang tidak memiliki pilihan, dan ikuti sosok yang mengaku siluman monyet itu, hingga mereka memasuki sebuah lembah yang cukup dalam dan sempit."Kenapa kau membawa aku kemari?" tanya Lin Jiang."Untuk apa? Hahaha, apa kau bodoh?""Apa maksudmu?" tanya Lin Jiang dan pegang erat toya setan."Berikan tenaga dalam yang kau miliki, manusia?" pinta siluman monyet itu."Berikan? Hahahah, ambil jika kau mampu!" tantang Lin Jiang."Aku suka pertarungan!" sambut siluman monyet itu sambil menunjukkan tenaga dalam yang ia miliki di hadapan Lin Jiang."Sialan, dia sudah mencapai tingkat alam langit!" desis Lin Jiang dan mundur beberapa langkah ke belakang.Lin Jiang memegang erat toya setan yang sudah berhasil ia pergunakan. Wajah Lin Jiang cukup tegang saat tahu tingkatan dari siluman monyet itu berada di atas tingkatan yang ia miliki.Dunia persilatan yang penuh dengan lika-liku, dimana para pendekar berkuasa atas dunia itu. Yang kuat, dia yang jadi raja, dan yang lemah, dia akan jadi budak. Itulah hukum nyata bagi dunia persilatan.Di dunia persilatan, dibagi atas tiga bahagian golongan yang nyata, yaitu, golongan putih, hitam dan netral. Selain itu, di dunia persilatan juga ada tingkatan kependekaran yang menempatkan posisi seorang pendekar. Tingkatkan yang paling rendah, yaitu pendekar pemula. Yang mana ini juga dibagi atas tiga, yaitu, pendekar pemula, pendekat biasa, dan pendekar pemula biasa. Di atas pendekar pemula, adalah pendelar menengah, dan selanjutnya pendekar tinggi. Tiga bahagian kependekaran itu, hanya untuk mereka yang berada di tahap awal-awal dari seorang pendekar. Mereka hanya akan jadi pendekar biasa, jika pu
Hiatttttt!!Baik Lin Jiang dan siluman monyet sama-sama melompat dan mengerahkan sisa tenaga dalam yang mereka miliki. Siluman monyet dengan cakar tajamnya, dan Lin Jiang dengan tusukan toya setan. Dua kekuatan tersisa yang mereka miliki sama-sama digunakan untuk menentukan kelanjutjan hidup mereka. Brakkkkkkk!!Ujung Toya setan yang jauh lebih panjang dari pada cakar siluman monyet, menusuk dada siluman itu. Crasssss!Saking kuatnya dorongan dan tenaga dalam yang Lin Jiang gunakan, dada siluman monyet itu koyak, dan tembus oleh Toya setan di tangan Lin Jiang.Argggggg!!Siluman monyet itu meraung sangat keras, ia merasakan rasa sakit yang tak tertahan di tubuhnya karena tusukan dari toya setan di tangan Lin Jiang."Matilah!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Lin Jiang menarik Toya setan dari dada siluman monyet, dan angkat Toya setan ke atas. "Hantaman dari langit!"Brakkkkkkk!!Kepala siluman monyet pecah karena hantaman dari toya setan, dan itu cukup untuk membunuh siluman yang
Memiliki kitab seribu satu ilmu pengobatan ternyata tak serta merta Lin Jiang mampu meramu obat, bahkan ia tak tahu bagaimana caranya untuk mengobati luka di dadanya. "Mungkin bukan bakatku di ilmu pengobatan!" ucap Lin Jiang dan memutuskan masukkan lagi kitab seribu satu ilmu pengobatan ke dalam cincin ruang. Lin Jiang memilih untuk membiarkan lukanya itu, karena ia yakin luka itu akan sembuh dengan sendirinya. Dengan itu, Lin Jiang memutuskan masuk lagi ke dalam hutan yang dihuni oleh bangsa siluman. Tujuan Lin Jiang sudah jelas, membunuh bangsa siluman sebanyak mungkin. Jeldaarrrr!!Baru saja Lin Jiang tiba di tengah hutan siluman, Lin Jiang sudah mendengar suara ledakan yang sangat keras. Itu menarik perhatian Lin Jiang, dan ia segera mencari dari mana datangnya suara ledakan itu. Saat Lin Jiang tiba, Lin Jiang melihat ada dua orang yang sedang bertarung melawan satu siluman beruang. Keduanya orang itu cukup kuat, dan mampu imbangi kemampuan siluma beruang yang sudah mencapa
Lin Jiang yang termangu karena masuknya cahaya merah dari siluman monyet ke tubuhnya, membuat Kun Liong dan Mi Li, melihat ke arahnya dengan mata yang curiga. "Hei, bodoh, kenapa kau diam?" tanya Kun Liong sambil menepuk pundak Lin Jiang.Plakk!Dengan refleks yang cepat, karena kaget, Lin Jiang menepis tangan Kun Liong, dan itu kagetkan Kun Liong karena reaksi Lin Jiang."Apa yang kau lakukan bodoh?" bentak Kun Liong."Eh, maaf! Maafkan sikap senior!" kata Lin Jiang dengan cepat dan menyatukan dua tangan di hadapan Kun Liong."Apa kau pikir bisa kalahkan kami?" bentak Mi Li."Tidak senior Li, aku tak mampu kalahkan kalian!" Kun Liong yang masih kesal tunjukkan mustika siluman monyet di hadapan Lin Jiang."Apa kau juga inginkan mustika siluman ini?" "Senior yang membunuh siluman monyet itu, jadi mustika siluman itu milik senior!" "Bagus jika kau tahu diri!" kata Kun Liong.Tangan Kun Liong dengan kasar menampar pelan wajah Lin Jiang, dan itu jelas sikap yang menunjukkan kalau kean
