LOGINSekarang adalah waktu terlama bagi Tio meninggalkan pekerjaannya. Karena sejak kemaren siang hingga pagi ini, dia harus menemani dan melayani Aurelie yang sedang dihantui oleh kecemasan.Kaburnya Alisia Patel membuat Aurelie ketakutan. Penolakannya sebagai pengganti Alisia untuk menikah dengan Reed Kensington membuat seisi rumah keluarga Patel terasa ramai, sibuk dan sebenarnya cukup menghibur bagi Tio.Bagaimana tidak menyenangkan disaat melihat Aurelie tak henti-hentinya berusaha untuk membuat masalah? Sepertinya Aurelie berpikir kalau dengan teriakan dan tangisannya, Alisia akan kembali ke rumah Patel.Ethan dan Alexander sudah cukup dipusingkan dengan tingkah Aurelie. Bahkan Adrian yang semula ingin melindungi adiknya, sekarang lebih suka menghindar. Lelaki itu tidak bisa melawan kehendak dari ayah dan kakak laki-lakinya.Sementara Barbara yang biasanya tenang saat menghadapi masalah, kini menjadi kelimpungan dengan rengekan dari putri kesayangannya.Kalau Al
Dengan memaksa Nathaniel agar mau ikut serta, Nathalie meminta waktu sang ayah untuk sarapan bersama. Beruntung Liam Kensington tidak menolak ajakannya.Tidak ada pembicaraan yang berlangsung selama sarapan di meja makan yang ada di rumah kepala keluarga Kensington itu. Ketiganya sama-sama sibuk dengan makanan masing-masing.Lagi pula memang seperti ini etika yang diajarkan pada mereka semua sehingga kedua remaja itu jarang makan bersama dengan orang tua dalam keluarga.Namun setelah sang ayah yang paling terakhir menghabiskan sarapan tampak siap untuk diajak bicara, Nathalie langsung memutus keheningan. "Apa Papa tau kalau Reed membawa masuk seorang perempuan ke rumahnya?"Nathaniel yang masih belum menghabiskan air minumnya menjadi tersedak. Lelaki itu kaget dengan pertanyaan kembarannya yang terdengar saat dia sedang minum.Melihat itu, Nathalie tidak bisa menahan gerutuan. "Apa karena terlalu lama berkencan dengan komputer sehingga kamu lupa bagaimana caranya minum?"Selain sekola
Dari sekian banyak alasan yang bisa digunakan Patel untuk mencarinya, kenapa harus keterbelakangan mental? Apa di mata mereka semua, Alisia tampak seperti itu?Hanya karena melarikan diri dari rencana pernikahan yang tidak dia inginkan, kondisi Alisia langsung diubah menjadi orang gila. Padahal Alisia yakin kalau sekarang Aurelie lah yang bertindak seperti orang gila karena tidak ingin menggantikannya sebagai pengantin wanita dari Reed Kensington.Meski sebenarnya alasan itu cukup menguntungkan Alisia juga. Mengingat mata orang-orang mungkin hanya akan tertuju pada perempuan yang bersikap tidak waras saat mencari keberadaannya."Aku baru tau kalau aku keterbelakangan mental," gumam Alisia geleng-geleng kepala."Itu yang mereka katakan," sahut Sam yang kembali menarik perhatian Alisia. "Dan tampaknya pencarian Nona pun sudah hampir ke seluruh penjuru negeri. Tapi untuk diluar kota, mereka menyebar foto anda dengan menyamarkan nama anda sebagai Alice Peter."Alisia
Anggap saja Alisia memiliki masalah kepercayaan diri yang cukup mengkhawatirkan. Dia tidak akan mengelak ataupun membela diri jika seandainya Ken ingin tertawa atas pertanyaannya itu. Tapi sungguh! Jika ini memang bentuk kepedulian Ken padanya, selain dari rasa terima kasih, Alisia juga akan merasa tidak nyaman dibuatnya. Sejak kecil, satu-satunya orang yang peduli pada nasibnya hanya sang ibu. Jadi setelah Margaret meninggal dunia, hanya Alisia yang bisa peduli pada dirinya sendiri. Meski nyatanya disaat-saat tertentu Alisia memiliki beberapa pelayan yang peduli padanya. Hanya saja, kebaikan mereka tetap terbatas. Barbara tidak terlalu senang saat ada seseorang yang peduli dan mengkhawatirkan Alisia. Jelas wanita itu hanya ingin Alisia kesepian dan juga kesulitan sendiri. "Aku tanya kenapa kamu harus tampak peduli akan seperti apa nasib perempuan yang jelas bukan siapa-siapa bagimu?" ulang Alisia sekali lagi. Sebab Ken hanya menatapnya dalam diam. "Apa yang aku alami dilua
Rasanya benar-benar seperti sedang dimanjakan oleh hidangan yang tersedia di rumah ini. Bahkan untuk menu sarapannya saja terasa luar biasa enak di lidah.Keluarga Patel juga mempekerjakan koki yang memiliki kemampuan bagus. Bukan hanya pernah sekolah kuliner, tapi juga sempat bekerja di hotel berbintang. Bayarannya tidaklah kecil.Hanya saja, di rumah ini Alisia seperti sedang diperkenalkan dengan rasa yang baru. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah Alisia nikmati.Jadi tidak heran kalau sepanjang sarapan, Alisia begitu sibuk menikmati makanannya. Meski sesekali dia menyempatkan diri untuk melirik Ken yang mengerjakan dua hal sekaligus. Sarapan sambil bekerja.Alisia mengusap sudut bibirnya setelah mengakhiri sarapan dengan menghabiskan setengah gelas air. Ditatapnya Ken yang saat ini masih memperhatikan layar tabletnya."Apa kamu terbiasa seperti ini?" Alisia bertanya sebagai bentuk basa-basi sebelum membicarakan keperluannya kepada Ken.Tadi Emma sudah dia mintai tolong untuk membe
Kalau ada kesempatan untuk berterus-terang, dengan senang hati akan dia lakukan. Apalagi disaat ada hal yang ingin Alisia ketahui kebenarannya.Alisia sadar bahwa dengan mempertanyakan hal itu akan membuatnya terlihat ikut campur. Entah Emma pelayan biasa atau tidak, jelas bukan urusannya.Hanya saja Alisia tetap harus berhati-hati dengan siapa yang ada didekatnya saat ini. Karena berdasarkan pengalamannya, mata-mata bisa ditempatkan disekitar musuh."Terima kasih atas pujiannya. Tapi status saya sekarang hanya seorang pelayan di rumah ini."Bahkan ketenangan Emma pun berhasil mengusik Alisia. Maka bertambahlah rasa penasarannya."Aku yakin kamu lebih dari sekedar pelayan biasa."Alisia memang tidak pintar karena pendidikan yang diterimanya di rumah bisa dibilang sangat terbatas. Tapi bukan berarti dia merasa cukup hanya dengan mengandalkan itu. Sejak kecil, dirinya terbiasa mengamati orang dan belajar dari itu.Jadi ketika ada yang terlihat tak sesuai dengan yang seharusnya, insting







