Home / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 9. Umpan Kedua

Share

Bab 9. Umpan Kedua

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-04-22 16:48:25

Bara semakin menajamkan pendengarannya, tak disangka pintu tersebut ternyata tidak ditutup rapat. Diam-diam Bara menghidupkan video ponselnya untuk merekam pembicaraan dan juga melihat apa yang dilakukan tuan Hario di dalam ruang kerjanya saat tengah malam seperti ini.

Dengan susah payah Bara mencari posisi yang pas agar tidak ketahuan sedang mengambil merekam dan mengambil video tersebut.

Tuan Hario dan seorang wanita tersebut tidak menyadari bahwa apa yang sedang mereka lakukan sedang direkam oleh Bara. Keduanya terlalu sibuk dengan rencana busuk dan juga terlalu sibuk bergumul manja di tengah malam seperti ini.

Hampir tiga puluh menit Bara masih di posisi semua layaknya videografer profesional, karena demi sebuah video bahkan rela berguling di lantai.

Sepertinya tuan Hario sudah melakukan pelepasan dan mengakhiri permainan mereka yang hangat. Bara menghentikan rekamannya dan bersembunyi saat mendengar ada pergerakan disana. Ternyata hanya pergerakan dua manusia yang sedang mencapai awan-awan.

Bara kembali masuk ke kamarnya dan mengurungkan niat untuk ke dapur. Sesampai kamar Bara mendengar segera membuka video tersebut mengenakan handsfree karena takut Ainel mendengarnya.

"Kau sudah lakukan tugasmu Lily?" tanya tuan Hario.

Ternyata wanita tersebut bernama Lily dan yang Bara tahu bu Lily adalah sekretaris tuan Hario di kantornya.

"Sudah pak."

"Benar kau sudah mendapatkan dokumen PT. Wijaya Group itu?" tanya tuan Hario sambil terus memainkan tangannya dengan lincah di area-area sensitif Lily.

Sementara wanita yang dipanggil Lily itu tampak seperti sangat menikmati kelihaian tangan tuan Hario, membuat dia sambil memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya.

"Iya pak."

"Bagaimana kau mendapatkannya?"

"Biasa pak rayu sedikit, pak Wijaya langsung terpesona dan memberikan dokumennya, dan Lily copy deh."

"Anak pintar. Kita tunggu saja tak lama lagi Wijaya Group akan hancur," seringai tuan Hario.

"Jangan lupa bagian Lily pak," ucap Lily dengan mata yang masih terpejam.

"Kamu tenang aja sayang, saya tidak akan lupa," jawab tuan Hario.

Bara masih terus fokus melihat apa yang dilakukan kedua insan tersebut.

"Apakah dia melakukan ini kepadamu?" tanya tuan Hario sambil memasukkan jarinya pada intim Lily. Membuat Lily terpekik kecil dan tak karuan.

"Iya pak."

"Pakai tangan?"

"Tidak pak, pakai tongkat pusakanya."

"Sebentar lagi kamu juga merasakan punya saya, saya masih ingin bermain-main," ucap tuan Hario sambil keluar masukkan jarinya semakin kencang.

Sementara Lily sudah meracau tak karuan sambil menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara yang mencurigakan.

Video berakhir hanya sampai disitu dan Bara sudah bisa menebak apa yang akan mereka lakukan setelah itu.

Bara menyeringai licik. Kemudian bangkit dan kembali ke tujuan semula ke dapur untuk mengambil minum.

Dan saat melewati ruang kerja tuan Hario belum ada perubahan disana, suara didalam masih terdengar suara dua orang yang sedang mencapai puncak nirwana di dalam sana.

Bara mengambil minuman dingin dari dalam kulkas. Saat akan menenggak minumannya suara seseorang mengagetkannya.

"Kamu pikir kamu siapa, nyelonong aja ke dapur?" tanya nyonya Hario sinis.

"Saya menantu anda, Nyonya!" ketus Bara.

"Jangan mimpi kamu!" hardik nyonya Hario.

"Saya tidak sedang bermimpi, makanya saya bisa melihat tontonan gratis di ruang kerja tuan Hario."

