"Jangan sampai kamu melukai mereka, karena kamu hanya akan rugi, abang tidak mau kamu sampai berurusan dengan polisi.""Abang pikir aku akan membunuh mereka? meracuni mereka dengan kopi bersianida, tidak Bang! aku akan membunuh mereka perlahan. Hingga mereka menginginkan mati sendiri.""Ibu Clarissa Agini Abimana!"Panggilan dari perawat membuyarkan lamunan Agni, dia bergegas berdiri dan menenteng tasnya masuk ke dalam ruang dokter. Setelah dari kantor Bara, Agni sengaja datang ke rumah sakit spesialis ibu dan anak untuk berkonsultasi tentang pemasangan alat kontrasepsi.Dokter yang sering menanganinya pun sedikit bingung, karena setahu dokter bernama Kinanti itu Agni sangat menginginkan seorang anak dan bahkan melakukan program hamil sebelum mengalami keguguran."Dok, saya ingin memakai alat kontrasepsi agar tidak hamil, dan adakah sejenis obat yang bisa membuat napsu bercinta hilang?"Pertanyaan Agni membuat Dokter mengernyit heran. Agni yang merasa pertanyaannya aneh pun tertawa, d
“Tidak biasanya Kai.” Airin melingkarkan tangannya ke pinggang Kiasar, menggelayuti pria itu yang melepaskan pelukannya dan memilih menghempaskan tubuh ke ranjang.“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Agni, tapi belakangan ini dia berubah.”“Berubah bagaimana?” Aiirin mendekat dan duduk di tepian ranjang, mengamati muka Kiasar yang tertekuk. Pria itu bahkan melepaskan dasinya sedikit kasar.“Aku memberinya kartu ATM dan kartu kreditku, dan dia menghabiskan hampir satu miliar dalam waktu satu hari. Hari ini, dia membeli sebuah mobil dan membayarnya dengan uang tabunganku,” keluh Kaisar.“Apa kamu tidak memberinya nafkah selama ini?” selidik Airin.“Mana mungkin? Aku memberinya jatah setiap bulan, tapi entah dia pakai untuk apa uang itu. Agni tidak suka berbelanja. Dia bukan tipe wanita boros, meskipun sekali berbelanja dia akan membeli barang branded yang benar-benar mahal.”Mendapati Kaisar malah memikirkan istrinya membuat Airin sedikit kesal, dia pun naik ke atas ranjang dan berbar
Agni masih terdiam tak menjawab pertanyaan Kaisar. Di dalam hatinya, dia tertawa bahagia karena suami brengseknya itu terlihat sangat kesal. Ini belum seberapa pikir Agni, masih banyak hal yang lebih parah yang akan dia lakukan untuk membalas perbuatan Kaisar yang menganggapnya seperti orang bodoh selama ini.“Kenapa kamu marah?” tanya Agni tanpa sedikit pun rasa takut. “Aku tidak sengaja Kai, kenapa kamu galak sama aku?” Sorot mata Agni berubah sendu dan berhasil membuat Kiasar tersadar. Perlahan Pria itu menurunkan tangannya dan menarik napas, dibelainya pipi Agni bahkan Kaisar menyatukan keningnya dan kening sang istri. “Maaf,” bisiknya.“Aku akan mengganti mobilmu, aku akan membuatnya kembali seperti baru,” ucap Agni yang kini berubah menjadi seorang artis peran. “Tidak, tidak perlu, aku minta maaf karena bersikap kasar padamu.” Kaisar merengkuh tubuh Agni memeluknya erat seolah benar-benar merasa bersalah. Sebenarnya di dalam hati Kaisar berpikir mungkinkah Agni tahu akan perse
Agni masih terdiam di tempatnya meskipun Adrian sudah pergi dari beberapa menit yang lalu. Wanita itu sedang memikirkan kejutan apa yang akan dia berikan kepada Kaisar dan Airin di acara pelukis terkenal bernama Aililea De Luna itu. Sebuah tamparan kah? atau makian? jelas tidak. Agni menyandarkan punggungnya dan menyesap coffee latte miliknya. Ia jelas menginginkan yang lebih sadis dari itu, tapi sebelumnya dia ingin melakukan sesuatu. Agni meletakkan gelasnya kemudian berdiri, penampilannya benar-benar berbeda dari Clarissa Agni Abimana yang dulu. Dengan rok span dan kemeja lengan balon berwarna putih juga kacamata hitam mahal yang dikenakannya, Agni terlihat jauh lebih modis, membuat siapa pun yang berpapasan dengannya pasti tahu bahwa wanita itu bukan lah wanita dari kalangan biasa. Dulunya Agni tidak ingin menunjukkan hal seperti itu karena baginya kekayaan tidak untuk dipamerkan, tapi demi membalas sakit hatinya terlebih ke Airin, jelas dia harus menunjukkan kelasnya.“Unit B 2
