Share

8 || Kontrak Pernikahan

Penulis: Veara Mart
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 19:00:42

"Sebentar, Nyonya." Nick terlihat menekan tombol yang berada dimeja sofa ruang tamu. Hingga kedatangan wanita paruh baya yang berlari mendekati mereka. "Selamat siang, Tuan Nick. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan yang memakai seragam maid dengan simbol berbentuk hewan dengan warna emas di dadanya.

Nick hanya mengangguk. "Ini adalah istri dari Tuan Elang, Nyonya Audrey. Mulai saat ini dia akan menjadi Nyonya rumah ini, kau paham Gret?" Jelas Nick pada Grett- Kepala pelayan dimansion Elang.

Pelayan yang dipanggil Grett itu mengangguk sopan. "Selamat datang, Nyonya di mansion ini. Mari saya antarkan ke kamar anda."

"Terima kasih, Grett." jawab Audrey dengan suara lembut, meski dalam hatinya masih merasa canggung berada di lingkungan baru ini.

Grett segera memimpin jalan menuju lift mansion yang tampak elegan. Setiap sudut rumah ini memancarkan kemewahan, namun juga memberi perasaan dingin dan jauh dari kehangatan.

Setelah beberapa menit, mereka tiba di depan pintu besar yang terbuat dari kayu gelap yang kokoh. Grett membuka pintu, memperlihatkan sebuah kamar luas dengan dekorasi elegan dan mewah. Tempat tidur besar dengan seprai sutra, jendela besar yang menghadap taman bunga, dan perabotan mahal mengisi ruangan tersebut.

"Ini kamar Anda, Nyonya. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silahkan menekan tombol pada meja nakas disamping tempat tidur." Kata Grett sebelum mundur melangkah keluar lalu meninggalkan Audrey sendirian di kamar itu.

Audrey menghela napas panjang dan melangkah masuk, merasa sedikit terintimidasi oleh suasana ruangan yang begitu mewah. Di satu sisi, ia merasa bersyukur atas kehidupan barunya, tapi di sisi lain, ia merasa terasing dan sendirian.

Audrey berjalan menuju jendela, menatap keluar, mencoba menenangkan dirinya dan menerima kenyataan bahwa inilah hidupnya sekarang. Setelahnya ia berganti pakaian yang sudah ia bawa dari panti asuhan.

^^^

Setelah seharian yang melelahkan, Audrey akhirnya tertidur di kasur empuk kamar barunya, membiarkan tubuhnya yang letih tenggelam dalam kenyamanan. Meskipun fisiknya terasa remuk, pikirannya terus berputar, memikirkan perubahan besar dalam hidupnya yang baru dimulai.

Langit di luar jendela mulai gelap, dan lampu-lampu di taman mansion mulai menyala, memperlihatkan pemandangan indah dari balik kaca. Namun, semua itu terasa jauh dari jangkauannya. Audrey merasa asing di tempat yang baru ini, meskipun segalanya terlihat begitu mewah.

Pikirannya mulai melayang kembali ke panti asuhan, ke wajah-wajah ceria anak-anak yang selalu membuat harinya penuh tawa. Dia merindukan kebersamaan itu, kebebasan tanpa beban yang dulu ia rasakan. Sekarang, semuanya terasa berat.

"Apakah ini pilihan yang benar?" Gumamnya pelan, berusaha menenangkan diri.

Audrey memejamkan matanya, berharap rasa lelah fisik dan emosionalnya akan segera terlepas dengan tidur yang nyenyak. Namun, perasaan hampa dan kegelisahan terus menghantui hatinya, membuatnya sulit untuk benar-benar beristirahat.

Tiba-tiba saja bunyi ketukan pintu membuat Audrey segera membuka matanya, lalu membuka pelan pintu.

Dibalik pintu, terdapat sosok pelayan yang tidak Audrey kenali. "Selamat malam nyonya. Saya diutus Tuan, untuk mengantar nyonya ke ruang kerjanya." Pesan singkat itu membuat Audrey segera membersihkan tubuhnya singkat lalu mengikuti langkah pelayan itu menuju ruangan kerja Elang dengan penuh rasa penasaran.

Audrey mengikuti pelayan itu dengan langkah pelan, hatinya diliputi rasa penasaran sekaligus gugup. Ruangan yang tampak besar dan megah itu berada di lantai dua di mansion, pintunya terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran elegan yang menambah kesan otoritas.

Pelayan itu berhenti di depan pintu, lalu mengetuk dengan ringan sebelum membukanya perlahan. "Silakan masuk, Nyonya." ujarnya sambil memberi isyarat agar Audrey masuk.

