"Selamat siang buk, apa pak Dimas Adityanya ada?, apa saya bisa bertemu dengan pak Dimas Aditya?".
Seina bertanya kepada Dinda staf resepsionis di perusahaan milik Dimas."Tunggu sebentar ya buk, dengan ibu siapa namanya?""Saya Seina Amora manager dari supermarket Chunky Mart".Seina menunjukkan kokarde tanda manager supermarket Chunky Mart kepada resepsionis itu."Tunggu sebentar dulu ya mbak Seina saya telepon pak Dimas dulu"."Selamat siang pak Dimas, ada manager dari Chunky Mart ingin bertemu dengan bapak, apa boleh dipersilahkan masuk?"."Ya silahkan sudah saya tunggu dari tadi".Seina tidak dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas, ia hanya terpaku beberapa saat."Mbak Seina?""Eh iya?" perkataan Dinda menghentikan lamunan Seina."Kata pak Dimas anda sudah boleh masuk karena sudah ditunggu sejak tadi".Dinda mempersilahkan Seina masuk kedalam ruang Dimas."Ya, terima kasih". Seina berlalu pergi menuju keruangan Direktur utama perusahan Bright Group.perusahaan 'Bright group' bergerak dibidang produsen berbagai jenis makanan dan minuman masa kini yang digemari banyak generasi muda. makanan dan minuman itu kemudian didistribusikan ke supermarket-supermarket dengan melakukan kongsi dagang sebelumnya."Selamat siang" Seina mengetuk pintu bos utama Bright Group yakni ruangan Dimas."Celine tolong bukain pintu tamu saya sudah datang".Dimas berdiri sambil merapikan pakaiannya untuk menyambut tamu yang datang yang akan diajak untuk bekerja sama.Celine Diandra sekretaris Dimas yang sejak lama sudah menaruh hati kepada Dimas namun selalu diabaikan oleh Dimas.Celine segera membuka pintu ruangan dan menyambut tamu yang datang.Begitu pintu dibuka Seina sangat bahagia ketika yang membuka adalah Celine karena ia akhirnya bisa bertemu dengan sahabat akrabnya ketika masih kuliah dulu yang sudah tidak bertemu dua tahun belakangan."Celine, kamu kerja disini?"Seina begitu bahagia akhirnya bisa bertemu dengan sahabat lamanya itu."Iya Sein, gue kerja disini, lo apa kabar?"Celine memegangi tangan Seina raut bahagia terpancar diwajah keduanya."Oh iya, silahkan masuk pak Dimas sudah nungguin dari tadi"."Pak ini Seina, tamu yang bapak tunggu sedari tadi".Dimas membalikkan badannya dan tatapannya tertuju kepada Seina. Dimas tak mengedipkan matanya untuk beberapa detik."Saya Seina Amora pak, manager dari Chunky Mart".Seina menjulurkan tangan kanannya kehadapan Dimas Aditya.Jeda lima detik Dimas tak juga menjawab perkenalan dari Seina.Dimas begitu terkagum dengan kecantikan natural Seina meski dengan polesan tipis dipipi serta gincu pink yang melingkar di bibir manisnya."Pak"Seina kembali memanggil Dimas berharap kali ini Dimas akan memberi respon padanya."inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama" kata Dimas dalam hati.Dimas merasakan getaran-getaran asmara dari dalam bajunya. sesuatu yang berdetak kencang yang tak bisa ia kendalikan namun apakah Seina merasakan hal yang sama?.Sesosok pria dihadapan Seina sekarang adalah pewaris dari perusahaan besar Bright Group. Tatapan mata penuh rendah diri Seina membuat Seina terlihat gugup ketika ditatap nanar oleh Dimas.Benih cinta itu mungkin belum muncul, Namun cinta datang karena terbiasa."Ya saya Dimas Aditya Direktur utama perusahaan ini."Dimas menjabat tangan Seina yang penuh