Beberapa hari telah berlalu, dan Lin Jiang masih tekun berlatih jurus toya maut yang ia temukan di salah satu peti yang penuh dengan kitab-kitab.
Dari beberapa hari itu, telapak tangan Lin Jiang sudah terlihat ada perubahan, yang mana telapak tangan Lin Jiang jadi lebih tebal, dan itu semakin mempertegas kalau Lin Jiang telah terlihat nyata untuk jadi seorang pendekar dengan senjata Toya.Gerakan Lin Jiang juga semakin mantap, meskipun masih belum terbiasa, namun dari setiap tusukan, dan hantaman yang ia lakukan, sudah memperlihatkan hasil yang nyata.Hanya jurus bertahan yang belum Lin Jiang latih, karena menurutnya, bertahan hanya bisa dia lakukan jika mendapatkan lawan yang kuat."Apa aku masuk saja ke dalam hutan, mungkin aku akan bertemu dengan hewan buas!" kata Lin Jiang yang matanya menatap ke arah hutan yang ada di hadapannya.Keputusan sudah Lin Jiang ambil, dan ia pun masuk ke dalam hutan. Sendirian tanpa ada yang mengawasi dirinya.Saat Lin Jiang berjalan masuk ke dalam hutan, lagi-lagi Toya setan yang memiliki warna perak ikuti Lin Jiang berjalan."Apa kau juga ikut?" kata Lin Jiang bicara pada Toya setan itu.Raurrrrrr!!Baru saja Lin Jiang melewati sebuah pohon yang besar, telinga Lin Jiang sudah mendengar suara raungan yang sangat keras, raungan dari seekor harimau.Lin Jiang buru-buru waspada, dan tak ingin jadi santapan harimau yang juga merupakan roh spiritual di alam bawah itu.Whusssssssss!!Dan tahu-tahu, seekor harimau yang besar melompat dari balik pepohonan, dan datang menerkam ke arah Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang melompat ke samping, dan terkan harimau itu lewat dari samping tubuhnya."Majulah!" teriak Lin Jiang dan memegang erat kayu yang dia siapkan untuk melawan hariamu itu.Inilah yang Lin Jiang harapkan, seekor hewan buas yang ganas, maka Lin Jiang memiliki kesempatan untuk berlatih jurus Toya maut dengan tahapan untuk bertahan.Hiatttttt!!Lin Jiang memasang kuda-kuda, dengan memegang Toya di sisi kiri dan kanan, dan menunggu datangnya serangan harimau ganas itu.Bammmmmmm!!Dua kaki harimau di tahan oleh Lin Jiang, dan adu tenaga saling dorong terjadi antara Lin Jiang dan harimau itu.Hiatttttt!!Dengan kuatnya, Lin Jiang mendorong hariamu itu, hingga harimau itu terdorong ke belakang.Whusssssssss!!Harimau itu datang lagi, tapi kembali Lin Jiang melakukan gerakan yang sama, dan bertahan dari serangan harimau ganas. Dan lakukan lagi gerakan dorongan ke arah harimau itu.Berkali-kali itu Lin Jiang lakukan, hingga dia merasa kalau pertahanan yang ia miliki sudah cukup kuat."Saatnya menunjukkan serangan!" kata Lin Jiang.Hiatttttt!!Lin Jiang maju dengan satu tusukan ke arah kepala harimau itu, tusukan yang cukup cepat.Namun, harimau itu juga bukan Harimau biasa, dia menghindar ke samping, hingga tusukan Lin Jiang lewat dari hadapannya."Belum selesai!" teriak Lin Jiang dan ubah serangan.Dari menusuk, Lin Jiang ubah serangan dengan memutar Toya kayu, dan serangan Lin Jiang berubah jadi pukulan dengan toya.Tappppp!!Tapi, harimau itu menahan Toya kayu dengan mulutnya, dan menahan Toya itu dengan sangat kuat.Krakkkkk!!Dan dengan rahangnya yang kuat, harimau itu mematahkan kayu yang telah ia gigit jadi dua bagian."Kuatnya!" desis Lin Jiang tak percaya.Whusssssssss!!Harimau itu tak tinggal diam saat Toya kayu Lin Jiang hanya tinggal setengahnya saja.Harimau itu ayunkan kaki kirinya, dan menyerang Lin Jiang dengan cakarnya yang tajam.Lin Jiang membuang tubuhnya, dan bergulingan di tanah. Hingga ia berada dalam jangkauan dari harimau ganas itu.Grrrrrr!!Harimau itu mengeram dengan menunjukkan giginya yang tajam ke arah Lin Jiang yang sudah kehilangan senjatanya.Mata Lin