Share

Bab 7

Author: Daliah
Setelah merangkak kembali di selokan yang gelap itu sejauh sekitar satu kilometer, Stanley tiba di sebuah cabang jalur selokan.

Cabang ini mengarah ke sebuah desa.

Namun, Stanley tidak berani langsung meninggalkan selokan ini, melainkan mencari tempat di mana dia bisa berdiri dan bersembunyi di tempat itu untuk sementara.

Dari luar, sesekali terdengar suara roda dan langkah kaki, yang menandakan bahwa pihak penjara sedang melakukan pencarian di sekitar.

Waktu terus berlalu, bau di dalam selokan juga sangat busuk.

Sedangkan pakaian Stanley sudah lama basah kuyup setelah pertarungan sebelumnya.

Di cuaca yang dingin, bajunya yang dingin dan basah menempel di tubuhnya, membuatnya merasa sangat tersiksa.

Stanley menggertakkan giginya sambil menahan siksaan ini tanpa mengeluarkan suara apa pun.

Dia tahu bahwa ini satu-satunya kesempatan baginya.

Jika dia bisa bertahan hidup, dia bisa membalaskan dendam orang tuanya.

Jika dia tertangkap, dia akan celaka, sedangkan orang tuanya akan meninggal dengan sia-sia!

Oleh karena itu, Stanley diam-diam memperkuat tekad dalam hatinya. Kalaupun dia harus kelaparan dan kedinginan, dia tetap harus bertahan!

Setelah seharian, suara-suara di luar baru menghilang secara perlahan.

Pihak penjara mungkin sudah menggeledah seluruh tempat di sekitar dan mengira bahwa Stanley sudah meninggalkan daerah ini, sehingga mereka menghentikan pencarian di sekitar.

Meskipun begitu, Stanley tetap bersembunyi selama beberapa jam lagi di dalam selokan yang bau ini.

Pada dini hari, Stanley baru merangkak keluar dari selokan tersebut.

Sekarang, dia sedang berada di dekat sebuah desa kecil yang tua.

Stanley melihat ke sekeliling dan melihat sebuah sungai kecil di dekatnya.

Dia melompat ke sungai kecil itu dan membersihkan tubuhnya sambil menahan kedinginan yang menusuk tulang.

Kemudian, dia naik ke daratan dan membuka tasnya David.

Di dalamnya, terdapat satu set pakaian.

Sebelumnya, Stanley sudah melihat pakaian ini. Namun, pada saat itu, dia tidak berani berganti pakaian. Jika dia bersembunyi di dalam selokan, dia akan mengotori pakaian tersebut.

Pada saatnya, jika dia keluar dengan bau busuk di sekujur tubuhnya, dia belum tentu bisa melarikan diri.

Sedangkan sekarang, setelah dia mandi, dia bisa berganti pakaian tanpa mengkhawatirkan bau busuk di tubuhnya.

Kenyamanan yang dirasakan Stanley setelah mengenakan pakaian ini membuatnya membuang napas dengan lega, seakan-akan dia sudah lolos dari gerbang neraka.

Stanley mencari sebuah tempat yang lebih terpencil dan menguburkan baju tahanannya.

Kemudian, Stanley diam-diam berjalan ke arah Kota Picma.

Dia tidak tahu apakah akan ada orang yang berpatroli di jalanan atau tidak, jadi dia tidak berani melewati jalan besar, melainkan terus melewati jalan pegunungan.

Setelah sekitar dua jam, sebelum langit terang, Stanley akhirnya tiba di Kota Picma.

Melihat Kota Picma yang familier ini, Stanley merasa sakit hati.

Kota ini adalah tempat dia tumbuh besar, tetapi tempat ini bukan lagi rumahnya!

Stanley tidak berani melewati jalan besar, melainkan menyelinap masuk ke Kota Picma melalui jalan kecil di desa terdekat.

Setelah dia memasuki kota ini, langit mulai terang, mulai terlihat orang-orang di jalanan.

Stanley memakai sebuah topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. Saat dia berjalan di jalanan dan menyadari bahwa tidak ada yang memperhatikan dirinya, dia baru membuang napas dengan lega.

Ada juga sejumlah uang dalam tasnya David. Stanley mengambil uang ini dan pergi membeli empat roti dan semangkuk bubur di sebuah warung sarapan.

Dia sudah tidak makan selama 30-an jam, jadi dia sudah kelaparan. Melihat roti itu, dia ingin sekali langsung menelan makanan itu dalam satu suapan.

Namun, dia tidak berani bertindak seperti itu karena dia akan tampak terlalu mencolok dan menarik perhatian orang lain.

Stanley pun makan sarapan dengan pelan, layaknya orang biasa.

Tiba-tiba, dia melihat beberapa orang berpakaian seragam polisi di kejauhan.

Stanley seakan-akan berhenti bernapas. Tanpa disadari, dia ingin melarikan diri.

Namun, dia tetap menahan diri.

Jika dia melarikan diri, meskipun dia bisa lolos dari beberapa orang itu, dia akan terlalu menarik perhatian dan seluruh kota ini mungkin akan diblokir untuk pencarian.

