Share

Bab 9. Peluang baru.

Bang Andy menatap langkah Iwan menuju panggung kecil di pojok ruangan kedai itu. Dia merasa bersyukur dapat dipertemukan dengan Iwan, sosok yang tidak neko-neko. Obrolannya selalu nyambung tentang apapun. Kalau bukan karena ada isteri dan anak yang menunggu di rumah, rasanya bang Andy lebih suka ngobrol dengan Iwan ngalor ngidul soal perjalanan hidupnya, setiap malam sampai pagi.

Tiba-tiba Maming lewat dari koridor ruang belakang disamping bang Andy,

"E eeh Ming.. sini, duduk dulu."

"Ada apa Boss?" sahut Maming sambil duduk di sebelah bang Andy.

"Besok pagi, lu bersihin garasi samping. Gue kurang suka kalau lama-lama garasi itu berubah jadi gudang. Pokoknya lu kosongin ruangan itu, bersihin, trus cat ulang."

Bang Andy mengeluarkan dompetnya, lalu memberikan beberapa lembaran uang merah kepada Maming.

"Nih buat beli catnya.. Beli 1 galon yang besar trus sekalian sama roll, gak usah pake kuas ngecatnya, ntar kelamaan,"

"Oke boss. " sahut Maming. "Eh warna catnya apa boss?" tanya Maming
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status