Jiang liar mencari senjata yang mungkin bisa dia pergunakan untuk bertahan dari serangan harimau ganas itu.Namun tidak ada satu pun kayu yang mungkin lagi bisa Lin Jiang gunakan, apalagi posisinya saat ini sudah dalam keadaan yang tertekan.Lin Jiang segera waspada, dan melirik ke arah Toya setan yang berada di sampingnya."Jika saja toya setan bisa aku gunakan, mungkin aku tidak akan terdesak seperti ini?" ucap Lin Jiang yang masih terus melirik Toya setan yang berdiri di sampingnya.Roaaarrrr!!Harimau itu meraung lagi dengan sangat keras, seolah itu sebuah ejekan pada Lin Jiang yang sudah kehilangan senjatanya.Whusssssssss!!Dan, Harimau itu pun menerkam ke arah Lin Jiang, dengan cakar tajam di kaki kiri dan kaki kanan.Lin Jiang berputar-putar, untuk hindari serangan Harimau itu, dan untuk saat ini Lin Jiang berhasil selamat dari serangan Harimau.Berkali-kali itu Lin Jiang lakukan, hingga membuat hariamu semakin marah karena mangsanya tak kunjung berhasil ia taklukkan.Sekian lama bertahan, pada akhirnya, Lin Jiang harus merasakan tajamnya cakar harimau itu.Itu setelah Lin Jiang kehilangan posisi karena terus dicecar oleh serangan harimau ganas itu.Crasssssss!Punggung Lin Jiang koyak, dan darah menetes dari luka di punggung Lin Jiang. Rasa perih kini menguasai tubuh Lin Jiang."Sialan juga harimau ini!" maki Lin Jiang dan bersiap untuk bertahan dari serangan ganas Harimau.Roaaarrrr!!Dengan satu teriakan yang keras, harimau itu kembali datang, dan mulutnya terkuak lebar hanya untuk menyerang Lin Jiang.Lin Jiang yang dalam keadaan terdesak, tangannya bergerak, dan menyentuh Toya setan."Berikan aku kesempatan untuk gunakan dirimu!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Dan dalam keadaan yang sangat terdesak, Lin Jiang berhasil mengangkat Toya setan, dan sekalian hantamkan Toya setan ke tubuh harimau itu.Brakkkkkkk!!Tubuh harimau yamg besar itu terlempar hingga dua tombak jauhnya. Itu karena kuatnya pukulan Toya setan yang ada di tangan Lin Jiang."Benarkah aku berhasil gunakan Toya setan?" tanya Lin Jiang pada dirinya sendiri.Whutttt ... Whuttt ... .!Lin Jiang memutar Toya setan yang ada di tangannya, seolah ia ingin pastikan kalau ia sungguh-sungguh sudah berhasil pegang Toya pusaka itu.Angin kencang muncul saat Lin Jiang memutar Toya setan, dan angin itu mengarah pada harimau lawan Lin Jiang."Mari kita teruskan pertarungan!" teriak Lin Jiang.Hiatttttt!!Lin Jiang maju dengan kepercayaan yang tinggi. Ia seolah melupakan luka di punggungnya, dan fokus untuk menyerang harimau di hadapan.Harimau yang awalnya sangat percaya diri, tapi saat Toya setan di tangan Lin Jiang, nyali harimau itu ciut juga."Hantaman dari langit!" teriak Lin Jiang.Hiatttttt!!Lin Jiang angkat Toya setan dan memukul dari arah atas. Harimau itu kaget dengan kecepatan Lin Jiang. Dan memilih untuk kabur.Bammmm!!Tanah jadi sasaran serangan Lin Jiang, dan hasilnya tanah langsung berlubang karena hantaman dari toya setan, dengan hasil yang tak ada karena harimau itu sudah melarikan diri."Cih, dasar pecundang!" teriak Lin Jiang.Pertahanan sudah Lin Jiang perkuat, dan kali ini Lin Jiang memutuskan untuk meninggalkan gua tempat ia jatuh dari dunia tengah. "Dengan berhasilnya aku memegang toya setan ini, maka keberadaan diriku disini akan jauh lebih aman!" kata Lin Jiang yang berjalan untuk masuk ke dalam hutan. Lin Jiang sadar, hutan yang ia datangi saat ini bukan hutan sembarangan, tidak hanya hewan buas, namun Lin Jiang sudah merasakan aura siluman saat ia pertama kali memasuki hutan itu. Kewaspadaan yang tinggi, Lin Jiang tingkatkan, apalagi dia merasakan kalau dirinya sudah awasi saat ia pertama kali masuk ke dalam hutan yang belum pernah ia datangi itu."Apakah aku sungguh berada di alam roh?" gumam Lin Jiang. Bocah berusia sebelas tahun itu tak terlalu yakin, karena yang ia tahu, alam roh merupakan alam akhir bagi manusia, bukan alam untuk berpetualang lagi.Gresekkkk!Telinga tajam Lin Jiang mendengar suara berisik di sebelah kiri, dan Lin Jiang langsung pegang erat toya setan, karena ia yakin itu b
