Share

Bab 6

Author: Daliah
David tersenyum dengan getir dan berkata, "Nggak kusangka, kemampuan pemahamanmu bagus sekali."

"Kamu malah menggunakan aturan untuk bertahan hidup yang aku ajarkan padamu pada diriku sendiri!"

"Hanya saja, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku akan menyerangmu?"

Stanley menatap tas di samping David dan berkata, "Kamu seharusnya tahu bahwa sekarang semua orang di penjara sangat takut padaku."

"Nggak ada satu pun kejadian di penjara yang bisa disembunyikan dariku."

"Dua minggu yang lalu, kamu menyuruh seseorang untuk menyelundupkan sebuah belati dan asam sulfat ke penjara."

Ekspresi David sontak berubah. "Apa ... apa artinya?"

Stanley menjawab, "Aku terus memikirkan untuk apa kamu memerlukan asam sulfat."

"Saat kamu membawa tas ini dan melarikan diri dari penjara denganku, aku kira-kira sudah mengerti."

"Kamu mungkin akan menggunakan asam sulfat ini untuk membakar tubuhku dan menyamarkanku sebagai dirimu, lalu melarikan diri."

"Sejujurnya, kamu hanya membantuku sebagai persiapan untuk melarikan diri dari penjara, bukan?"

Ekspresi David berubah, suaranya juga bergetar. "Ini ... ini hanya tebakanmu ...."

Stanley berkata, "Benar, ini hanya tebakanku."

"Tapi, kamu pernah bilang, kalau aku berhati-hati dalam bertindak, aku nggak akan melakukan kesalahan."

"Mumpung ada kemungkinan seperti ini, aku harus melakukan persiapan."

"Kenyataannya membuktikan bahwa aku nggak melakukan kesalahan."

Sambil mengucapkan kata-kata ini, Stanley melepaskan baju tahanannya, menunjukkan pakaian di dalamnya.

David seketika tercengang.

Di dalam baju tahanan Stanley, tergantung banyak potongan daging yang menutupi beberapa bagian tubuhnya yang vital.

Daging yang menutupi daerah jantungnya juga lebih tebal.

Pantas saja, tadi, saat David menusuk jantung Stanley, dia merasakan perasaan menusuk daging, jadi dia sama sekali tidak curiga.

Tak disangka, dia malah menusuk daging yang sudah Stanley ikatkan ke tubuhnya terlebih dahulu!

Stanley berkata, "Aku membuat perisai daging ini untuk menjaga diri darimu."

"Selain itu, kantong itu berisi tepung yang kuambil dari dapur."

"Aku nggak tahu apakah aku bisa menang melawanmu atau nggak, jadi aku hanya bisa menggunakan cara seperti ini untuk mengaburkan penglihatanmu dengan tepung. Setidaknya, aku bisa mendapatkan secercah harapan."

David tercengang sejenak, lalu tersenyum dengan getir dan berkata, "Nak, kamu benar-benar sangat hebat, kamu adalah orang yang bisa mencapai hal-hal hebat."

"Aku akui, kamu berhasil menjebakku!"

"Hanya saja, siapa yang bisa menyangka bahwa setelah hidup berkuasa selama ini, aku malah akan jatuh di tangan bocah sepertimu. Hidup ini benar-benar nggak bisa ditebak ...."

Sambil berbicara, darah mulai mengalir dari sudut bibirnya David. Setelah meronta sejenak, dia akhirnya terjatuh di tanah dan tidak lagi bergerak.

Sedangkan Stanley hanya berdiri di samping dan menatap tubuh David tanpa melakukan apa pun.

Sesaat kemudian, Stanley baru memungut sebuah batang besi dan mengambil tas David ke hadapannya.

Dia membuka tas itu dan melihat beberapa benda dan dua buku di dalamnya.

Stanley mengeluarkan beberapa botol kaca berisi cairan.

Dia membuka tutup botol itu dan langsung menuangkan cairan tersebut ke tubuhnya David.

Tubuh David yang seharusnya sudah mati tiba-tiba berkedut. Kemudian, dia tiba-tiba bangkit dan menerkam ke arah Stanley.

David sebenarnya hanya pura-pura mati. Dia ingin memancing Stanley, lalu membunuh Stanley.

Namun, Stanley terlalu berhati-hati dan bahkan tidak mendekatinya, melainkan malah ingin membakar tubuhnya dengan cairan asam sulfat. Akhirnya, dia tidak tahan lagi dan hanya bisa beraksi terlebih dahulu.

Stanley seperti sudah menyangka bahwa hal ini akan terjadi. Dia langsung melemparkan botol kaca di tangannya ke arah David.

Botol ini berisi asam sulfat. David terkejut dan bergegas mengadang serangan ini.

Botol kaca tersebut terlempar dan jatuh ke rumput tidak jauh dari mereka.

Namun, dengan kesempatan ini, Stanley menerjang ke depan dan langsung menusukkan batang besi di tangannya ke dada David.

