Share

Bab 7

Plak!

Suara nyaring terdengar. Theresa menampar wajah Lucy dengan kuat.

“Dasar wanita jalan! Berani-beraninya kamu pukul aku! Aku habisi kamu ….” Lucy memegang pipinya, lalu berjalan ke sisi Theresa.

Siapa sangka respons Theresa sangat cepat, dia langsung menampar Lucy lagi.

Mana mungkin Lucy bisa menerima penghinaan ini. Dia langsung menangis di hadapan Fredi. “Sayang, wanita jalang itu pukul aku! Cepat balas dia!”

“Balas kepalamu!” Fredi sungguh marah. Saking marahnya, dia langsung menampar Lucy.

Lucy ditampar hingga terbengong. Kemudian, dia menatap suaminya dengan kebingungan. “Sayang, aku suruh kamu pukul dia, kenapa kamu malah pukul aku?”

“Aku nggak salah pukul! Apa kamu tahu siapa dia? Dia itu Theresa, anak dari Keluarga Lestari! Kamu ingin celakai Keluarga Leonard, ya?” jerit Fredi.

Kali ini, Lucy langsung terbengong. Akhirnya dia sadar kalau dia sudah melakukan kesalahan fatal.

Keluarga Leonard memang adalah keluarga cukup berkuasa di Jenggala. Hanya saja, Keluarga Leonard bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan Keluarga Lestari. Jadi, jangankan Fredi, bahkan ayahnya Fredi juga tidak berani menyinggung Theresa!

“Nona Theresa, semua ini hanya salah paham saja. Jangan marah, ya …,” ucap Fredi sambil membungkukkan tubuhnya.

“Salah paham? Aku nggak merasa ada salah paham dalam masalah ini!” Theresa tersenyum sinis, lalau memerintah pengawal yang berada di belakangnya, “Pak Jimin, mereka sudah tindas temanku. Tolong bantu aku beri pelajaran kepada mereka! Jangan berhenti sebelum aku suruh berhenti!”

“Baik!” Para pengawal langsung melaksanakan amanat. Mereka segera mengepung Fredi dan kedua pengawalnya.

Mengenai Lucy, berhubung dia adalah perempuan, Theresa juga tidak mempersulitnya. Anggap saja kedua tamparan tadi adalah ganjaran untuknya.

Hanya saja, nasib Fredi dan kedua pengawal lainnya tidak sebagus Lucy. Keenam pengawal Theresa mengepung mereka bertiga, lalu mulai melayangkan tinjuan dan tendangan!

“Nona Theresa, aku mengakui kesalahanku. Mohon ampuni aku ….” Fredi menjerit histeris sambil meringkuk dan melindungi kepalanya dengan kedua tangan.

“Tadi kenapa kamu nggak ampuni Owen? Pukul terus!” Dapat terdengar amarah di dalam suara Theresa.

Pengawal Theresa semakin sadis lagi!

Sebelumnya Lucy sudah merasakan kehebatan dari Theresa. Sekarang ketika melihat Fredi digebuki hingga babak belur. Dia pun hanya bisa berdiri di samping, dan tidak berani maju untuk mencegat.

“Owen, kalau kamu berani, kamu lawan aku saja! Kenapa kamu bersembunyi di belakang seorang cewek!” jerit Lucy dengan emosi tinggi.

Owen memelototi Lucy sejenak. Pada akhirnya, Owen berjalan ke sisi Theresa, lalu menyuruhnya untuk berhenti. “Theresa, sudahlah. Aku sudah mengerti niat baikmu. Masalah ini sampai di sini saja ….”

Theresa menatap mata Owen. Dari tatapan teguh Owen, sepertinya dia sudah mengerti maksud Owen. Owen ingin membalas dendamnya sendiri, dia tidak ingin Theresa ikut campur dalam masalahnya.

Tebakan Theresa tidaklah salah. Owen merasa harga dirinya sudah diinjak-injak oleh Lucy. Owen tidak akan melupakan penghinaan yang dilakukan Lucy hari ini. Hanya saja, dia ingin mengandalkan kemampuannya sendiri untuk membalas Lucy. Dia tidak ingin mengandalkan kekuatan seorang perempuan.

“Kali ini kalian cukup beruntung. Berhubung Owen sudah buka suara, aku akan ampuni kalian kali ini!” ucap Theresa, lalu memalingkan kepalanya tersenyum kepada Owen. “Owen, ada banyak hal yang ingin aku katakan sama kamu. Ayo kita pergi bersama!”

Owen mengangguk. Dia bahkan tidak melirik Lucy, langsung mengikuti Theresa memasuki mobil. Kemudian, ketiga mobil melaju pergi.

“Sial! Gimana ceritanya Owen bisa berhubungan dengan cewek seperti Theresa! Jangan-jangan semalam dia nggak pulang karena lagi sama Theresa?” Lucy emosi hingga mengentakkan kakinya.

Jelas-jelas Lucy yang mencampakkan Owen. Namun gara-gara kemunculan Theresa, semuanya malah jadi merasa Lucy tidak pantas bersama dengan Owen!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status