Audrey melangkah masuk, jantungnya berdebar. Di balik meja kerja besar itu, duduklah Elang Benedict Loues, suaminya, dengan ekspresi serius dan fokus pada dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja. Dia mengangkat wajahnya saat menyadari kehadiran Audrey.

"Pakaian apa yang kau kenakan ini?" Ujar Elang dengan raut wajah yang tetap datar namun nada suaranya yang terdengar merendahkan.

Belum juga Audrey menjawab. "Sudahlah, lupakan saja. Silakan duduk." Ucap Elang datar dengan mengibaskan tangan.

Audrey duduk di kursi yang berada di depan meja Elang, merasakan suasana hening juga canggung. Ia menunggu, namun mencoba mengulas senyum manis seolah melupakan perkataan pedas yang Elang lontarkan. "Ada apa, kak?" tanya Audrey dengan suara pelan, meski rasa penasaran membanjiri pikirannya.

"Baca dokumen itu, lalu tandatangani." Ujar Elang dengan menujuk sebuah dokumen yang berada didepan Audrey.

Audrey mengerut kening heran, namun tetap mengambil dokumen itu. Lalu membacanya dengan cermat.

Raut wajahAudrey sontak berubah. "Maksud kakak, kita akan menikah kontrak yang hanya berjalan selama 2 tahun?" Tanya Audrey memastikan

Elang yang sibuk pada computer didepannya menghela nafas. "Sesuai dengan isi berkas itu, Audrey." Ujarnya lalu mulai fokus kembali dengan computer didepannya. "Dan juga, kau tidak bisa menolak." Sambung Elang membuat gadis didepannya itu melayangkan tatapan tidak terima.

Audrey menatap Elang dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. "Jadi, ini alasan sebenarnya?" gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan ruangan. Ia memandang dokumen di tangannya, merasa bingung dan kecewa.

"Aku pikir kita menikah untuk... alasan yang berbeda. " lanjut Audrey, suaranya sedikit bergetar.

Elang menghentikan pekerjaannya dan menatap Audrey sejenak, kemudian berkata dengan nada tegas, "Ini sudah diputuskan, Audrey. Tidak ada yang berubah, dan seperti yang tertulis, kontrak ini hanya berlangsung selama dua tahun. Setelah itu, kita akan berpisah."

Perkataan Elang membuat perasaan Audrey semakin bergejolak. "Dan kakak pikir aku tidak akan keberatan dengan ini?" tanyanya, menuntut penjelasan lebih lanjut.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    58. Leo

    Di ruangan yang gelap, Elang duduk dengan sikap tenang dan dingin. Hanya cahaya redup dari lampu di sudut ruangan yang memperlihatkan sosok dua pria yang terikat di kursi di hadapannya. Tubuh mereka penuh luka, hasil kerja Nick dan anak buahnya. Elang menatap mereka tanpa belas kasihan, rokok di tangan kirinya hampir habis tersulut.“Katakan siapa tuan kalian,” ucap Elang dengan suara rendah, namun tegas. Matanya tajam menelusuri setiap gerakan dari dua pria di depannya. “Aku mengenali tato yang ada di belakang telinga kalian,” tambahnya, suaranya penuh ancaman.Salah satu pria yang terikat terkekeh, meski darah mengalir dari sudut bibirnya. "Siapa yang tidak mengenal tato kami?" ucapnya dengan angkuh. Matanya menantang Elang, seolah tak takut meskipun tubuhnya sudah remuk.Elang tersenyum sinis. “Bagaimana jika aku melihat tato itu pada seorang gadis? Rambutnya pirang gelombang, matanya cokelat...” Mendengar deskripsi Elang, pria itu tiba-tiba m

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    57. Kedatangan Maudy

    Pagi itu, Elang berdiri di balkon kamarnya, menyesap rokok dengan rakus. Mata tajamnya menatap taman di bawah, bunga-bunga mulai bermekaran, membawa kilasan kenangan saat ia dan Audrey pernah berjalan-jalan di sana. Senyum kecil menghiasi wajahnya, namun kebahagiaan itu terputus oleh dering telepon yang tiba-tiba membuyarkan lamunan.Elang mengambil ponselnya dan melihat nama Nick tertera di layar. Tanpa pikir panjang, ia menjawab.“Halo, Tuan. Saya berhasil menangkap mereka,” lapor Nick dengan suara tegas dari Inggris.Elang menyesap rokoknya lagi sebelum menjawab. “Tidak perlu, Nick. Biar aku yang menginterogasi mereka secara langsung. Kau cukup jaga mereka sampai aku datang,” balas Elang dengan tenang, namun tegas. Tanpa menunggu balasan, ia menutup telepon.Di seberang, Nick yang mendengar instruksi itu mendecak pelan. “Loh? Tuan akan datang sendiri menginterogasi mereka? Apa sepenting itu hingga dia ingin turun tangan sendiri?” gumamnya denga