Bara membalas setiap perkataan nyonya Hario juga dengan sangat sinis.

"Maksud kamu?"

"Hai ibu mertuaku yang cantik, apakah anda tahu dimana suami anda?" tanya Bara sambil bersedekap dada.

"Suami saya di ruang kerja, sedang mengerjakan proyek besar."

"Apakah anda tau dia bersama siapa?"

"Sendirian karena tadi Lily sudah kembali ke kamarnya."

"Apakah ibu mertua mau mendengarkan ini?"

Bara mengeluarkan ponselnya dan memutar video tuan Hario dan Lily di ruang kerjanya.

"Kenapa bapak tidak tidur bersama ibu?" tanya Lily manja.

"Ibu itu sudah tua, keriput dimana-mana dan tidak mampu memuaskan saya seperti kamu," jawab tuan Hario.

Bara melirik kearah ibu mertuanya yang sudah mengepalkan tangannya tanda marah.

"Ah tuan bisa aja. Tapi saya takut nanti ibu tahu apa yang kita lakukan disini pak."

"Kamu tenang aja, singa betina itu kalau tidur seperti kebo."

Muka nyonya Hario sudah memerah menahan marah.

"Apakah benar ibu mertua tidak bisa memuaskan lelaki. Sayang sekali perawatan setiap bulan hanya sia-sia malah dianggap singa betina," ledek Bara.

Tanpa menjawab hinaan Bara, nyonya Hario bergegas menuju ruang kerja tuan Hario di lantai dua.

Belum sempat tangan nyonya Hario meraih gagang pintu, Bara menarik tubuhnya dengan menutup mulutnya agar tidak menimbulkan suara.

"Kurang ajar kamu!" geram nyonya Hario kepada Bara.

"Jangan labrak, itu menunjukkan kalau kau tidak berkelas. Balaslah seperti apa yang dia lakukan."

Bara sengaja berbisik di telinga ibu mertuanya.

"Kau tidak akan mendapatkan apa-apa," lanjut Bara yang membuat ibu dari istrinya tersebut tampak berpikir.

"Bara yakin ini bukan pertama kali kau mengetahui suamimu selingkuh kan, mama?"

Nyonya Hario hanya menunduk dalam hatinya membenarkan apa yang diucapkan oleh Bara. Karena pada kenyataannya memang seperti itu, dia bertahan karena harta dan kekayaan.

Nyonya Hario tampak luruh ditempat tak mampu lagi berkata-kata. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Bara. Dia menuntun nyonya Hario atau ibu mertuanya kembali kelantai bawah menuju kamar utama.

Tidak ada kata-kata penghinaan lagi dari nyonya Hario untuk Bara.

"Mama itu masih cantik dan seksi, Bara tidak yakin kalau mama tidak bisa memuaskan lelaki," ujar Bara sembari duduk disebelah mertuanya di pinggir ranjang besar itu.

Bara meraih tangan mertuanya dan menggenggamnya erat.

"Jangan kurang ajar kamu!"

Nyonya Hario menepis kasar tangan Bara.

"Bara hanya memberikan kekuatan, karena Bara mampu merasakan apa yang mama rasakan."

Bara memaksa merangkul mertuanya, kali ini tidak ada penolakan. Bara tersenyum sinis.

"Lihatlah dada mama yang masih kencang, bahkan gadis biasa kalah dengan tubuh mama yang seksi. Jangan ambil hati ma yang perlu mama lakukan saat ini adalah membuktikan kalau perkataan papa itu salah," ucap Bara sambil mengusap lembut bahu mertuanya.

"Maksud kamu?"

"Mama harus buktikan kepada tuan Hario kalau mama masih bisa menyaingi anak muda dalam urusan ranjang, walaupun umur beranjak menua."

"Percuma, dia tidak akan percaya."

Kali ini pancingan Bara sedikit menunjukkan kalau umpan yang terus dilontarkannya mulai dimakan sang ikan.

"Coba mama pegang dada mama, apakah menurut mama sudah kendor seperti yang tuan Hario bilang?"