David pun berteriak kesakitan.

Dia mencengkeram leher Stanley sambil berteriak dengan penuh amarah, "Nak, kalaupun aku harus mati, aku akan membawamu pergi denganku!"

"Matilah kamu!"

Kedua tangan David mencekik leher Stanley layaknya tang besi, membuat Stanley tidak bisa bernapas.

Meskipun Stanley masih muda dan kuat, dia tidak bisa melepaskan diri dari serangan David.

Dengan perasaan tidak berdaya, Stanley hanya bisa memeluk David dan melompat ke dalam sungai.

Air sungai yang dingin seketika menenggelamkan kedua pria ini. David tetap mencekik leher Stanley dengan kuat sambil berusaha keras untuk mempertahankan agar kepalanya tetap berada di atas air.

Sedangkan Stanley memeluk David erat-erat dan menariknya ke dalam air.

David sangat kuat. Meskipun dia terluka parah, dia tetap bisa melawan Stanley.

Jika Stanley keluar dari air, dia pasti akan mati.

Satu-satunya hal yang bisa Stanley lakukan adalah bersaing dengan David dalam hal kapasitas paru-paru, untuk melihat siapa yang bisa menahan napas lebih lama di dalam air.

Keduanya berjuang di dalam air untuk sangat lama. Sekeras apa pun David melawan, Stanley tetap memeluk lehernya dengan erat dan menahannya di dalam air dengan sekuat tenaganya.

Akhirnya, karena usia tua dan luka parah yang dia alami, David tidak bisa menang dari Stanley. Dia pun kehilangan kekuatannya secara perlahan.

Stanley memanfaatkan kesempatan ini untuk menjulurkan kepalanya ke permukaan air, lalu menarik napas dalam-dalam.

Meskipun Stanley menghirup banyak air, dia hanya batuk-batuk sambil tetap menahan David di dalam air.

Setelah sekitar enam menit, saat David sudah sama sekali tidak bergerak lagi, Stanley baru sedikit melepaskan pegangannya.

Dia mencabut belati dari perut David dan menusuk beberapa bagian vital di tubuh David. Setelah Stanley yakin bahwa pria ini sudah mati, dia baru berhenti.

Dia menyeret jasad David ke tepi sungai sambil bernapas dengan terengah-engah.

Sesaat kemudian, sebersit cahaya di kejauhan akhirnya membuat Stanley tersadar.

Dia bergegas menoleh dan melihat lampu sorot yang menyala di arah penjara di kejauhan.

Ekspresi Stanley sontak berubah. Dia mengetahui bahwa orang-orang di penjara sudah menyadari bahwa mereka melarikan diri, jadi pasti akan mengirimkan orang untuk mencari mereka.

Dia melihat ke sekeliling sambil berpikir sejenak dan mendapatkan sebuah ide.

Dia membalikkan tubuh David dan melepaskan baju tahanan David, lalu mengenakan pakaian itu.

Kemudian, dia memakaikan pakaiannya di tubuh David.

Setelah itu, dia mengambil botol berisi asam sulfat dari rerumputan dan menuangkannya ke jasad David.

Cairan asam sulfat itu langsung merusak penampilan David, sehingga jasad ini sama sekali tidak bisa dikenali lagi.

Setelah membersihkan tempat kejadian, Stanley langsung mendorong jasad David ke air sungai yang deras. Jasad itu pun hanyut terbawa arus.

Sedangkan Stanley malah tidak pergi.

Dia melihat cahaya lampu dari kejauhan dan menarik napas dalam-dalam sambil memungut tas milik David. Kemudian, dia berbalik dan kembali ke saluran pembuangan, lalu merangkak kembali ke jalannya semula.

Dalam waktu kurang dari lima menit, beberapa mobil tiba di jalan keluar saluran pembuangan ini.

Kepala penjaga penjara dan beberapa orang lainnya turun dari mobil. Melihat kondisi pagar besi itu, ekspresinya berubah.

Dia berseru dengan penuh amarah, "Seperti dugaan kita, mereka lolos dari selokan ini."

"Mereka nggak mungkin lari jauh, pasti masih ada di sekitar sini!"

"Cepat, kirimkan lebih banyak orang untuk melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai!"

Sekelompok penjaga penjara pun segera beraksi.

Seorang penjaga melihat ke selokan dan bertanya, "Kapten, bagaimana dengan selokan ini?"

"Apakah harus dicari juga?"

Kepala penjaga itu memelototinya dan berkata, "Otakmu rusak, ya? Mereka sudah melarikan diri, mana mungkin mereka kembali lagi?"

"Setengah dari isi selokan ini adalah kotoran, di dalam bau dan dingin. Kalau itu kamu, memangnya kamu masih mau kembali?"

"Kalau kamu mau cari, kamu bisa pergi sendiri."

Penjaga itu bergegas melambaikan tangannya. Bau busuk di tempat keluar sudah hampir membuatnya muntah, bagaimana mungkin dia masih berani masuk untuk mencari?
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status