Share

Sepenggal Masa Lalu

*Apa sih maksud Ibuk ini, memangnya Ibu kira aku sebodoh apa?”

“Wah pinter jawab, Mina sekarang, Pak!” kata ibu sambil melirik pada bapak. Laki-laki itu asyik menonton televisi yang menayangkan siaran langsung, sepak bola dari dua klub bola terkenal di dunia.

“Alhamdulillah!” jawab bapak datar.

“Kenapa kamu ngeliatin kamar Linda terus, jangan mikir yang macam-macam ... soalnya Ibu tahu, kamu nggak bakal kepikiran ke sana!” kata Ibuk lagi.

“Kepikiran ke mana memangnya?”

Aku kesal, Ibu sudah lama tidak menegurku dan seolah-olah sudah berubah. Namun, perubahan itu hanya terjadi selama pernikahan dua adikku dan, sekarang ibu kembali seperti dulu. Sebenarnya aku bersyukur, tetapi tetap saja perasaanku jadi sedih begini.

“Ya, mana Ibu tahu pikiran yang ada di otakmu itu!”

“Alhamdulillah! Pak, Ibu tahu aku punya pikiran di otak!”

“Hus! Semua manusia yang hidup normal itu pasti punya otak dan pikiran ... itu salah satu kelebihan yang diberikan Allah pada manusia, yaitu memiliki akal!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status