Kembali lagi ke rumah besar Nelvan, Linda menatap rumah yang sangat luas itu sambil menarik nafas dalam dan di hela perlahan, Linda tidak yakin pekerjaan yang ia lakukan sekarang setelah Nelvan menjadi pria yang posesif.
Beberapa maid sudah bekerja melakukan tugas mereka, tak lama Hans menyusul di belakang Linda, “Nelvan pasti sudah menunggumu sejak tadi, kau datanglah ke kamarnya, mungkin ada hal yang akan dia katakan padamu, aku harus kembali ke kantor setelah mengambil berkas dari ruang kerja Nelvan.” Ucap Hans, asisten Nelvan itu pun masuk ke ruang kerja Nelvan lalu ke luar dengan membawa beberapa berkas di tangannya.
“Nelvan tidak ikut ke kantor?” tanya Linda.
Hans menggeleng, “Dia hanya akan datang jika itu hal yang penting, kalau begitu aku segera berangkat, kamud an Nelvan segeralah berbaikan, dia akan seperti anak kecil jika sudah menyukai sesuatu jadi aku harap kau bisa terbiasa dengan perubahan sikapnya yang sering bergan
Padahal matahari masih bersinar terang benderang tapi Nelvan seolah tak kenal waktu untuk menuntaskan hasratnya pada Linda sehingga ia mengulangi apa yang ia butuhkan beberapa kali pada tubuh gadis itu.Dekapan erat di berikan oleh Nelvan, kecupan berkali-kali di berikan di pucuk kepala Linda lalu keningnya dan begitu yang Nelvan lakukan sejak pergulatan panas mereka selesai.“Terima kasih Linda, kau tidak perlu bekerja lagi, aku akan segera mengurus pernikahan kita secepatnya agar kau segera menjadi istriku.”Linda merasa malu, sangat malu sampai ia memilih untuk bersembunyi di balik da-da bidang Nelvan, detak jantung lelaki itu dapat Linda dengarkan, kulit tubuh Nelvan yang belum berpakaian bersentuhan dengan kulitnya yang sama-sama belum berpakaian.“Apa aku menyakitimu lagi di sana?” tanya Nelvan, Linda menggeleng pelan.“Istirahatlah, biar koki yang menyiapkan makan siang untuk kita.” Nelvan kembali mendarat
“Perusahaan tidak memerlukan pimpinan seperti Nelvano Xander, lelaki itu tidak pantas menjadi pimpinan di saat dia sendiri saja kesusahan untuk berjalan, para dewan harus sepakat untuk menurunkan jabatan yang saat ini di pegang oleh Nelvan.” Ucap Gilbert, salah satu pemegang sebagian saham di perusahaan.“Tapi Tuan Xander adalah pemegang saham tujuh puluh lima persen di perusahaan ini, tidak mudah bagi kita untuk menurunkan jabatannya, terlebih beliau juga sangat berkompeten dalam pekerjaan, buktinya selama periode beliau memimpin perusahaan tidak ada hal yang membuat perusahaan berada pada posisi buruk.” Sahut salah satu yang ada di ruangan rapat.Gilbert menggeplak meja cukup keras, “Pria cacat sepertinya mana bisa memimpin perusahaan sebesar ini, jika bukan karena dia pemilik saham terbanyak dia tidak akan terlihat berkuasa, jadi siapa yang setuju untuk membuat Nelvan turun dari posisinya saat ini?” ucap Gilber
Linda berlari di koridor rumah sakit sampai ia melihat keberadaan Allexin di depan sebuah pintu ruang rawat, Linda berlari menghampiri dengan wajah khawatir.“Bagaimana kondisi Mia?” tanya nya pada Allexin.“Aku tidak tau, dokter masih memeriksa Mia di dalam.” Jawab Allexin.Linda bersandar di dinding dekat pintu ruangan, Allexin memegang Lengan Linda untuk membantu kakaknya itu duduk di kursi besi yang tak jauh dari sana.“Apa yang terjadi dan apa yang membuatnya sampai celaka seperti ini?”“Aku tidak tau, sungguh. Seseorang menghubungiku menggunakan ponsel Mia karena aku adalah orang terakhir yang Mia hubungi, lalu aku segera menuju ke rumah sakit setelah mendengar Mia kecelakaan, mengenai kecelakaan apa yang menimpa Mia aku masih belum tau pasti.”Linda menghela nafas panjang, ia harap sahabatnya tidak dalam kondisi kritis, Mia tidak punya siapa-siapa karena gadis itu adalah anak yang di beb