Lin Jiang memegang erat toya setan yang sudah berhasil ia pergunakan. Wajah Lin Jiang cukup tegang saat tahu tingkatan dari siluman monyet itu berada di atas tingkatan yang ia miliki.Dunia persilatan yang penuh dengan lika-liku, dimana para pendekar berkuasa atas dunia itu. Yang kuat, dia yang jadi raja, dan yang lemah, dia akan jadi budak. Itulah hukum nyata bagi dunia persilatan.Di dunia persilatan, dibagi atas tiga bahagian golongan yang nyata, yaitu, golongan putih, hitam dan netral. Selain itu, di dunia persilatan juga ada tingkatan kependekaran yang menempatkan posisi seorang pendekar. Tingkatkan yang paling rendah, yaitu pendekar pemula. Yang mana ini juga dibagi atas tiga, yaitu, pendekar pemula, pendekat biasa, dan pendekar pemula biasa. Di atas pendekar pemula, adalah pendelar menengah, dan selanjutnya pendekar tinggi. Tiga bahagian kependekaran itu, hanya untuk mereka yang berada di tahap awal-awal dari seorang pendekar. Mereka hanya akan jadi pendekar biasa, jika pu
Hiatttttt!!Baik Lin Jiang dan siluman monyet sama-sama melompat dan mengerahkan sisa tenaga dalam yang mereka miliki. Siluman monyet dengan cakar tajamnya, dan Lin Jiang dengan tusukan toya setan. Dua kekuatan tersisa yang mereka miliki sama-sama digunakan untuk menentukan kelanjutjan hidup mereka. Brakkkkkkk!!Ujung Toya setan yang jauh lebih panjang dari pada cakar siluman monyet, menusuk dada siluman itu. Crasssss!Saking kuatnya dorongan dan tenaga dalam yang Lin Jiang gunakan, dada siluman monyet itu koyak, dan tembus oleh Toya setan di tangan Lin Jiang.Argggggg!!Siluman monyet itu meraung sangat keras, ia merasakan rasa sakit yang tak tertahan di tubuhnya karena tusukan dari toya setan di tangan Lin Jiang."Matilah!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Lin Jiang menarik Toya setan dari dada siluman monyet, dan angkat Toya setan ke atas. "Hantaman dari langit!"Brakkkkkkk!!Kepala siluman monyet pecah karena hantaman dari toya setan, dan itu cukup untuk membunuh siluman yang
Memiliki kitab seribu satu ilmu pengobatan ternyata tak serta merta Lin Jiang mampu meramu obat, bahkan ia tak tahu bagaimana caranya untuk mengobati luka di dadanya. "Mungkin bukan bakatku di ilmu pengobatan!" ucap Lin Jiang dan memutuskan masukkan lagi kitab seribu satu ilmu pengobatan ke dalam cincin ruang. Lin Jiang memilih untuk membiarkan lukanya itu, karena ia yakin luka itu akan sembuh dengan sendirinya. Dengan itu, Lin Jiang memutuskan masuk lagi ke dalam hutan yang dihuni oleh bangsa siluman. Tujuan Lin Jiang sudah jelas, membunuh bangsa siluman sebanyak mungkin. Jeldaarrrr!!Baru saja Lin Jiang tiba di tengah hutan siluman, Lin Jiang sudah mendengar suara ledakan yang sangat keras. Itu menarik perhatian Lin Jiang, dan ia segera mencari dari mana datangnya suara ledakan itu. Saat Lin Jiang tiba, Lin Jiang melihat ada dua orang yang sedang bertarung melawan satu siluman beruang. Keduanya orang itu cukup kuat, dan mampu imbangi kemampuan siluma beruang yang sudah mencapa