keraguan dimatanya.Rasa tidak pantas mulai muncul ketika bibit cinta itu mulai tumbuh hanya dengan sekali pertemuan.Seina membuang rasa tertarik itu jauh-jauh kedalam relung hatinya yang paling dalam yang sangat sulit untuk diselami.Celine yang melihat tatapan penuh arti Dimas kepada sahabat lamanya itu menyimpan kebencian yang cukup berarti.Celine yang sudah sejak lama menaruh hati kepada Dimas tidak rela jika dambaannya itu akan segera direbut oleh orang lain. Apalagi orang itu hanya sekelas Seina. Gadis yang ia manfaatkan kepintarannya hanya untuk kelulusan dari Universitas ternama itu.Seina sama sekali tidak pernah menyadari bahwa persahabatan yang ia jalin dengan Celine hanyalah sebuah modus Celine.Seina dikenal lugu ketika masih kuliah dulu sehingga ia digelari kutu buku yang kerjaannya hanya kuliah dan ke pustaka. cewek-cewek gaul sekelas Celine sangat malu jika harus berteman dengan orang kuper seperti Seina.dengan mulut manis Celine ia mampu memperdaya Seina mau menjadi sahabat akrabnya sehingga mau mengerjakan apa saja tugas-tugas dari kampus."Celine, tolong ambilkan dua minuman segar"Perkataan Dimas menghentikan tatapan Celine kepada Seina."Baik mas".****Celine meninggalkan ruangan itu menuju keruang pantry. Disana ada Dino yang sedang sibuk menscrool gawai miliknya."Dino, buatin dua jus mangga!"Celine sedikit berteriak sehingga mengagetkan Dino yang tengah fokus kepada benda persegi itu."Ya ampun, mbak Celine, ngangetin mas Dino tersayang aja, bisa kali sekali-kali manggilnya dengan nada mesra gitu?""Nggak bisa, nggak bakalan pernah. Udahlah mas Dino bangun jangan mimpi mulu"."Ini juga udah bangun kok neng, neng nggak liat nich mata mas Dino jelalatan gini apalagi kalau lagi ngeliatin kecantikannya neng Celine, nambah gede aja nich bola matanya mas Dino".Mas Dino tertawa cengengesan kepada Celine berharap Celine akan sedikit jatuh hati kepadanya.Namun nyatanya, jangankan jatuh hati melirik saja tidak. Sungguh cinta satu pihak yang sangat menyedihkan.Celine hanya melihat Dino sebagai bawahan yang tak ada harga dirinya sama sekali berani menggoda atasan dengan cara tidak pantas. Celine yang cantik dan juga seksi tak mungkin bisa jatuh hati hanya kepada seorang office boy. level Celine jauh diatas itu yakni pak Dimas sang direktur perusahaan besar.Celine selalu memimpikan kala ia akan bersanding dengan Dimas. mengenakan gaun serba mewah serta tamu undangan dari kaum elit. Semua memberi selamat kepada Celine dan Dimas.Setelah itu semua harta kekayaan Dimas akan ia kuasai dengan apapun caranya."Udah selesai bercandanya mas Dino, buruan buatin pesenan gue mas, mas Dino mau aku laporin ke pak Dimas kalau kerja mas udah nggak becus lagi?'"Ja-jangan neng, baik neng mas Dino buatin sekarang nih".Dino bergegas pergi membuatkan minuman kesukaan pak Dimas Aditya.Bukan tanpa alasan Celine mengetahui setiap detail kesukaan bos kesayangannya itu. Dengan berbagai macam cara ia lakukan untuk mencari tahu hal apa saja yang disukai dan yang tidak disukai oleh Dimas. apalagi hanya soal minuman kesukaan itu merupakan hal yang mudah baginya.Celine dengan sengaja mendekati Zein Pratama, teman akrab Dimas sejak keduanya masih SMP.Celine tak segan-segan mengelontorkan sejumlah uang dalam jumlah yang cukup besar nominalnya bahkan sesekali