Sekte tengkorak putih, sekte yang ada di dunia bawah, dan sudah memiliki nama besar di dunia persilatan negeri bawah.Tetua Phi An, memimpin sekte itu sudah lebih dari dua puluh tahun, dan dibawah kepemimpinan tetua Phi An, sekte tengkorak putih semakin besar dan terkenal. Namun, beberapa tahun belakangan ini, sekte tengkorak putih mengalami kemunduran karena tidak memiliki murid yang memiliki bakat yang tinggi. Hal itu terbukti di turnamen bela diri yang terakhir, yaitu lima tahun yang lalu, murid sekte tengkorak putih satu pun tak ada yang melaju ke babak berikutnya. Langsung kalah di babak pertama turnamen yang biasa dilakukan lima tahun sekali.Masih ada tiga tahun lagi untuk menuju ke turnamen yang berikutnya, dan memikirkan itu tetua Phi An sudah cukup pusing. Selama dua tahun, sejak turnamen bela diri terakhir dilaksanakan, tetua Phi An mencoba mencari dan menemukan murid yang berbakat, namun semua usahanya gagal. Tapi kini, saat ia bertemu dengan Lin Jiang, harapan untuk m
Dengan langkah yang semangat Lin Jiang ikuti tetua Phi An berjalan di tengah kota Sampa, dan akhirnya mereka sampai di sebuah toko senjata yang sangat besar."Guru tidak akan larang kau memilih senjata yang kau sukai Lin Jiang, ambil mana yang kau inginkan!" kata tetua Phi An."Benarkah itu guru?" tanya Lin Jiang."Iya!" Saat mereka masuk, pelayan toko senjata itu menyambut kedatangan mereka."Selamat datang tetua Phi An! Apa tetua akan beli senjata lagi?" "Iya, bawa kami ke bagian pedang!" "Baik, mari tetua!" kata pelayan itu. Bersama pelayan itu, Lin Jiang dan tetua Phi An masuk ke dalam sebuah ruangan yang khusus untuk senjata pedang. Belasan rak senjata berjejer di dalam ruangan itu, dan semua itu merupakan pedang dari kualitas terbaik hingga kualitas biasa. "Pedangnya untuk siapa tetua Phi An?" tanya pelayan itu. "Untuk muridku, biarkan dia memilih pedang yang ia inginkan!" kata tetua Phi An dan duduk di kursi yang ada di ruangan itu. "Iya, tetua Phi An! Aku akan siapkan
Dengan wajah berbinar, Lin Jiang keluar dari toko senjata dengan memeluk pedang api putih yang baru saja ia dapatkan di toko senjata. "Apakah harus seperti itu kau memegang senjata itu Lin Jiang?" "Guru, pusaka ini sangat hebat, aku takut nanti diambil orang!" "Tidak akan ada yang bisa gunakan pedang itu selain dirimu, Lin Jiang. Pedang itu sudah memilih dirimu, jadi hanya kau yang bisa gunakan kekuatan yang ada di pedang itu!" kata tetua Phi An dan membawa Lin Jiang masuk ke dalam rumah makan yang mewah. "Makan yang banyak, muridku!" kata tetua Phi An saat di atas meja makan mereka dipenuhi dengan berbagai macam makanan. "Terima kasih guru!" Tanpa ragu Lin Jiang menikmati tiap masakan yang ada di atas meja. Sudah cukup lama rasanya Lin Jiang tak makan sebanyak itu. Belum juga Lin Jiang menikmati makanan yang di atas meja, dua orang lelaki datang dan duduk di kursi meja mereka. "Tetua Phi An, sepertinya kalian tidak akan bisa habiskan semua makanan ini. Apa kalian ingin kami
Pertarungan uji tanding antara Lin Jiang melawan Mei Lin di halaman belakang sekte tengkorak putih masih terus berlanjut.Setelah pertarungan tangan kosong, Mei Lin yang merasa terdesak mencabut pedang yang berada di pinggangnya, dan ayunkan pedang itu ke dada Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang bersalto dua kali ke belakang, dan setelah itu tersenyum manis pada Mei Lin."Cabut senjatamu Lin Jiang, jika tidak tubuhmu akan terbelah dua oleh senjata ini!" teriak Mei Lin yang sudah dipenuhi amarah."Untuk saat ini aku tak akan gunakan senjata! Aku rasa aku masih hadapi dirimu tanpa senjata Mei Lin!" ucap Lin Jiang."Sombong! Haaaa!" Mei Lin berteriak keras, dan mengalirkan tenaga dalam ke bilah pedang yang ada di genggaman tangannya.Lin Jiang juga tak mau kalah, Lin Jiang segera mengeluarkan jurus-jurus hebat dari sekte tengkorak putih.Hiatt!!Dengan satu teriakan, dan memutar pedang di depan, Mei Lin maju dengan cecaran serangan dengan pedang ke tubuh Lin Jiang.Lin Jiang berputar-putar, m