Sudah tiga hari dan Mia belum juga sadarkan diri, Linda sebagai sahabat yang baik selalu menemani Mia sampai bangun, Linda juga heran dengan lelaki yang bernama Zeveran itu, memang lelaki itu sering datang untuk menemui Mia tapi jujur dalam hati Linda masih bertanya-tanya.“Tidak, biarkan aku saja.” Linda mengambil benda yang di pegang oleh Zev untuk membersihkan Mia, kain lembut yang di basahi oleh air itu kini berpindah tangan.Linda menatap Zev, “Aku masih belum bisa percaya pria asing di kehidupan Mia, akan aku tunggu sahabatku bangun untuk menjelaskan apakah kau sungguh adalah suaminya atau bukan.” Linda memincingkan matanya.Zev menghela nafas rendah, tatapannya masih terlihat sangat datar, tidak terlihat seperti orang jahat tapi juga tidak seperti orang baik, Linda khawatir jika diam-diam di luar sana Mia telah bertemu dengan psikopat.“Sejak kapan kamu mengenal Mia sampai kau seperti ibu untuknya?” tanya Zev pen
Linda bergiliran dengan Allexin untuk menjaga Mia, Linda jauh lebih percaya jika Allexin yang menjaga Mia daripada lelaki bernama Zev yang mengaku sebagai suamia Mia.Sebuah kejutan tiba-tiba menghampiri Linda, tubuhnya terangkat dari belakang dan melayang di udara karena ulah dua tangan kekar yang memegang dengan erat.“Nelvan! Turunkan aku!” teriak Linda.Nelvan benar-benar menurunkan Linda, melingkarkan tangannya di pinggang Linda dan menopangkan dagu di bahu gadis itu.“Lepaskan, aku ingin mandi. Sejak kemarin aku belum membersihkan diri karena menjaga Mia.” Linda mendorong Nelvan, tapi lelaki itu justru kembali mengangkat Linda, kali ini ala bridal style sampai membuat tangan Linda refleks melingkari leher Nelvan.“Aku memintamu untuk melepaskanku, bukan malah menggendongku.” Protesnya.Nelvan justru tersenyum tanpa dosa, sialnya kenapa senyum lelaki itu begitu tampan, tidak! Linda seger
Ke esokan hari, tepatnya pukul sepuluh pagi Linda kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Mia, Allexin kembali ke sekolah dan waktunya Linda untuk bergantian berjaga.Linda memperbaiki tas sebelum masuk ke ruangan Mia tapi telinganya justru mendengar suara dari dalam ruanga tersebut, seperti sebuah teriakan, dan tentunya Linda langsung buru-buru masuk di mana Zev telah di lempar oleh Mia menggunakan bantal.“Pergi! Aku tidak mengenalmu! Jangan dekati aku atau mengaku sebagai suamiku!” teriak Mia.Linda menarik Zev keluar sebelum Mia semakin emosi, di luar ruangan Linda menatap Zev sedikit mendongak.Plakk!Zev tentu saja terkejut dengan tamparan yang Linda berikan dengan begitu santainya, saat Zev ingin memprotes, lebih dulu Linda menyahut.“Kau sudah berpura-pura menjadi suami Mia, lalu sekarang kau ingin membuat sahabatku tambah sakit?” kata Linda dengan geram.Kening Zev mengernyit, “Aku tidak ber
Zev kembali, kali ini lelaki itu datang ke rumah Linda, entah siapa yang memberi tau lelaki itu jika sekarang Mia tinggal di rumah Linda, namun kedatangan Zev tidak sendirian, lelaki itu membawa serta seorang pengacara.Allexin yang membukakan pintu untuk Zev mengernyitkan keningnya, “Rumahku tidak menerima pembohong sepertimu,” lantas pintu akan di tutup oleh Allexin tapi Zev menahan pintu tersebut agar tetap terbuka.“Kakakmu sudah mengatakan padaku jika aku boleh datang jika aku membawa bukti bahwa Mia adalah istriku.” Kata Zev, lalu tanpa permisi ia pun masuk ke dalam rumah Allexin.Terlihat Mia sedang duduk di sofa bersama Linda, kedua perempuan itu menoleh, Mia memang sejak kamarin sudah boleh pulang, hal itu di karenakan biaya rumah sakit yang terlalu mahal dan Mia tak sanggup membayarnya, tapi di luar dugaan karena Zev telah melunasi tagihan rumah sakit.Hal itu justru semakin membuat Mia dan Linda merasa tidak tau harus be
Allexin tidak menyembunyikan kekaguman saat pertama kali menginjakkan kaki ke dalam area lingkungan rumah besar Nelvan, rumah yang memiliki dua lantai dengan warna putih dan paduan hitam, jendela kaca besar yang tembus pandang memperlihatkan pemandangan di dalam rumah itu.“Menakjubkan, jadi lelaki yang mengaku sebagai calon suamimu kemarin adalah boss dan pemilik rumah ini?” tanya Allexin.“Dan kamu memukulnya sampai berdarah.” Kata Linda.Allexin meringis, “Aku tidak tau dia calon suamimu, aku juga tidak tau dia adalah boss di tempatmu bekerja, tapi karena dia telah bersikap kurang ajar padamu maka aku ingin sekali menghajarnya tanpa peduli siapa dia.”“Kau tidak takut di pidanakan karena telah memukul lelaki itu?”“Hm ..., sebenarnya sedikit takut. Tapi kau tau sendiri ‘kan jika aku tidak akan membiarkan siapapun berbuat kurang aja padamu, aku bahkan tidak pernah memperlakukanmu dengan