Home / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 9. Tuan muda tidak pandai bercanda

Share

9. Tuan muda tidak pandai bercanda

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-05-31 04:09:56

Laiba segera menghampiri Makky yang sudah menunggunya di depan butik, laki-laki itu menggunakan kaca mata hitam sedang bersandar dengan malas pada mobil Rubicon hitam itu meskipun Makky nampak begitu tampan tapi effortnya terlalu berlebihan jika hanya untuk menyenangkan Laiba yang ingin nampak baik-baik saja pada masa lalunya. Pemuda itu benar-benar teman yang sangat pandai memperkirakan waktu Makky datang ketika Dedalu dan Ayana masih ada parkiran yang memungkinkan untuk pasangan itu mengetahui laki-laki seperti apa yang sedang menjemputnya dan Laiba sangat puas dengan itu.

Makky memang datang untuk menjemputnya namun pemuda itu tidak pernah mengatakan jika dirinya akan berpura-pura sebagai kekasihnya jadi tidak perlu untuk membuka pintu mobil itu untuk wanita yang dijemputnya Laiba tidak berharap pemuda itu untuk melakukan lebih dari ini ketika Makky datang saja itu sudah membuatnya senang tidak perlu hal lain.

"Kemana?" tanya Makky sambil menginjak gas.

"Kemanapun," jawab Laiba sam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    16. Papan shogi

    "Bukankah, bukankah aku sudah mengatakan jangan ... jangan mendekati aku lagi," ucap Dedalu dengan tidak lancar sambil pergi dan sedikit berlari kecil ke arah Ayana yang kini sudah tersenyum kecil ke arahnya.Dedalu tidak tahu dan tidak ingin tahu apa yang di pikirkan oleh gadis dibelakangnya, kini nada bicaranya sangat berbeda ketika berinteraksi dengan gadis pujaannya."Ayo pulang bersama," pintanya pada Ayana dengan lembut.Ayana hanya mengangguk pelan disertai senyuman kecil yang memabukkan pemuda itu. Sambil berjalan pelan beriringan Ayana memberanikan diri untuk bertanya."Apakah Kakak kelas itu masih terus mengganggumu?" Nada bicaranya begitu lembut dan menyejukkan."Aku sudah berusaha untuk mengusirnya tapi tidak banyak membantu, dia benar-benar gila," jawab Dedalu dengan frustasi tapi jawabannya malah membuat gadis yang bertanya tersenyum lebar langkanya juga lebih ringan kemudian menoleh mendapati gadis yang menjadi topik pembicaraan mereka sedang tidak jauh dari mereka tent

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    15. Geng sekolah

    "Jalang ...!" Anthony meraung dan mengangkat tangannya untuk membalas pukulan Laiba."Anthony!" Suara Bram otomatis menghentikan tangan Anthony di udara."Tapi ...?" Anthony melihat ke arah Bram dengan tatapan tidak puas, pipinya sangat merah bahkan hidungnya sangat sakit mungkin ada retakan."Kita tidak memukul wanita," jawab Bram sambil menatap ke arah Laiba, ada jeda sebentar sebelum Bram tersenyum penuh arti dan bergumam di dalam hati, "Gadis yang menarik."Laiba sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan karena sudah menyinggung geng itu, kembali melepaskan sepatunya yang lain dan mengarahkan sepatu di tangannya ke depan wajah mereka secara bergantian. "Dia adalah orang ku, jika kalian berani menyentuhnya aku akan menginjak leher kalian."Sejak datangnya dua pemuda kemudian disusul kedatangan Laiba di tempat itu baru sekarang pemuda yang sedari tadi sibuk dengan game di ponselnya mengangkat pandangannya, Makky melihat ke arah teman-temannya yang sedang menghadapi seorang

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    14. Mata di belakang kepala

