Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 174. Kenapa Tidak Mengaku Saja?

Share

Bab 174. Kenapa Tidak Mengaku Saja?

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-15 18:36:27

"Permisi," ucap suara dari luar yang mendayu.

Semua orang melihat ke arah pintu, dan mata yang membulat melihat siapa yang datang.

Vina Adiguna.

Entah mau apa dan tahu darimana kalau Salma mengalami kecelakaan.

"Santai dong, kok mukanya kaya terkejut itu gua datang kesini. Gua tahu dari berita di televisi kalau situ mengalami kecelakaan lagi," ujarnya sambil melirik Salma dan meletakkan keranjang buah pada ranjang Tama.

"Terima kasih," ucap Ainel.

"Dan gua juga mau mastiin, anaknya pak Bara gapapa udah kecelakaan sama Salma. Takutnya jadi tumbal," ujarnya sambil terkekeh.

Bara tampak mengepalkan tangannya, dan mau bangkit namun ditahan oleh Salma.

"Rigo, bawa wanita ini keluar sebelum saya khilaf!" teriak Bara.

"Baik, Pak," jawab Rigo.

"Sadar pak Bara, udah gua kasih tahu kan. Kalau masih gak percaya ya udah," ucap Vina sambil melenggang pergi dan menepis tangan Rigo yang akan menyeretnya keluar.

"Gua bisa keluar sendiri," ujarnya.

Semua orang terdiam, sedangkan Salma menangis memeluk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 176. Ada Ibu Kandungnya

    "Mungkin karena itu Hernadi tega melakukan ini?" gumam Bara."Pak," panggil Ari.Bara kemudian terdiam beberapa saat seperti sedang memikirkan sesuatu."Pak Bara, sebenarnya ada apa?" tanya Ari penasaran."Bapak sedang baik-baik saja kan?" lanjut Ari lagi."Kamu pikir saya kesurupan, Ri?" tanya Bara menatap Ari."Habisnya saya bingung, bapak panggil saya tapi tidak mengatakan apapun kepada saya," protes Ari.Bara hanya tergelak mendengar kejujuran Ari."Jadi gini Ri, dulu waktu ada acara perkumpulan pengusaha-pengusaha tahun lalu, saya sempat ngobrol sama pak Hernadi, dan sambil bercanda beliau mau menjodohkan saya sama putri bungsunya," cerita Bara kepada Ari."Terus, Pak?" tanya Ari penasaran."Saya gak jawab apa-apa, hanya tersenyum. Saya cuma bilang gak mungkin anaknya mau kan saya duda. Hanya sekedar basa basi saya jawabnya, gak saya seriusin," ujar Bara."Beliau maksa?" tebak Ari."Gak, makanya saya pikirkan beliau cuma main-main. Dan memang saya tidak tertarik juga," jawab Bara

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 175. Ingat Sesuatu

    Ainel dan seorang wanita paruh baya tersebut saling pandang."Ainel? Ini kamu Ainel kan?""Mama," gumam Ainel pelan.Bu Sirra atau nyonya Hario langsung memeluk Ainel erat."Maafin mama nak, mama kangen sama kamu," ujar bu Sirra yang langsung memeluk Ainel dan menangis.Ainel hanya diam mematung dan pelan-pelan mengangkat tanganya dengan ragu lalu mengusap pundak sang mama.Bara hanya terdiam melihat perjumpaan ibu dan anak tersebut."Sejak kapan kamu tahu Tama kecelakaan?" tanya bu Sirra kepada Ainel."Mereka kecelakaan di depan toko Ainel, Ma. Saat mereka akan berkunjung bermain bersama Ainel," jawab Ainel menunduk."Kamu sudah lama disini?""Iya," jawab Ainel singkat."Kenapa gak pulang ke rumah?" tanya bu Sirra."Untuk apa, Ma? Tidak ada yang mengharapkan Ainel pulang, kan?" tanya Ainel."Kamu dan Bara?" tanya bu Sirra menyelidik."Ainel dan Bara hanyalah mantan suami istri, Ma. Bara sudah menikah dengan Salma, dan kenapa kami bisa bersama saat ini karena Tama anaknya Ainel yang d

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 174. Kenapa Tidak Mengaku Saja?

