Share

Bab 484

Author: Emilia Sebastian
“Mengenai para pembunuh di festival lampion itu, ada orang yang kamu curigai?” tanya Adika dalam perjalanan mengantar Syakia pulang ke Kuil Bulani.

“Orang yang mau membunuhku cuma beberapa orang itu. Kalau bukan orang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, ya orang-orang di balik Ayu itu. Aku lebih curiga sama sekelompok orang misterius di balik Ayu itu.”

Syakia teringat pada ucapan Hala mengenai ahli misterius yang berjaga di area tempat tinggal Ayu. Berhubung ada orang yang hendak membunuhnya, itu pasti berkaitan dengan ahli misterius itu.

Namun, Adika malah berkata, “Bukan hanya sekelompok orang.”

“Hmm?” Syakia memandang Adika dengan bingung melalui jendela.

Adika menjelaskan, “Dari beberapa pembunuh malam ini, ada 2 orang yang keterampilannya berbeda dengan orang lainnya.”

Syakia langsung terkejut. “Mereka mau membunuhku?”

“Mungkin bukan membunuhmu.”

“Jadi?” Syakia tertegun sejenak, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya dengan kening berkerut, “Mereka mau membunuhmu?”

Sya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 487

    “Jamuan istana?”“Benar, Putri Suci. Yang Mulia Kaisar secara khusus memerintahkan Putri Suci untuk menghadiri perjamuan besok dan meramaikan perjamuannya bersama keluarga bangsawan lainnya,” ujar seorang kasim muda sambil tersenyum pada Syakia.“Baik. Terima kasih, Kasim. Maaf sudah merepotkanmu melakukan perjalanan ini secara pribadi.”Syakia melirik ke belakang dan memanggil. “Eira.”Eira segera mengeluarkan sebuah kantong uang berisi koin perak dari kamar Syakia dan menyodorkannya ke hadapan kasim muda itu dengan hormat. “Ini adalah sedikit niat baik dari Putri Suci. Putri Suci mau mentraktir Kasim minum teh. Harap Kasim menerimanya.”Kasim muda itu langsung menerimanya sambil tersenyum gembira. “Wah! Kalau begitu, terima kasih atas kemurahan hati Putri Suci.”Setelah kasim muda itu pergi, Syakia baru berbalik dan melihat seseorang. “Guru?”Shanti melangkah ke arah Syakia. Ketika melihat rambut Syakia yang agak berantakan, dia pun mengangkat tangan untuk merapikannya.“Besok, cuma

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 486

    Adika segera memberi tahu Syakia mengenai hal ini. Dia tidak mengungkit tentang Bima dan Laras, hanya mengatakan bahwa kelompok yang satu lagi adalah orang ras asing supaya Syakia lebih waspada.“Omong-omong, sebelumnya, Kingston pernah membawa orang ras asing lainnya untuk datang menemuiku.”Syakia menyentuh dagunya dan teringat insiden sebelumnya.“Siapa itu?” Adika langsung menatap Syakia.“Seorang pria kekar dan berjanggut. Namanya Gael. Dia yang kasih tahu aku mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan ibunya Ayu dan ibuku. Tapi, dia nggak kasih aku buktinya.”Syakia tidak menyembunyikan masalah ini dari Adika.“Gimana penilaianmu terhadap orang itu?” tanya Adika setelah berpikir sejenak.Syakia menjawab, “Yang dia bilang seharusnya fakta. Tapi, aku juga nggak tahu mengenai hal lainnya.”Orang itu juga dikendalikan oleh ibunya Ayu dengan racun, sama seperti Kingston. Syakia sudah memeriksanya sendiri dan bisa memastikannya.Sekarang, Gael ingin menawarkan racun dalam tubuhnya dan

