Share

Cinta dan Nafsu adalah Satu Kesatuan

"Bun, enggak salah dengar, kan?" tanya Yitno kembali meyakinkan atas apa yang telah ia dengar.

"Please...." Azmira memilih menangis karena tidak sanggup untuk meneruskan kalimatnya.

"Bun, tatap mata Ayah." Yitno mengangkat kedua pipi Azmira dan mengarahkan wajahnya menghadap wajah Azmira.

"Kalau semua ini karena Bunda kepikiran Witha, tolong mengertilah. Ayah juga sedang mengusahakan agar kita bisa bersama. Namun, maafkanlah Ayah. Ayah belum bisa jika harus melepaskan Witha. Bunda tahu sendiri kalau dia sedang hamil besar, bukan?" Yitno berusaha menjelaskan.

"Tetapi, aku tidak mau dicap sebagai pelakor atau pelacur karena mengambilmu dari Witha, walau memang kenyataannya aku mencintai suami orang." Azmira makin sedih.

Yitno tak kuasa menahan perih di hatinya. Ia hanya memeluk Azmira erat tanpa mengucapkan sepatah kata. Awalnya Yitno memang tidak ingin serius dengan Azmira, namun lama kelamaan ia pun juga semakin tidak bisa melupakan Azmira.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status