Oleh karena itu, Stanley hanya bisa bertaruh bahwa orang-orang itu tidak akan menemukannya.

Kenyataannya membuktikan bahwa Stanley membuat taruhan yang tepat.

Beberapa petugas kepolisian itu hanya duduk di meja sebelah dan memesan sarapan.

Pemilik warung itu jelas-jelas sudah kenal dekat dengan beberapa petugas kepolisian itu. Dia tersenyum sambil bertanya, "Pak Gerald, kenapa pagi sekali makannya?"

"Belum ketemu, ya?"

Pemimpin kelompok orang itu bernama Gerald. Dia melambaikan tangannya sambil menjawab, "Huh, jangan ungkit lagi."

"Tahanan yang kabur dari penjara itu belum ditemukan, jadi tim penegak hukum di seluruh kota nggak boleh lengah."

"Kami sudah nggak tidur seharian."

Pemilik warung itu menyajikan sarapan untuk beberapa polisi itu sambil bertanya dengan penasaran, "Satu saja? Bukannya katanya ada dua, ya?"

Gerald menjawab, "Yang muda itu sudah ditemukan, tapi dia sudah meninggal."

"Yang tua itu memang sudah penjahat kambuhan, entah di mana dia sembunyi sekarang."

Hati Stanley seketika bergetar.

Pada saat itu, dia memakaikan baju tahanannya di tubuh David dan menyiram jasad David dengan asam sulfat.

Sepertinya, pihak kepolisian mengira bahwa orang yang meninggal adalah Stanley, sehingga sekarang mereka hanya mengincar David.

Dengan begitu, tekanan yang Stanley rasakan pun jauh berkurang.

Kondisi ini mungkin tidak bisa disembunyikan terlalu lama, tetapi untuk jangka waktu pendek, dia bisa terselamatkan dari banyak masalah.

Pemilik warung itu bertanya dengan terkejut, "Yang muda itu sudah meninggal? Sayang sekali!"

Pada saat ini, seorang tamu di meja sebelah bertanya, "Apanya yang disayangkan?"

"Bocah itu memerkosa dan membunuh orang lain. Menurutku, dia memang seharusnya langsung dihukum mati!"

"Dia sudah termasuk beruntung bisa mati sekarang!"

Pemilik warung itu langsung menoleh dan berkata, "Kak, jangan bicara seperti itu, dong."

"Dulu, anakku satu sekolah dengan pemuda itu."

"Dengar-dengar, pemuda itu adalah orang yang taat dan seharusnya nggak akan melakukan hal seperti itu."

Tamu itu meludah dan berkata, "Kita nggak pernah tahu isi hati orang!"

"Ada saksi dan buktinya, siapa lagi kalau bukan dia pelakunya?"

Pemilik warung itu membuang napas dan berkata, "Huh, siapa yang tahu?"

"Tapi, orang tuanya juga benar-benar kasihan, ya."

"Mereka berlarian ke mana-mana untuk membantunya, hingga mereka mengalami kecelakaan mobil dan bahkan kehilangan nyawa mereka."

"Keluarga yang baik-baik saja hancur begitu saja, sungguh menyedihkan!"

Tamu itu tertawa dengan sinis dan berseru, "Menyedihkan apanya?!"

"Kamu nggak tahu, ya?"

"Biar kuberi tahu kamu, orang tuanya juga pantas mati!"

Stanley tidak bisa menahan diri dari mengepalkan tangannya erat-erat, hatinya penuh akan kebencian. Ucapan tamu itu seperti pisau yang menyayat hatinya.

Pemilik warung itu mengernyit sambil berkata, "Kak, kenapa kamu berbicara seperti itu?"

"Orang tuanya sudah meninggal, bisakah kamu lebih hati-hati dalam berkata-kata?"

Tamu itu langsung mengumpat. "Sialan! Tahukah kamu apa yang dilakukan orang tua dari bocah itu?"

"Demi membantu bocah itu, orang tuanya mencuri hasil autopsi korban!"

"Kalian sudah lihat sendiri akibatnya, mereka kena hukum karma!"

Pemilik warung itu seketika membelalakkan matanya dan bertanya, "Hah? Nggak mungkin, deh?"

"Kamu dengar dari siapa?"

Tamu itu meludah lagi dan berkata, "Sialan! Gadis yang dibunuh bocah itu kerabatku, mana mungkin aku nggak tahu?"

"Dasar bajingan! Dia beruntung bisa mati seperti itu!"

Stanley sudah tidak sanggup mendengar ucapan berikutnya.

Pada saat ini, hanya ada satu pikiran dalam benaknya, yaitu bahwa orang tuanya mencuri hasil autopsinya Irene!

Sebelumnya, David pernah mengatakan bahwa orang tuanya Stanley seharusnya mendapatkan bukti tertentu, sehingga mereka dibunuh.

Sekarang, Stanley akhirnya mengetahui bukti apa yang didapatkan orang tuanya!

Sepertinya, ada yang salah dengan hasil autopsi itu!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status