Nyonya Hario seperti terhipnotis, tangannya bergerak memegang dadanya yang masih tampak kencang karena rajinnya perawatan.

"Tidak kan, ma?" bisik Bara di telinga nyonya Hario membuatnya merinding dan merasakan aliran darahnya berdesir.

"Semuanya salah ma, tubuh mama masih kencang berisi bahkan kerutan pun belum tampak dimuka mama," ujar Bara

"Sekarang mama buktikan bahwa mama bisa memuaskan lelaki, Ma."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 133. Kebahagiaan Karyawan

    Pria berperawakan gemuk tersebut menghisap dalam rokoknya melalui selang pipa dari kayu dengan kaki digoyang-goyangkan."Saya tidak mau Albara Kaizer Group menjadi raksasa bisnis di Indonesia, siapa dia yang hanya seorang anak haram mau menguasai dunia, mimpi Bara terlalu tinggi," kekeh sang lelaki tersebut.Tak berapa lama nak buahnya mengirimkan sebuah video eksekusi lelaki yang bernama Ronny."Aman satu, ingatkan kepada anak buah kalian semuanya kalau tidak mau bernasib seperti Ronny jangan sampai ada yang berani buka suara," ujar nya mengancam kepada semua kaki tangannya yang bergerak di lapangan.Tampak semua anak buahnya bergidik ngeri melihat Ronny harus meregang nyawa dengan cara yang sadis, dan setelah itu dibuang entah dimana agar tidak ketahuan hilangnya kemana.Semua anak buahnya mengangguk.****Hari Bara kembali masuk ke kantor dengan para wartawan sudah menunggu di lobby mau mewawancara tentang kedatangannya pada Sabtu lalu ke kantor polisi."Belum ada perkembangan yang

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 132. Pria Gendut

    "Dalam penyelidikan kami, satu kali saudari Kinan menyebutkan nama Ronny, apakah pak Bara mengenal nama tersebut?" tanya pak Polisi kepada Bara."Ronny?" tanya Bara sambil mengernyit."Iya, Pak," jawab polisi menunggu jawaban Bara selanjutnya."Ada dua orang yang saya kenal bernama Ronny, Pak. Yang pertama salah satu karyawan saya di pabrik daerah Anggrek, yang kedua teman saya pemilik cafe di Pattimura," jawab Bara."Tahu nama cafenya?" tanya polisi."Tahu pak, cafe Sinar Rembulan.""Nama asli mereka yang kamu sebutkan tadi?" tanya polisi itu kembali."Yang pertama Ronny Hidayat, yang kedua Robert Ronny Putra," jawab Bara lantang."Baiklah pak Bara, terima kasih keterangannya. Kami akan mencoba menyelidiki kembali termasuk kedua orang yang bapak sebutkan tadi," ucap pak Polisi yang diikuti dengan anggukan oleh Bara."Terima kasih pak, mohon info saya jika ada perkembangan lainnya," ujar Bara sambil menyalami polisi tersebut dan berdiri bersiap untuk pulang."Sama-sama, Pak Bara."Bar

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 131. Yakin Dengan Pilihan

    "Silakan Salma duluan," Bara mempersilahkan Salma yang menjawab lebih dahulu."Hmmm," Abah berdehem untuk memutuskan siapa yang akan lebih dahulu berbicara."Salma ada apa, Nak?" tanya Abah yang secara tidak langsung mempersilahkan Salma untuk menjawab lebih dahulu."Salma meminta waktu sampai bulan depan, Bah. Karena Salma mau menyerahkan dulu toko kepada Fira yang akan urus setelah Salma menikah," ujar Salma."Ada lagi?" tanya Abah."Ada bah, Salma mau pernikahan yang sederhana bah. Tanpa resepsi yang mewah," ujar Salma yang mampu membuat bu Bira terkejut dengan kesederhanaan Salma."Nak Bara?" tanya Abah."Bara ingin pernikahan ini dilaksanakan secepatnya dalam dua minggu kedepan, besok akan mulai pengurusan surat menyurat. Untuk pengurusan serah terima toko nanti bisa saya temani jika setelah menikah ada yang belum selesai diserahkan," jawab Bara."Yang pertama kita akan melakukan akad nikah terlebih dahulu, dan resepsi akan diadakan dua bulan kemudian, untuk permintaan Salma rese

