Share

Bab 599 

Author: Emilia Sebastian
"Kak Kama, buat apa kamu masuk ke rumah? Kenapa kamu nggak ambil uangku?" tanya Ayu dengan sengaja.

"Nggak apa-apa. Aku cuma masuk untuk cari sesuatu dan sudah menemukannya."

Kama mengulurkan tangan untuk mengambil untaian uang dari tangan Ayu. Setelah menemukan bahwa tali uang itu bahkan berbeda dari yang dia gunakan, dia lebih yakin lagi bahwa dirinya pasti hanya salah paham kali ini.

Namun, Kama tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya melanjutkan, "Kalau begitu, aku akan ambil uangnya. Kalian mau makan apa malam ini? Aku pergi beli makanan."

Ayu diam-diam mengamati perubahan ekspresi Kama. Melihat bahwa Kama benar-benar memercayainya, dia langsung menunjukkan senyum yang nyaris tak terlihat.

Baguslah jika begitu. Meskipun kelak uang Kak Kama "hilang", dia juga tidak akan dicurigai. Lagi pula, dia juga hanya melakukan sedikit tipu daya.

Jika langsung mengambil seuntai koin, Ayu akan mudah ketahuan. Namun, apabila dia hanya mengambil 2-3 koin dari setiap untai, bagaimana mungkin Kama bisa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 601

    Damar menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan pergi sendiri."Kepala pelayan segera mengerti.Kemudian, tuan dan majikan itu segera tiba di luar sebuah area tempat tinggal yang sudah lama tidak dihuni. Setelah kepala pelayan membuka gemboknya, Damar perlahan-lahan mengangkat tangannya dan mendorong pintu hingga terbuka.Dulu, pasti ada yang datang untuk membersihkan tempat ini setiap hari. Walaupun sepi, tempat ini tetap bersih dan tak bernoda.Namun, sejak kejadian menggali kuburan, Damar takut Ayu akan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukannya lagi. Jadi, dia memberi perintah untuk mengunci kamar itu. Baru 2-3 bulan berlalu, tetapi tempat ini sudah kotor. Bahkan ada sarang laba-laba yang menggantung di banyak sudut.Damar melihat sarang laba-laba itu dengan kening agak berkerut, lalu melangkah masuk. Setelah berjalan ke tengah kamar, dia berdiri di sana tanpa bergerak.Matanya yang dalam mengamati kamar itu, dan pandangannya menyapu ke sekeliling sedikit demi sedikit

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 600

    Dalam Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan di ibu kota."Krek." Kepala pelayan mendorong pintu ruang baca dan melangkah masuk. Dia berdiri dengan hati-hati di depan meja. "Sudah ketemu?" tanya Damar dengan ekspresi muram. Kepala pelayan segera menunduk dan menjawab, "Adipati, para pelayan sudah cari ke seluruh Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, tapi masih belum temukan barang yang Adipati katakan." Ekspresi Damar tiba-tiba menjadi lebih muram lagi. "Bagaimana dengan orang mencurigakan? Apa ada orang mencurigakan yang dekati ruang bacaku atau muncul di dekat Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan?" Kepala pelayan tetap menggeleng. "Nggak ada yang ditemukan." Damar sontak mendengus marah. Dia berujar dengan nada sedingin es, "Barangnya nggak ditemukan, orang yang mencurigakan juga nggak terlihat. Apa gunanya aku pekerjakan kalian!" "Brak!" Damar memukul meja dengan kuat dan lanjut berseru marah, "Benda itu ada di ruangan ini. Aku baru keluar sebentar dan benda itu sudah hilang. Apa

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 599 

    "Kak Kama, buat apa kamu masuk ke rumah? Kenapa kamu nggak ambil uangku?" tanya Ayu dengan sengaja."Nggak apa-apa. Aku cuma masuk untuk cari sesuatu dan sudah menemukannya."Kama mengulurkan tangan untuk mengambil untaian uang dari tangan Ayu. Setelah menemukan bahwa tali uang itu bahkan berbeda dari yang dia gunakan, dia lebih yakin lagi bahwa dirinya pasti hanya salah paham kali ini.Namun, Kama tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya melanjutkan, "Kalau begitu, aku akan ambil uangnya. Kalian mau makan apa malam ini? Aku pergi beli makanan."Ayu diam-diam mengamati perubahan ekspresi Kama. Melihat bahwa Kama benar-benar memercayainya, dia langsung menunjukkan senyum yang nyaris tak terlihat.Baguslah jika begitu. Meskipun kelak uang Kak Kama "hilang", dia juga tidak akan dicurigai. Lagi pula, dia juga hanya melakukan sedikit tipu daya.Jika langsung mengambil seuntai koin, Ayu akan mudah ketahuan. Namun, apabila dia hanya mengambil 2-3 koin dari setiap untai, bagaimana mungkin Kama bisa

