Share

Kenangan Masa Lalu

Aku ragu, apakah harus menjawabnya jujur atau tidak, dan aku memutuskan untuk mengabaikan semua pesan itu.

“Mas Ragil, maafkan aku!” gumamku dalam hati.

“Dari mana saja kamu Mina!” tanya bapak yang tiba-tiba berdiri di sampingku, entah bagaimana beliau bisa ada di sini. Aku sampai terkejut dan celingukkan ke kanan dan ke kiri. Hatiku lega dan bersyukur karena tidak melihat Mas Ragil di sekitarku.

“Astagfirullah, Bapak ngagetin Mina aja! Bapak sendiri dari mana?”

“Dari toilet!”

“Sama, Mina juga dari sana!”

“Alhamdulillah, Bapak kira kamu kabur karena nggak kuat lihat pesta adikmu yang sudah bahagia!” Bapak berkata sambil merengkuh bahuku.

Aku tersenyum menanggapinya, “Bapak kira aku nggak bahagia, gitu?”

“Kamu pasti bahagia melihat adikmu bahagia juga ... Mina, Bapak bangga padamu, Nduk!”

“Mina juga bangga sama Bapak!”

Aku bahagia karena Bapak begitu pengertian padaku. Namun berbeda dengan ibu, yang sejak aku pulang sampai hari ini ia mendiamkanku. Beliau tidak banyak bicara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status