merelakan tubuh seksinya demi bayaran kepada Zein.Zein yang menyukai Celine begitu menikmati setiap permainan yang dibuat Celine. apapun yang bisa membuat Celine merasa bahagia akan Zein lakukan.Namun lain halnya dengan Celine yang menganggap Zein hanya sebagai batu loncatan untuk ia semakin dekat dengan misi utamanya menjadi nyonya Dimas Aditya.Zein yang tidak mengetahui maksud dari Celine masih saja mau diperdaya oleh rayuan manis bibir Celine."Nich mbak Celine minumannya sudah selesai"Dino menyodorkan sebuah nampan berisi dua gelas jus mangga."Ya"Celine berlalu pergi hanya dengan mengucapkan satu kata cuek bebek tanpa terima kasih sama sekali kepada Dino.Dino yang sering diperlakukan kasar seperti itu sama sekali tidak merasa kesal ataupun marah sedikitpun kepada Dino.ibarat kata kalau cinta sudah melanda bikin kita buta dan lupa segalanya. Begitulah dengan keadaan Dino sekarang.~~••~~Didalam ruangan direktur utama terdapat dua insan yang belum saling mengenal satu sama lain tapi masih terpendam hasrat yang sama yakni ingin memiliki satu sama lain.Seseorang yang lain harus mengubur impiannya karena berbeda kasta. Namun satu pihak berkata lain. ketika dua orang saling jatuh cinta, maka semua perbedaan akan bisa disatukan apapun keadaannya.Seina yang masih gerogi ditatap oleh bos besar perusahaan membuatnya sedikit gugup dalam penyampaian perjanjian kerja sama perusahaan Dimas dan supermarket tempat Seina bekerja.saking geroginya Seina sampai menjatuhkan bolpoint miliknya dekat kaki Dimas.Dimas yang melihat bolpoint itu jatuh dekat kakinya juga spontan untuk mengambilkannya untuk Seina.Tanpa diduga Seina juga menunduk untuk mengambilnya dan akhirnya kepala mereka berdua beradu tidak terlalu kuat namun juga menimbulkan rasa sakit kepada keduanya."Ma-af mas, nggak sengaja"Seina tergagap berbicara dengan lelaki gentlement dihadapannya ."Ya, nggak apa-apa kok, lagian ini salah saya juga nggak hati-hati tadi jadinya kebentur kepala kamu, kamu nggak sakitkan?"Tangan Dimas mengusap-usap rambut Seina berharap Seina tidak merasa kesakitan akibat benturan yang diakibatkan Dimas tadi.Celine yang sudah sampai didepan pintu harus rela menyaksikan pemandangan yang sangat dibenci oleh Celine. Celine segera mendekati keduanya sambil mengeluarkan sedikit suara."Eheem, mas ini jus mangga kesukaan kamu"Celine mengulurkan kehadapan Dimas segelas minuman dingin kesukaan Dimas dan juga menaroh asal kedepan Seina.Seina yang tidak mengetahui kemarahan Celine masih saja berterima kasih dengan lembut kepada Celine."Makasih bestie" ucap Seina kepada Celine."Ya sama bestie" jawab Celine dengan kecuekannya.Jika saja berbicara dengan Dimas, tentulah Celine akan menjawab dengan mimik yang berbeda."Ini minuman favorit saya Lo Celine, dari mana kamu tahu ya?", Dimas merasa keheranan."Hhmm, asal saja tadi mas mana tahu mas suka, ternyata memang suka beneran".Celine berpura-pura seolah itu hanyalah sebuah kebetulan saja, padahal ini salah satu intrik Celine untuk mendapat perhatian dari Dimas."Gimana Sein, kamu suka juga nggak?""Saya juga suka mas, ini minuman favorit saya juga"."Wah, suatu kebetulan yang menarik yah"Seina hanya membalas ucapan Dimas dengan senyuman khas ginsulnya.Seina kemudian melanjutkan tentang kontrak kerja sama antara supermarket dan