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 130. Lamaran Di Terima

    "Salma....," belum selesai ucapannya, tiba-tiba badan Salma melemah dan pandangan yang berkunang-kunang hingga semuanya menjadi gelap.Bara dan semua yang didalam ruangan menjadi panik melihat kondisi Salma yang lemah tak berdaya jatuh kedalam pelukan bu Aisah."Nak Fira, tolong ambilkan minyak kayu putih di dekat TV," ujar Umi sambil memijat kening anaknya."Salma mengalami trauma berat semenjak kecelakaan dua tahun lalu, dia akan selalu seperti ini saat sedang tegang," ujar Abah sambil terus menatap anak bungsunya tersebut.Fira, istrinya Hafiz, bergegas mengambil minyak yang diminta oleh Umi Melati. Dan setelah menemukannya segera diberikan kepada Umi."Maaf ya, Nak," ujar Umi membuka sedikit cadar Salma untuk mengoleskan minyak kayu putih pada hidung Salma.Pada saat itulah dada Bara berdesir saat tanpa sengaja melihat wajah Salma yang putih bersih dan sangat cantik, bekas luka yang abah maksud ada di bawah dagunya tak akan terlihat jika dia tidak mendongak.Umi Melati mengoleskan

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 129. Jawaban

    "Maaf nak Salma kelakuan Tama dan Rikel," ujar bu Aisah."Gapapa bu," jawab Salma."Tama Rikel sini sama nenek yok," panggil bu Aisah kepada kedua cucunya.Namun, disaat bersamaan seorang perempuan sepuh memandang wajah Aisah dan berucap."Aisah?" tanyanya sambil memandang lekat wajah bu Aisah seolah perlu keyakinan kalau itu benar Aisah yang dia kenal.Bu Aisah terperangah dan juga Bara, dan bu Bira menatap penuh tanda tanya kok bisa ada yang mengenali bu Aisah di rumahnya Salma."Umi Melati?" tanya bu Aisah sambil menyalami dan memeluk dengan erat wanita yang bernama Umi Melati tersebut yang tak lain adalah ibunda dari Salma."Ya Allah nak, kamu apa kabar?" tanya umi Melati."Baik, Umi," jawab Bu Aisah sopan."Jadi, ini siapanya kamu?" umi Melati menunjuk Bara karena yang dia tahu bu Aisah tidak memiliki anak."Ini anaknya Aisah, Mi," jawab bu Aisah sambil tersenyum."Anak?" tanya nya."Iya, Mi," jawab bu Aisah.Tampak Salma menjawil tangan ibunya dan mengangguk. Kemudian umi Melati

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 128. Saya Tunggu Di Rumah Abah

    "Assalamualaikum, saya Salma. Bisa abang datang kerumah abah?" tanya suara di seberang yang mampu membuat Bara terlonjak kaget.Degupan jantung Bara menjadi tak karuan, mungkin jika Salma ada di dekatnya sudah bisa dipastikan melihat tangan Bara yang bergetar hebat memegang ponsel saat mendengar suara merdu nan anggun di seberang sana."Sal-ma?" tanya Bara tak percaya."Iya, saya tunggu di rumah abah," jawab Salma kemudian mengucapkan salam dan mematikan sambungan telepon.Bara masih memandang tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya, apa itu artinya Salma menerima lamarannya.Dengan segera Bara mencari kedua ibunya yang sedang asyik menonton acara televisi saat weekend seperti ini. Saat weekend semua orang ada dirumah, toko milik ibunya tetap buka dan hanya karyawan yang datang."Mama, ibu," panggil Bara bahagia."Ada apa, Nak?" tanya bu Aisah lembut."Salma," jawab Bara sambil tertawa dan duduk di sebelah mamanya.Ekspresi bu Bira langsung meredup saat mendengar nama Salma ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status