Share

Bab 6

   Shaka memberinya catatan. Kumi membacanya dengan tak mengerti. “Seminggu?”

            “Maaf Ma, Kumi tidak bisa. Mas Arka menyuruh Kumi menemani bosnya selama seminggu.”

            “Apa!! Tidak bisa kamu harus pulang!” Perempuan itu berteriak kebingungan di seberang.

            KLIK. Kumi mematikan ponselnya. Hati Kumi puas.

            Shaka duduk di sebelah Kumi. “Aku semalam telah meminta ijin pada Arka. Aku beritahu dia aku puas dengan servis kamu dan memintamu menginap selama seminggu. Aku pikir kamu bisa beristirahat di sini, sekalian memeriksa kehamilanmu. Sorry dari semalam aku khawatir kamu belum memeriksakan kehamilanmu ke dokter.”

            Perhatian Shaka membuat wanita itu menitikkan air mata. Dia merasa sedih sekali, kenapa bukan suaminya yang bersikap seperti itu?

            “Ssshhhh… jangan menangis.”

            “Aku terharu bertemu malaikat sepertimu.” Kumi mengusap air matanya. “Tapi masalahnya aku tidak membawa pakaian.”

            “Kamu bisa membelinya online. Aku yang akan membayarnya. Anggap saja sebagai hadiahku karena kamu mau menemaniku bercanda. Hosh aku sudah lama tidak mengobrol santai seperti ini,” canda Shaka.

            “Oh ya? Apakah teman-teman kamu alien yang kaku.”

            “Hahahahaha, bukan begitu. Aku hanya tidak suka melihat muka-muka palsu, contohnya seperti suamimu itu. Aku tahu dia orangnya sangat ambisius dan melakukan segala cara untuk mencapai keinginannya.”

            Kumi menganguk-angguk. Ia mengamini perkataan Shaka. “Lantas, kalau kamu tahu sikap Arka begitu, kenapa kamu malah menjadikan dia sebagai CEO?”

            Shaka menarik napasnya dalam-dalam. “Entahlah, mungkin bayimu yang menggerakkan aku untuk melindungimu. Sudahlah, lupakan soal Arka untuk sementara.”

            “Terima kasih,” kata Kumi.

***

            Matahari pertengahan bulan Februari mulai panas, cahayanya yang kekuningan menyengat wajah Kumi yang baru sampai di rumah Arka. Seminggu berlibur, dan tak mendengar cacian Arka dan mertuanya membuat kewarasan wanita muda itu kembali.

            Dia melangkahkan kakinya dengan ringan dan tersenyum sinis saat melihat mobil Arka parkir di garasi. “Tumben dia tidak keluar kota. Padahal ini hari minggu,” ia berkata pada dirinya sendiri.

            “Kelihatan sekali kamu bersenang-senang bersama Shaka.” Dia memandangi Kumi dengan seksama. Penampilan Kumi sangat berbeda, wajahnya sangat cantik dan pakaian ketat yang membalut badannya sangat pas sekali membentuk lekuk tubuhnya.

            “Tentu saja, dia memperlakukanku seperti ratu,” kata Kumi, dia mulai berani menatap mata Arka.

            Mama mertuanya datang, dan pandangannya jatuh ke perut Kumi yang terlihat membuncit.

 “Kumi… a-apakah k-kamu h-hamil?” tanyanya dengan suara tersendat. Rini tak percaya dengan penglihatannya.

            “Iya Ma!”

            Jawaban Kumi mengagetkan Arka. “Anak siapa dia Kumi!” tanyanya setengah berteriak.

            “Tentu saja ini anakmu Mas!!” kata Kumi geregetan sembari menuangkan air ke dalam gelas.

            Pria itu menoleh. “Mana mungkin! Aku yang punya pelurunya. Aku yang mengendalikannya.” jawabnya enteng. “Kamu pasti melakukannya dengan orang lain kan?” tuduhnya tanpa alasan.

            Kekesalan Kumi yang berbulan- bulan disimpan seketika berhamburan keluar. Ia menaruh gelasnya dengan kasar di atas meja. “Kamu sembarangan menuduhku Mas. Yang bejat itu kamu! Bukan aku! Kamu tega menukar diriku dengan jabatan yang kamu incer, terus siapa yang tiap malam meminta jatah ke kamarku?”

            “Apa-apaan kamu ini?!! Dasar perempuan tak berguna!” bentak Arka tersinggung dengan sikap Kumi. Dia menarik baju Kumi dan hendak menampar wanita itu.

            “Ayo tampar Mas, tampar aku! Bukankah Mas Arka tidak pernah cinta aku!” tantang Kumi berapi-api. Dia yang biasanya pendiam berubah menjadi serigala yang menakutkan.

            PLAK

            Tangan Arka menampar keras pipi Kumi, perempuan itu terhuyun. Dia tidak menangis! Tapi tersenyum menyeringai kepada Arka. Jijik sekali Kumi melihat laki-laki itu.

            “Masih mau lagi ku tampar lagi eh?” Arka kini menjambak rambut Kumi. “Apa kamu tahu, aku sudah bosan dengan kamu. Tubuhmu seperti bab* gendut, penampilanmua seperti babu. Kamu juga tak pandai melayaniku di ranjang! Malu aku punya istri seperti kamu! Mati saja kau!” Arka meludahi muka Kumi. 

            Kumi mengusap mukanya, hatinya semakin diselimuti kemarahan. “Teruskan, supaya hatimu puas mengejekku!” kata Kumi dengan suara tertekan.

            Arka melepaskan tangannya, dia berdiri dengan kaku dan pongah, tangannya berkacak pinggang. “Apa kamu tahu aku sudah bekerja keras sampai di posisi ini, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu hanyalah perempuan bodoh yang bisanya minta uang dan uang. Kamu tidak bisa apa-apa tanpa aku?”

            “Apa kamu amnesia?? Sejak kapan kamu memberiku uang Mas? Selama kita menikah, belum pernah sekalipun aku menerima uang darimu!! “Dada Kumi bergemuruh.

            Air mata yang ditahannya akhirnya jebol. Perempuan itu berdiri di depan Arka. “Aku juga susah payah berdiri supaya bisa bersisian denganmu Mas. Kurelakan karir dan mimpiku supaya aku bisa mengabdi kepada keluargamu. Aku diam meski mamamu memperlakukan aku seperti pembantu di depan teman-temannya.”

            Mulut Kumi terasa kering

“Selama ini aku tidak pernah mengeluh, aku tidak pernah meminta apapun kepadamu. Aku berusaha sebaiknya mengurus keluarga, tidak pernah merecoki pekerjaanmu. Tapi apakah kamu memikirkan kebahagiaanku? Apakah kamu memikirkan mimpiku? Tidak! Kamu hanya sibuk dengan dirimu sendiri Mas. Coba tanya dirimu sendiri, apa yang telah kamu berikan untukku? Kamu hanya pintar mengamcam dan marah-marah, tapi NOL dalam tindakan. Kamu mengejekku seperti bab* gendut, sayangnya kamu lebih suka menghamburkan uang untuk selingkuhanmu daripada istrimu sendiri!” Kumi memuntahkan uneg-unegnya. “Mana ada istri yang kamarnya di kamar pembantu!” Setelah itu dia menangis meraung-raung.

            “Nak Arka, kami ikhlas melihat Kumi menjadi janda daripada kalian siksa di rumah ini.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status