    "Permisi," ucap suara dari luar yang mendayu.Semua orang melihat ke arah pintu, dan mata yang membulat melihat siapa yang datang.Vina Adiguna.Entah mau apa dan tahu darimana kalau Salma mengalami kecelakaan."Santai dong, kok mukanya kaya terkejut itu gua datang kesini. Gua tahu dari berita di televisi kalau situ mengalami kecelakaan lagi," ujarnya sambil melirik Salma dan meletakkan keranjang buah pada ranjang Tama."Terima kasih," ucap Ainel."Dan gua juga mau mastiin, anaknya pak Bara gapapa udah kecelakaan sama Salma. Takutnya jadi tumbal," ujarnya sambil terkekeh.Bara tampak mengepalkan tangannya, dan mau bangkit namun ditahan oleh Salma."Rigo, bawa wanita ini keluar sebelum saya khilaf!" teriak Bara."Baik, Pak," jawab Rigo."Sadar pak Bara, udah gua kasih tahu kan. Kalau masih gak percaya ya udah," ucap Vina sambil melenggang pergi dan menepis tangan Rigo yang akan menyeretnya keluar."Gua bisa keluar sendiri," ujarnya.Semua orang terdiam, sedangkan Salma menangis memeluk

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 173. Kecelakaan

    Braakk."Tamaaa," pekik Salma dan diiringi jeritan suara Ainel yang berlari keluar dari dalam toko.Karena memang toko Ainel terletak di pinggir jalan, dan tidak ada parkir lain selain depan toko, sebuah motor dari seberang jalan dengan kecepatan tinggi langsung menabrakkan Salma yang sedang menunggu Tama dan Rikel turun. Namun naas saat Tama turun, motor tersebut tiba dan langsung pergi, beberapa pengendara lain sudah mencoba mengejar namun mereka licik, ternyata ada beberapa lainnya yang bertugas mengecoh.Jojo yang berusaha menghalangi laju motor juga kena senggol."Jo, ayo bawa Tama ke rumah sakit!" teriak Salma menyadarkan Jojo yang masih linglung karena kepalanya juga sedikit pusing.Darah yang mengalir dari kepala Tama membasahi baju dan jilbab Salma. Sementara Rikel menangis tanpa suara dan terus memanggil Tama."Nak, bangun nak lihat Umi ya, Nak," ujar Salma sepanjang perjalanan ke rumah sakit sambil memeluk Tama."Iya, Umi," jawab Tama lemah.Sementara Ainel hanya menangis

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 172. Salah Ketik

    "Mama, ngapain disini?" tanya Bara heran karena melihat bu Bira sedang menguping pembicaraan mereka."Mau panggil kamu buat ajak makan," jawab bu Bira gugup."Kenapa gak masuk?" selidik Bara."Baru aja mau ketok," alasan bu Bira lagi."Ketok dinding, Ma?" tekan Bara."Ya ketok pintu dong, Nak," jawab bu Bira sambil tersenyum kecut."Ketok pintu mamanya malah nempel di dinding," ujar Bara yang langsung membuat bu Bira menunduk."Ma, dirumah ini Bara gak mau ada rahasiaan dan ada masalah satu dengan yang lainnya. Apalagi ngomongin di belakang, Bara gak suka. Kalau mama pikir didalam Salma sedang ngomongin mama, mama salah besar. Apalagi sampai nguping kayak gitu," ujar Bara sambil menuruni tangga menuju meja makan.Kesal. Bara langsung saja makan tanpa suara. Bu Bira mengikuti Bara ke meja makan."Kamu selalu berpikir negatif tentang Mama," ujar bu Bira menatap lekat mata anaknya yang tampak cuek terus makan, bahkan nambah makan ayam tanpa menoleh ke arah mamanya."Kamu selalu membela S

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 171. Menguping

    Bara menghentikan aktivitasnya dan melihat ke belakang bu Bira sudah duduk di kursi teras sambil memainkan hp nya."Ini Mas kopinya," ujar Salma lembut meletakkan secangkir kopi diatas meja."Thanks, Sal," ujar Bara kembali ikut bermain bersama Tama dan Rikel."Harusnya dari sebelum suami pulang kerja, kopinya sudah disiapkan," tegur bu Bira kepada Salma."Iya, Ma," jawab Salma pelan."Udah kamu tuh ajak anak-anak bermain, Bara mau istirahat," ujar bu Bira kepada Salma."Bara juga mau main sama anak-anak Ma, udah lama Bara gak ikut mereka main," jawab Bara tanpa menoleh.Bu Bira tampak melengos mendengar penuturan Bara.Sedangkan Salma hanya diam dan ikut bergabung bersama anak-anaknya.Bara melirik mamanya dengan ekor matanya, penuh keheranan sebenarnya ada masalah apa sehingga bu Bira masih saja seperti tidak menyukai Salma. Padahal Salma tidak pernah berkata keras sedikitpun sama bu Bira.Apa yang Salma lakukan serba salah dimata bu Bira, menurutnya istri yang sempurna itu harus be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status