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 485

    Hal ini seharusnya disebabkan oleh berita wabah di Lukati sebelumnya telah tersebar ke luar perbatasan barat. Jadi, beberapa mata-mata ras asing diam-diam melewati perbatasan barat ketika Nugraha lengah, lalu berbaur dengan masyarakat dan akhirnya datang ke ibu kota.Hanya saja, entah dari mana datangnya keberanian mereka hingga berani berniat untuk membunuh Adika. Untungnya, Adika selalu waspada dan tidak membiarkan orang-orang itu berhasil.Alasan kenapa wajah orang ini bisa hancur juga sangat mudah ditebak. Tampang orang ras asing berbeda dengan tampang orang Dinasti Minggana. Jika mereka tidak menghancurkan wajah mereka, mereka pasti mudah dikenali.Namun, setelah memikirkan hal ini, Gading tiba-tiba merasa ada yang aneh. Kenapa persiapan orang-orang ras asing ini terlihat seperti menyeluruh, tetapi juga kurang menyeluruh?Percobaan pembunuhan kali ini terasa aneh, juga terkesan seperti hanya sedang main-main. Kesampingkan dulu apa tujuan mereka sebenarnya, berhubung mereka sudah

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 484

    “Mengenai para pembunuh di festival lampion itu, ada orang yang kamu curigai?” tanya Adika dalam perjalanan mengantar Syakia pulang ke Kuil Bulani.“Orang yang mau membunuhku cuma beberapa orang itu. Kalau bukan orang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, ya orang-orang di balik Ayu itu. Aku lebih curiga sama sekelompok orang misterius di balik Ayu itu.”Syakia teringat pada ucapan Hala mengenai ahli misterius yang berjaga di area tempat tinggal Ayu. Berhubung ada orang yang hendak membunuhnya, itu pasti berkaitan dengan ahli misterius itu.Namun, Adika malah berkata, “Bukan hanya sekelompok orang.”“Hmm?” Syakia memandang Adika dengan bingung melalui jendela.Adika menjelaskan, “Dari beberapa pembunuh malam ini, ada 2 orang yang keterampilannya berbeda dengan orang lainnya.”Syakia langsung terkejut. “Mereka mau membunuhku?”“Mungkin bukan membunuhmu.”“Jadi?” Syakia tertegun sejenak, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya dengan kening berkerut, “Mereka mau membunuhmu?”Sya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 483

    Melihat Syakia yang sudah menyadari sesuatu, Adika baru berkata, “Cuma ada beberapa penjahat. Semuanya sudah disingkirkan.”Kapan? Kenapa dirinya sama sekali tidak menyadari apa pun? Syakia langsung membelalak terkejut.“Jangan khawatir. Aku nggak akan biarkan mereka mengganggumu.”Adika bertindak dengan sangat cepat dan tanggap. Sebelum para pembunuh itu sempat mendekati Syakia setiap kalinya, Adika sudah menyingkirkan mereka.Setelah membunuh orang-orang itu, Adika merasa agak aneh. Dia pun memicingkan matanya. Orang-orang itu bukan hanya menargeti Syakia. Ada 2 orang di antaranya yang mengarahkan pisau mereka ke arah Adika. Target sekelompok orang ini adalah mereka berdua.Siapa pelakunya? Siapa yang begitu bernyali hingga berani mengincar Pangeran Pemangku Kaisar dan Putri Suci dinasti ini?Berhubung masalahnya sudah diselesaikan, Syakia tidak ingin merusak suasana dan tidak mengatakan apa-apa untuk sejenak. Dia hanya tersenyum dan berujar, “Kalau begitu, ayo jalan! Kebetulan, kita

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 482

    Adika masih menatap Syakia lekat-lekat, seolah-olah tidak ingin melepaskannya dengan begitu saja.Syakia tertegun sejenak, lalu tersenyum dengan tidak berdaya. “Baik. Aku sudah mengerti.”Setelah memikirkan hal ini, Syakia tiba-tiba menyadari sebuah hal. Di hadapannya, Adika sepertinya sangat jarang bersikap layaknya seorang pangeran yang berstatus lebih tinggi darinya. Dia juga tidak tahu sejak kapan hal itu dimulai. Namun, berhubung Adika sudah bersikap begitu, dia akan membiarkannya.“Malam ini masih panjang, festival lampion ini juga akan berlangsung semalaman. Sahana, gimana kalau kamu temani aku menyambut Tahun Baru? Kita bersenang-senang sepuasnya.”Setelahnya, Syakia dan Adika pun benar-benar berbaur dalam kerumunan. Di bawah hiasan lampion yang panjang, mereka berjalan menelusuri jalanan, melihat-lihat di sana sini, dan berbelanja. Dalam sekejap, tangan Adika sudah penuh dengan barang bawaan.Ada lampion yang dibelinya bersama Syakia, lampion yang bisa dilepaskan di sungai, la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status