    Jika itu hanya sehari ataupun sesekali mungkin Dedalu tidak akan risih dan muak akan tetapi sejak hari itu dan seterusnya Laiba seperti hantu yang terus saja muncul di dekat Dedalu bahkan tidak ada rasa canggung sedikitpun meskipun ada Ali dan Ayana juga teman-teman Dedalu yang lain. Meski Laiba tidak melakukan apapun gadis itu hanya duduk dan tidak banyak bicara akan tetapi seniornya itu sangat sering berada di sekelilingnya yang membuat canggung semua orang."Dia siapa?" Akhirnya Ayana tidak tahan lagi untuk bertanya."Anak kelas 3," jawab Dedalu dengan senang."Cewek itu suka pada Dedalu bahkan sudah menembak," imbuh Ali yang tidak tahu datang dari mana dan langsung nimbrung memperkeruh suasana. Dedalu memejamkan matanya sambil menahan diri untuk tidak membunuh kawannya ini dan hanya menjerat lehernya dengan satu lengannya."Ehh apa yang kamu lakukan?" protes Ali sambil berusaha lepas dari jeratan Dedalu."Mulut perempuan, lemes banget," gerutu Dedalu setengah bergumam agar wanita

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    13. Kakak kelas yang aneh

    Sudut pandang Dedalu. Dedalu hanya duduk di sudut ruangan memperhatikan kekasihnya sedang mengitari toko sepatu dan sesekali menghampirinya menanyakan sepatu mana yang cocok untuk baju ini baju itu miliknya. Dedalu sudah sangat hafal wanita yang dikencaninya ini sebenarnya tidak butuh pendapatnya hanya butuh dirinya untuk mendengarkan kegalauannya. "Apakah ini bagus?" tanya Ayana sambil menunjukkan sepatu berwarna merah merona."Bagus," jawab Dedalu."Tapi menurutku terlalu terang dan mencolok," sahut Ayana menaruh sepatu itu dan mengambil sepatu lainnya yang sejenis dengan warna merah lebih gelap. "Bagaimana jika yang ini?" Ayana kembali menanyakan hal yang sama pada kekasihnya."Tidak begitu mencolok seperti cocok untukmu.""Tapi perhatikan, menurutku ini terlihat gelap apakah cocok dengan kulitku?"Dedalu tidak lagi berkomentar apapun jawabannya itu pasti salah. Suatu waktu Dedalu selalu menjawab dan mengutarakan pendapatnya tapi tidak satupun ada yang diterima yang ada malah mem

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    12. Dua laki-laki dewasa

    Laiba memperhatikan orang-orang yang pernah sekolah yang sama dan pernah berkonflik sendirinya kini dapat bercengkrama dengan santai di satu tempat. dengan tawa dan ejekan padahal dulu situasi itu cukup menegangkan."Bahkan sampai detik ini aku masih hafal yang dikatakan oleh Laiba kala itu," imbuh Anthony sambil melepaskan salah satu sepatunya dan menggunakan itu untuk menunjuk satu persatu dari mereka secara bergantian."Dia adalah orangku, jika kalian berani menyentuhnya aku akan menginjak leher kalian." Mereka semua sontak tertawa melihat bagaimana Anthony begitu mirip memperagakan ancaman Laiba pada mereka waktu itu."Cari kesempatan untuk balas dendam," ucap Laiba menambah bahan bakar alih-alih meminta maaf."Sepertinya sulit kamu sekarang menjadi wanita sangat cantik," puji Anthony terang-terangan."Bagaimana kamu bisa memuji wanita lain tepat di depan hidungku?" ucap Poppy sambil menarik telinga Anthony yang tingginya jauh melebihi tinggi badannya sendiri. Di saat Poppy dan An

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    11. Trik kecil

    Laiba menatap gadis didepannya itu tapi tidak mengatakan apapun hanya menerka-nerka apa sebenarnya maksud Ayana menahannya di sini, Laiba melihat pergelangan tangannya kemudian berseru, "Aku akan menunggu 20 menit jika kekasihmu belum datang terpaksa aku harus pergi," Laiba tidak dapat bersikap tidak profesional tapi tetap harus tegas tentang waktu."Dedalu tidak pernah terlambat sebelumnya," jawab Ayana bangga, seakan menyombongkan betapa baiknya pasangannya padahal Laiba sama sekali tidak peduli akan hal itu.Karena tidak tahu harus melakukan apa dan juga Laiba tidak ingin terjebak dalam komunikasi dengan Ayana yang canggung sama sekali tidak ingin memiliki percakapan dengan gadis itu selain pekerjaan dan Laiba akhirnya menghubungi temannya dan membahas tentang event yang akan mereka ikuti untuk musim depan. Tepat 20 menit berlalu Laiba bangkit tapi pintu itu segera terbuka menunjukkan pemuda yang langsung masuk dengan tergesa-gesa."Maaf, aku terjebak macet," ucap Dedalu melihat be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status