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    56

    Nick masih berada di Inggris, sibuk menyelidiki siapa dalang di balik penyerangan terhadap Elang. Setelah beberapa hari menelusuri jejak, dia akhirnya mendapat petunjuk yang signifikan. Sambil menatap layar komputer di depannya, dia mengangkat telepon dan menekan nomor Elang."Saya sudah menemukan di mana mereka, Tuan," lapor Nick dengan nada tegas.Elang, yang sedang duduk di ruang kerjanya di Indonesia, mendengarkan sambil menatap dokumen di tangannya. Ia berdehem, namun tidak segera menanggapi.“Baik,” jawab Elang singkat. Tanpa memperpanjang percakapan, dia mematikan sambungan telepon dan kembali mencoba fokus pada dokumen yang perlu diselesaikannya. Tapi pikirannya terus saja berputar soal tato yang dilihatnya pada penyerangnya beberapa hari lalu. Hal itu terasa mengganggu, seolah ada potongan puzzle yang hilang dalam ingatannya.Elang menundukkan kepala, bergumam pada dirinya sendiri, "Tidak, El... Itu tidak mungkin benar." Frustrasi mu

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    55

    Keesokan harinya, Audrey merasa canggung untuk bertemu dengan Elang. Insiden semalam masih membekas di benaknya, dan dia tidak tahu bagaimana harus bersikap. Agar tidak harus berhadapan dengan Elang, Audrey memutuskan untuk turun ke meja makan terlambat. Ketika ia akhirnya sampai di ruang makan, ia disambut oleh Grett yang memberi kabar. "Tuan Elang memutuskan untuk sarapan di kamarnya, Nyonya," kata Grett dengan sopan. Audrey menghela napas lega mendengar itu. Ia merasa terhindar dari percakapan yang mungkin canggung dan tidak menyenangkan. "Baiklah, terima kasih Grett," jawabnya singkat, berusaha menyembunyikan perasaan lega yang kini melandanya. Setelah sarapan, Audrey segera berangkat ke sekolah bersama Mia. Di sepanjang perjalanan, Mia tidak banyak berbicara, membiarkan Audrey berkutat dengan pikirannya sendiri. Ketika sampai di sekolah, Audrey terlihat lebih tenang, setidaknya untuk sementara. Dia merasa lebih nyaman kare

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    54

    Nick duduk di kursi depan meja Elang, berusaha keras menahan keingintahuannya. Ia selalu patuh pada Elang, tetapi kali ini, rasa ingin tahunya mendominasi. Kenapa Elang membiarkan kedua pria yang menyerangnya pergi begitu saja? Pikirannya berkecamuk, tetapi ia tahu bahwa menanyakan terlalu banyak hal pada Elang sering kali tidak membuahkan hasil. Elang adalah tipe orang yang menjaga banyak rahasia.Elang, yang tengah memeriksa dokumen di meja kerjanya, sepertinya menyadari Nick sedang memendam sesuatu. Tanpa mengangkat pandangan dari berkas di tangannya, ia berbicara dengan nada tenang namun tajam."Tanyakan saja, Nick. Kalau ada yang ingin kau tanyakan."Nick terkejut. Elang memang selalu bisa membaca suasana hati orang di sekitarnya. Ia menggelengkan kepala, tapi akhirnya memutuskan untuk jujur."Aku hanya merasa heran, Tuan. Kenapa Anda membebaskan mereka?" Nick bertanya dengan suara rendah, mencoba meredam rasa penasarannya.Elan

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    53

    Pagi itu, Audrey bangun lebih awal dari biasanya, Biasanya, dia suka tidur sedikit lebih lama dan menikmati momen-momen tenang sebelum beraktivitas, tetapi kali ini, dia ingin bertemu dengan Elang sebelum suaminya pergi bekerja, Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, terutama tentang sikap Elang yang belakangan ini berubah dingin, la berharap bisa berbicara, meluruskan kesalahpahaman, dan mencari solusi bersama,Setelah cepat-cepat merapikan diri, Audrey melangkah ke ruang makan dengan penuh harap, Namun, sesampainya di sana, Grett sudah menunggunya dengan raut wajah yang agak muram,"Maaf, Nyonya," Grett berkata dengan lembut, Tuan Elang berangkat ke luar negeri tadi malam, Beliau sekarang sudah berada di Inggris."Audrey terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Grett, Ke Inggris?" tanyanya, suaranya terdengar serak dan pelan, Kecewa, tentu saja, tapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya,Benar, Nyonya, Tuan pergi mendadak untuk urusan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status