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 598

    Wajah Kama dan Kahar dipenuhi luka. Namun, luka Kama tidak separah luka Kahar. Jadi, dia hanya beristirahat sebentar, lalu bertopang pada lantai dan berdiri. Dia menatap Ayu dan Kahar sambil bertanya, "Berapa lama kalian mau tinggal di sini?"Mendengar hal itu, Ayu dan Kahar saling berpandangan. Kemudian, Kahar menjawab, "Kaki Ayu terkilir. Dia mungkin perlu istirahat sebentar. Jadi, sekitar sebulan?"Berhubung Kama akhirnya berubah pikiran dan bersedia membiarkan mereka tinggal, untuk berjaga-jaga, Kahar merasa lebih baik mereka memberi tahu waktu yang lebih lama. Sebulan seharusnya sudah cukup bagi mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan ayah mereka.Kahar dengan hati-hati mengatakan satu bulan, sedangkan Kama terlihat acuh tak acuh. Dia tidak setuju atau membantah. Dia memandang ke kedua sisi rumah gubuk, lalu setelah beberapa saat, dia berkata, "Kalau begitu, aku akan bangun 2 kamar lagi untuk kalian." Sebulan memang tidak lama, tetapi juga tidak sebentar. Kama hanya punya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 597 

    "Iya, iya. Kakak salah. Kakak akan patuhi ucapan Ayu," ujar Kahar sambil tersenyum. Dia segera meminta maaf. Setelah itu, dia menoleh ke arah Kama dengan sikap acuh tak acuh. Dia seolah-olah sedang berkata pada Kama, 'Lihat, Kak Kama, ini pilihanku.'Namun, Kahar tidak tahu bahwa badai emosi sedang bergolak di dalam hati Kama saat ini. Kahar telah terjerumus terlalu dalam sehingga tidak dapat melihat semuanya dengan jelas. Namun, Kama yang telah sadar dapat melihatnya dengan sangat jelas. Ketika Ayu membodohi Kahar, Kama hanya melihat dari kejauhan. Dia melihat bahwa sekilas, raut wajah Ayu penuh dengan rasa jijik. Terutama ketika Kahar mengucapkan janji terakhir itu, sorot mata Ayu dipenuhi dengan cemooh yang tidak bisa disembunyikan.Namun, ketika menyadari tatapan Kama, Ayu mendongak dan semua emosi itu segera menghilang. "Perhatian" dan "kekhawatiran" yang tersisa itu seketika terlihat sangat tulus."Kak Kama, ada apa?"Ayu menatap Kama dengan saksama. Selain kebingungan, ada juga

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 596

    Kama mengulurkan tangannya untuk menahan tinju Kahar, lalu menatapnya dengan dingin sambil berujar, "Ini masalah di antara kita, buat apa kamu libatkan Syakia?""Memangnya kenapa kalau aku mau libatkan dia!" Kahar menyahut dengan geram, "Siapa suruh kamu mau putuskan hubunganmu denganku demi dia! Berhubung begitu, kamu harus biarkan aku menghajarmu sampai amarahku reda atau hajar aku sampai aku tumbang. Kalau nggak, aku nggak akan ampuni dia!"Kemudian, Kahar tiba-tiba mengincar kaki Kama. Kama pun terkejut dan segera melangkah mundur untuk menghindar. Ketika Kama menatap Kahar lagi, amarahnya bercampur dengan perasaan tidak mengerti. "Kahar! Jangan lupa, dia juga adik kandungmu! Kamu bahkan bisa bersikap begitu baik terhadap orang luar, kenapa kamu nggak bisa bersikap lebih baik terhadap adik kandungmu!""Cih!" Kahar meludah dengan kuat ke lantai dan mengeluarkan ludah yang bercampur darah. Dia berkata dengan ekspresi garang, "Adik kandung apa! Sejak dia paksa aku untuk akhiri pertun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status