perusahaan milik Dimas.Kontrak kerjasama keduanya lansung disepakati Dimas dengan adanya ketertarikan pribadi Dimas kepada Seina dan juga karena presentasi Seina yang menarik menurut Dimas.Sebelum Seina pamit pulang, Dimas menyempatkan diri meminta nomor WA Seina dengan modus agar memudahkan kerjasama kedepannya.Seina yang polos lansung saja memberikannya kepada Dimas. Lagian wanita mana yang mampu menolak pesona Dimas Aditya, pria mapan dan jugaCrazy Rich. Malahan sepertinya dia yang duluan memperlihatkan ketertarikannya.Sungguh wanita mana yang tidak akan klepek-klepek kepadanya?.~~~~•••~~~~bersambung"Tidak Seina. Tidak akan saya beritahu sebelum kamu...aku langsung menutup bibir mas William dengan satu telunjuk. Malu bercampur gelisah menyelinap dan berbaur diotak kanan dan kiriku saat ini. Jujur. aku sangat penasaran dengan kelanjutan kisah Zein dan Gery yang seakan dibuat menggantung oleh bosnya ini. "No mas. No sebelum kamu jawab semua kebingunganku dengan kisahnya Gery. Pokoknya aku nggak mau. titik.." ucapku sambil merajuk dan memanyunkan bibir depanku. Mas William malah tertawa kecil melihat tingkahku yang malah kekanakan. "Seina. Seina. Kamu lucu sekali kalau ngambek begini. Oke. saya akan kasih tahu." kali ini aku sedikit mengendurkan bibirku. Tak kusadari malahan mas William mencuri start duluan dengan melumat bibir atasku. Sehingga membuat jantungku berdebar. 'What. Mas Will kamu bener-bener keterlaluan' gumamku membatin. "Kamu rasain ini mas" aku meremas perut mas William sehingga ia meringis kesakitan. "Aampun sayang. Ampun." "Makanya mas. Kamu jangan bikin
"Jadi begitu rencananya. Begitu mobil iring-iringan mempelai prianya sampe pertigaan langsung kalian Pepet. Habisi langsung detik itu juga" Tugas Roki sang bandit jalanan. Dengan kumis sedikit terangkat dan senyum menyungging. "Oke bos. Siap kami laksanakan". Ucap ketiga teman sang mantan narapidana. Meski sering keluar masuk hotel Borneo sama sekali tidak membuat keempat orang yang bak saudara itu seakan tidak pernah jera dalam berbuat onar dan kejahatan. Dengan iming-iming yang dijanjikan Zein. Keempat manusia itu mulai menjalankan aksinya. Dengan mengendarai mobil Jeep berwarna hitam mereka menuju lokasi yang dimaksud oleh Roki. Mereka menggunakan dua mobil untuk melancarkan aksinya. ** "Mas Will. Kenapa Gery lama sekali ya. Aku deg-degan banget mas. Jujur aku juga takut banget jangan-jangan sesuatu yang buruk telah menimpanya saat ini." Aku kembali menghampiri mas William yang sedari tadi sibuk menemui tamu dari kolegaya. Sedangkan aku tadi sempat menemui Lusi yang masih bera
"Zain. Sayang. Maaf Ibu mengganggu waktumu sebentar nak. Ibu mau bicara sama kamu" Ibunya Zein memanggil putra satu-satunya itu dalam sambungan telepon. Setidaknya Ibunya juga sedikit berpanas sekarang seiring pembebasannya Zein."Ya Buk. Maaf Buk. Zein lagi sibuk. Lagi bicara sama klien tentang proposal bisnisnya Zein. Nanti saja ibuk televonnya"Tuuut.Tuuut. Tuuut. Lansung saja panggilan itu diputus paksa oleh anaknya sendiri.'Zein. Padahal Ibu pengen ngomong kalau Ibu butuh sedikit uang untuk makan sehari-hari dari hasil penjualan sawah kemaren' gumam Bu Siti dalam tangis direlungnya."Oke. Kalau gitu gue setuju. Ini sepuluh juta buat depenya. Tapi Lo harus ingat. Jangan pernah bawa-bawa gue jika kalian gagal dalam tugas ini." Amplop besar dilempar begitu saja oleh Zein. Seperti tidak ada harganya ketimbang misinya saat ini."Lakukan sesuai perintah gue. Buat Lusi menderita dengan kehilangan bayinya. Dan juga pastikan pernikahannya gagal dengan laki-laki brengsek itu. Buang dia se