Lin Jiang yang termangu karena masuknya cahaya merah dari siluman monyet ke tubuhnya, membuat Kun Liong dan Mi Li, melihat ke arahnya dengan mata yang curiga. "Hei, bodoh, kenapa kau diam?" tanya Kun Liong sambil menepuk pundak Lin Jiang.Plakk!Dengan refleks yang cepat, karena kaget, Lin Jiang menepis tangan Kun Liong, dan itu kagetkan Kun Liong karena reaksi Lin Jiang."Apa yang kau lakukan bodoh?" bentak Kun Liong."Eh, maaf! Maafkan sikap senior!" kata Lin Jiang dengan cepat dan menyatukan dua tangan di hadapan Kun Liong."Apa kau pikir bisa kalahkan kami?" bentak Mi Li."Tidak senior Li, aku tak mampu kalahkan kalian!" Kun Liong yang masih kesal tunjukkan mustika siluman monyet di hadapan Lin Jiang."Apa kau juga inginkan mustika siluman ini?" "Senior yang membunuh siluman monyet itu, jadi mustika siluman itu milik senior!" "Bagus jika kau tahu diri!" kata Kun Liong.Tangan Kun Liong dengan kasar menampar pelan wajah Lin Jiang, dan itu jelas sikap yang menunjukkan kalau kean
Sekte tengkorak putih, sekte yang ada di dunia bawah, dan sudah memiliki nama besar di dunia persilatan negeri bawah.Tetua Phi An, memimpin sekte itu sudah lebih dari dua puluh tahun, dan dibawah kepemimpinan tetua Phi An, sekte tengkorak putih semakin besar dan terkenal. Namun, beberapa tahun belakangan ini, sekte tengkorak putih mengalami kemunduran karena tidak memiliki murid yang memiliki bakat yang tinggi. Hal itu terbukti di turnamen bela diri yang terakhir, yaitu lima tahun yang lalu, murid sekte tengkorak putih satu pun tak ada yang melaju ke babak berikutnya. Langsung kalah di babak pertama turnamen yang biasa dilakukan lima tahun sekali.Masih ada tiga tahun lagi untuk menuju ke turnamen yang berikutnya, dan memikirkan itu tetua Phi An sudah cukup pusing. Selama dua tahun, sejak turnamen bela diri terakhir dilaksanakan, tetua Phi An mencoba mencari dan menemukan murid yang berbakat, namun semua usahanya gagal. Tapi kini, saat ia bertemu dengan Lin Jiang, harapan untuk m
Dengan langkah yang semangat Lin Jiang ikuti tetua Phi An berjalan di tengah kota Sampa, dan akhirnya mereka sampai di sebuah toko senjata yang sangat besar."Guru tidak akan larang kau memilih senjata yang kau sukai Lin Jiang, ambil mana yang kau inginkan!" kata tetua Phi An."Benarkah itu guru?" tanya Lin Jiang."Iya!" Saat mereka masuk, pelayan toko senjata itu menyambut kedatangan mereka."Selamat datang tetua Phi An! Apa tetua akan beli senjata lagi?" "Iya, bawa kami ke bagian pedang!" "Baik, mari tetua!" kata pelayan itu. Bersama pelayan itu, Lin Jiang dan tetua Phi An masuk ke dalam sebuah ruangan yang khusus untuk senjata pedang. Belasan rak senjata berjejer di dalam ruangan itu, dan semua itu merupakan pedang dari kualitas terbaik hingga kualitas biasa. "Pedangnya untuk siapa tetua Phi An?" tanya pelayan itu. "Untuk muridku, biarkan dia memilih pedang yang ia inginkan!" kata tetua Phi An dan duduk di kursi yang ada di ruangan itu. "Iya, tetua Phi An! Aku akan siapkan
Dengan wajah berbinar, Lin Jiang keluar dari toko senjata dengan memeluk pedang api putih yang baru saja ia dapatkan di toko senjata. "Apakah harus seperti itu kau memegang senjata itu Lin Jiang?" "Guru, pusaka ini sangat hebat, aku takut nanti diambil orang!" "Tidak akan ada yang bisa gunakan pedang itu selain dirimu, Lin Jiang. Pedang itu sudah memilih dirimu, jadi hanya kau yang bisa gunakan kekuatan yang ada di pedang itu!" kata tetua Phi An dan membawa Lin Jiang masuk ke dalam rumah makan yang mewah. "Makan yang banyak, muridku!" kata tetua Phi An saat di atas meja makan mereka dipenuhi dengan berbagai macam makanan. "Terima kasih guru!" Tanpa ragu Lin Jiang menikmati tiap masakan yang ada di atas meja. Sudah cukup lama rasanya Lin Jiang tak makan sebanyak itu. Belum juga Lin Jiang menikmati makanan yang di atas meja, dua orang lelaki datang dan duduk di kursi meja mereka. "Tetua Phi An, sepertinya kalian tidak akan bisa habiskan semua makanan ini. Apa kalian ingin kami