“Apa maksudmu?”Agni seketika tertawa melihat wajah bingung Kaisar. Jelas dia tidak mungkin membiarkan suaminya itu tahu bahwa dia sudah mengetahui perselingkuhannya secepat ini, setidaknya sampai acara yang diadakan pelukis ternama itu.“Kai, ayolah aku hanya bercanda.” Untuk mengelabuhi Kaisar, Agni memeluk pria itu. Wajahnya seketika berubah penuh kebencian saat sang suami tidak bisa melihatnya.“Tuduhanmu begitu keji,” ucap Kaisar yang malah semakin membuat Agni meradang.“Keji? Dasar penipu ulung, lihat saja aku akan membuatmu kehilangan satu persatu hal yang menjadi kebanggaanmu, terutama K Sport.”“Aku percaya kamu tidak mungkin tega berselingkuh dan mengkhianatiku,” bisik Agni dengan tangan yang mengepal di belakang punggung Kaisar. “Tapi untuk saham, aku ingin kamu memberikannya kembali.”Kaisar melepaskan pelukannya. Permintaan Agni terdengar sangat aneh dan mencurigakan menurutnya, hingga dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai Agni sepertinya menginginkan saham itu
Seperti rencananya, Agni berbohong pergi ke rumah mertuanya malam itu. Setelah memastikan Kaisar pergi, dia berjalan sambil melepas piyamanya menuju ke kamar ganti, membuka lemari bajunya dan menatap gaun berwarna merah dengan bagian atas tertutup, tapi memiliki belahan tinggi sampai di atas lutut. Gaun yang akan membawanya membongkar perselingkuhan suaminya malam ini.Agni mengambil gaun itu dari gantungan baju lantas memakainya. Wanita itu memoles wajahnya dengan make up, tidak terlalu mencolok karena dia tidak ingin terlihat seperti wanita penggoda. Ia menata rambutnya sederhana dengan hanya diikat kuncir kuda. Tatanan rambut seperti itu membuatnya terlihat anggun, cantik sekaligus terlihat mandiri dan kuat dalam satu waktu. Agni melangkahkan kaki menuruni anak tangga, dia sukses membuat pembantunya membelalakkan mata karena melihat penampilannya yang sungguh berbeda. Ia pamit keluar dan berkata akan pulang larut malam. Agni meminta pembantunya untuk meletakkan kunci di tempat bi
“Satu koma dua miliar.” Agni mengangkat tangannya, berharap orang yang menawar harga dua kali lipat dari harga awal itu kembali menaikkan tawarannya. Ia menatap Xena dan menyeringai licik. Agni jelas akan bahagia jika Airin kembali menawar dengan harga tinggi. Berapa pun harga akhir lukisan itu jika dimenangkan olehnya, sejak awal Agni tidak berniat mengeluarkan serupiah pun untuk membayar. Ia berencana membayarnya memakai uang Kaisar, membiarkan suaminya itu berbuat baik dengan cara beramal. jika lukisan itu jatuh ke Airin, biarkan saja wanita itu menghabiskan uangnya, toh Agni yakin uang itu juga pasti Sebagian uang Kaisar.“Satu koma lima miliar.” Airin tak mau kalah, hingga membuat Kaisar menoleh selingkuhannya itu juga sang istri.“Jangan bertindak konyol.” Kaisar memperingatkan Airin, tapi wanita itu seolah tidak peduli. Airin berpikir bahwa Agni sedang meringsaknya dengan cara seperti itu. Semua orang hanya bisa terperanga, karena ketika mereka menawar dengan kelipatan sera
“Kamu tidak bisa menjawabnya kan?” Agni tersenyum sinis dan memukul dada Kaisar. “Kamu tamak Kai, lihat saja aku akan mengambil semua yang menjadi kebanggaanmu, Kamu mau aku mulai dari mana? Memberi tahu papa bahwa kamu memiliki hubungan gelap dengan putri saingannya?”Kaisar terdiam, dia bahkan bingung dengan langkah yang akan dia ambil ke depan. Namun, menceraikan Agni jelas tidak ada dalam rencananya, mungkinkah sebaiknya dia meninggalkan Airin saja? 🌸🌸🌸Di sisi lain, Airin bingung dengan situasi yang terjadi. Bukankah seharusnya Agni marah, menjambak, memukul dan melabrak selayaknya istri yang dizalimi, tapi kenapa wanita itu berbeda, bahkan sorot mata Agni membuat Airin takut, perempuan itu ternyata tidak sebodoh dan sepolos seperti apa yang dia kira.Airin meraih ponselnya, mencoba menghubungi Kaisar lagi dan kali ini dia lega karena pria itu setuju bertemu. Agni yang sedang duduk manis di kursi kerjanya di K Sport nampak tersenyum, dari ponselnya dia bisa mendengar suara k