"Aku bahagia mas karena ada kamu disamping aku. Kamu datang disaat aku butuh sandaran mas. Kamu seperti air di gurun oase yang begitu terik. Kamu memberiku kesejukan akan dahagaku yang terhempas oleh bayang masa laluku. Dan aku juga sangat terharu akhirnya Lusi akan segera melepas masa lajangnya. Dan itu semua juga berkat dirimu mas" aku menenggelamkan wajahku dalam pelukan laki-laki yang saat ini menjadi junjunganku.Tiada niat sedikitpun aku untuk berpaling darinya. Hati ini sepertinya juga sudah dipenjara dan diborgol erat oleh mas William."Seina. Sayang. Sudah. Kamu jangan mellow lagi. Hari ini adalah hari bahagia di keluarga kamu dan keluarga kita. Hari ini adalah pesta pernikahan adik kamu satu-satunya. Dan juga sekaligus perayaan tujih bulanan kamu bukan?. Hari ini tidak boleh air mata yang terbit dari sudut mata indah kamu ini. Jika pun masih terbit. Itu haruslah air mata kebahagiaan. Bukan duka sayang. Saya mencintai kamu. Mencintai ketulusan dan keikhlasan hatimu. Saya berj
"Nak Gery. Kenapa malam-malam datang ke sini? Apa Lusi yang menyuruhmu untuk buru-buru datang kesini?" Bu Ningsih tampak begitu khawatir mengetahui laki-laki yang sebentar lagi resmi mempersunting putrinya itu sedari tadi memencet bel tanpa ada seorang pun yang mendengar kecuali dirinya."I-Ibu. Maafkan saya Bu. Sudah datang selarut ini. I-Ini Bu." Gery menyodorkan kresek hitam ke hadapan Bu Ningsih yang membuat Bu Ningsih semakin bingung."Apa ini Gery?" Bu Ningsih mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang ada didalam kantong kresek itu.Perlahan tanganny mulai membuka buhul itu. Betapa kagetnya Bu Ningsih dengan pemandangan yang ada di depannya saat ini. Emosinya pun memuncak seolah tidak tertahankan lagi."Mangga muda? Gery! Apa maksud semua ini? Kenapa kamu malam-malam mengantar mangga muda kesini? Apa ini untuk Lusi? Apa kamu juga sudah melakukan itu kepada Lusi. Kurang aj*r kamu!'Plaaaakk' Bu Ningsih menamoar punya Gery yang membuat laki-laki kekar itu
"Aku saja yang menyetir Mas. Aku takutnya dengan kondisi kamu yang seperti sekarang kita akan nabrak dan bisa berabe nantinya""Uuuweekk..uuweeekkk ." Mas William terus saja mual dan hendak muntah namun kembali sama kali tidak mengeluarkan apapun. Hanya beberapa air yang ia muntahkan." Iya Seina. Mas setuju kamu aja yang nyetir. Lagian mas sepertinya ingin muntah terus tidak tertahankan seperti ini. Mas takut tidak konsentrasi nanti kalau menyetir." Mau bagaimana lagi kalau melihat kondisi mas William saat ini memang sangat tidak memungkinkan kalau dia yang menyetir. Jadi terpaksa aku yang ambil alih kemudinya.**" Mas ingin sekali makan mangga muda, tolong belikan Mas sayang" " Yang benar saja kamu Mas, masa tengah malam kayak gini kamu minta mangga muda. Kemana aku harus carikan Mas?" lagi-lagi aku mengerutkan dahiku melihat tingkah aneh mas William saat ini.Masa jam 02.00 pagi kayak gini Mas William meminta aku untuk mencarikannya mangga muda. Bukannya mangga muda yang nanti ak