Share

Chapter 46 Senyum

Hendro termenung menatap rumah Apriyanto di Dongo. Sudah hari ketiga ia di sini tetapi tidak melihat kemunculan bayi Asmi. Hendro menjambak rambutnya kasar. Hendro sudah berkeliling Kabupaten untuk mencari keberadaan anak itu tetapi tidak juga ditemukan.

"Di mana kamu, Zidan?" gumamnya sarat putus asa.

Mata Hendro melotot tajam begitu mendapatkan pesan dari Asih jika Yesi dan ketiga anak mereka telah meninggalkan rumah. Kepala Hendro terasa nyeri saat ini.

"Sial! Nggak mungkin Yesi tahu."

Hendro bergegas memeriksa tasnya, hingga menumpahkan semua isinya di atas ranjang. Raut wajahnya semakin panik saat tidak menemukan apa yang dicarinya, kunci brankas. Ia pun menepuk dahinya saat teringat kalau meninggalkan kunci tersebut di dalam laci pada meja kerjanya. Akibat buru-buru pergi demi mencari buah hatinya yang lain beginilah akibatnya.

Suara ketukan di pintu depan membuatnya menegakkan tubuh dan bergegas membukakan pintu. Hendro tertegun menatap seorang wanita menggendong bayi laki-la
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status