Share

Bab 7 : Pertama Kali Pergi Bersama

Clara heran melihat Adrian yang bengong.

Dia pun melambaikan tangannya ke kiri dan kanan di depan wajah Adrian.

"Hei! Adrian? Kamu kenapa?"

Adrian yang terkesiap pun kembali sadar.

Matanya mengerjap beberapa kali sebelum tersadar sepenuhnya.

Rupanya tadi dia melamun dan membayangkan saat memeluk dan mencium Clara.

Wajahnya pun memerah karena mengingat itu.

Seandainya dia punya keberanian untuk melakukannya.

Tapi Adrian takut Clara akan marah atau malah menamparnya.

Dia tidak ingin wanita cantik di hadapannya ini membencinya karena hal sepele.

'Semoga saja dia tidak berpikir yang aneh tentangku!' pinta Adrian dalam hati.

"Ma-maaf, Clara. Terima kasih sudah mendukungku!" ucapnya gugup dengan mengalihkan pandangan ke arah lain sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh, oke. Aku masuk dulu," ujar Clara dengan ekspresi yang kembali datar.

Adrian pun menghembuskan napas lega karena hampir saja membuatnya malu.

Dia menatap tubuh belakang Clara sampai menghilang di balik pintu kamarnya.

Adrian sangat berharap suatu saat nanti mereka bisa lebih akrab lagi dan Adrian benar-benar bisa memeluk istrinya itu dalam keadaan sadar.

"Kapan kamu bisa menerimaku?" desahnya pelan.

Tak ingin larut dalam keadaan, Adrian memutuskan untuk segera turun karena siang sudah hampir beranjak pergi menuju sore, dia pun kembali melakukan rutinitasnya seperti biasa untuk merawat tanaman yang ada di sekeliling rumah itu.

Sementara itu dari lantai atas, Clara memperhatikan Adrian dari balik jendela kamarnya.

Malamnya…

Setelah makan malam dan beristirahat sebentar.

Baron pun memanggil Clara untuk mengajaknya bicara tentang perusahaan miliknya.

"Ada apa, Pa?" tanya anak perempuan satu-satunya itu.

"Ada yang ingin Papa minta darimu. Kamu tahu kan sekarang perusahaan Papa sedang dalam proses kembali ke awal, Papa ingin kamu bekerja di perusahaan untuk membantu Papa. Bagaimana?" ungkapnya dengan mimik wajah yang serius.

Setelah seharian memperbaiki dan menyusun ulang agenda perusahaan, membuat Baron berpikir untuk meminta bantuan Clara.

"Maksudnya aku bekerja bersama Papa?" tanya wanita bermata coklat terang itu memastikan lagi.

"Iya benar, Nak. Kamu bisa kan? Papa butuh orang yang bisa dipercaya untuk mengelola perusahaan kita," jelasnya lagi.

Clara pun tampak berpikir sejenak, lalu mengatakan jawabannya dengan yakin.

"Baiklah, Pa. Clara mau ikut Papa mengurus perusahaan. Lagipula Clara juga bosan di rumah terus seharian," jawabnya dengan tersenyum.

Mendengar itu wajah Baron langsung berbinar senang dengan mata yang lebar.

"Benarkah? Apa kamu yakin, Nak? Papa tidak memaksamu loh! Ini hanya pertanyaan biasa dan kesukarelaan dari hatimu saja," ucap Baron merasa senang.

Tapi walaupun Clara tidak mau, dia tidak akan memaksa putrinya untuk mengikuti kemauannya.

"Iya benar sekali, Pa!" jawabannya dengan bersemangat.

Besok paginya…

Clara terlihat memakai pakaian yang rapi dengan memadukan blouse berwarna peach dengan rok berwarna coklat muda lengkap dengan blazer berwarna putih susu, sangat cocok di tubuhnya.

Setelah sarapan bersama, Clara pun segera bersiap untuk pergi ke kantor.

"Mama senang kamu bisa bekerja bersama Papamu, setidaknya kamu bisa ada kegiatan lagi setelah sekian lama," ujar Cindy sambil menyiapkan tas kerja suaminya.

"Iya, Ma. Clara juga senang bisa bekerja lagi. Semoga Clara bisa membuat Papa bangga nanti," ucapnya sedikit was-was.

"Tentu saja! Kamu kan cantik dan pintar. Klien dan investor pasti akan dengan senang hati datang ke perusahaan kita! Hahaha!" tawa Cindy renyah.

Dia memang selalu membanggakan anaknya yang cantik itu pada semua orang, sayang nasibnya kurang beruntung.

"Semoga saja, Ma!" jawabnya pelan.

Baron yang sudah siap pun menghampiri mereka.

"Hari ini kamu berangkat sendiri ya? Kamu bisa pakai mobil lama Papa!" ucapnya tiba-tiba.

"Oke, Pa. Papa duluan saja ya? Clara mau mampir dulu ke suatu tempat,"

Mendengar itu, Cindy pun langsung melayangkan protes.

"Loh? Kenapa tidak bareng dengan Papa saja?" Cindy merasa keberatan.

Apalagi mereka hanya punya dua mobil di rumah ini setelah Baron membeli yang baru kemarin.

"Mama kalau pergi keluar naik taksi saja ya! Biarlah Clara memakai mobil sendiri. Itu akan terlihat bagus untuknya! Mama jangan protes!" ucap Baron santai.

Cindy pun memanyunkan bibirnya mendengar itu.

Dia jadi tidak bisa memamerkan mobil baru mereka pada teman-teman arisannya nanti.

"Iya! Mama tahu!" jawabnya bersungut-sungut.

Clara hanya menggelengkan kepala melihat tingkah orang tuanya.

"Ya sudah Papa pergi dulu!"

Baron pun melangkah ke depan pintu, dan Cindy pun mengantar suaminya.

Tak lama setelah itu Adrian pun turun dari kamarnya.

Clara sempat terkesima melihat penampilan Adrian hari ini.

Dia terlihat jauh lebih rapi dari hari-hari sebelumnya.

Adrian memakai kemeja biru tua dengan celana kain hitam lengkap dengan sepatu yang mengkilap.

Dia terlihat lebih gagah dan tampan dari biasanya.

Clara sampai tidak berkedip saat melihat Adrian berjalan ke arahnya.

"Pagi, Clara. Hari ini adalah hari pertamaku. Doakan lancar ya?" ucap Adrian penuh harap.

Meskipun dia tidak yakin Clara mau peduli padanya tapi dia tetap akan berusaha menarik perhatian dan simpati istrinya itu.

"I-iya!" jawab Clara sedikit terbata.

Dia mencoba mengalihkan rasa kagumnya dengan merapikan rambutnya yang tergerai sebahu.

"Kalau begitu aku pergi dulu!" ucap Adrian pamit.

"Hmm, apa kamu naik taksi?" tanya Clara ragu.

Adrian pun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke arah Clara.

"Iya, benar. Ada apa?" tanya Adrian heran.

"Ikutlah denganku. Hari ini aku bekerja di perusahaan Papa, jadi sekalian saja kita berangkat bareng. Nanti kamu yang bawa mobil karena lokasinya lebih dekat ke tempatmu bekerja," jelasnya sambil bangkit berdiri.

Adrian tentu terkejut mendengar itu, pantas saja pagi ini Clara terlihat lebih cantik dari biasanya.

Rasanya Adrian sedikit cemburu melihat istrinya itu nanti ditatap oleh banyak orang.

Adrian merasa tidak rela!.

"Benarkah? Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya Adrian berani.

"Papa yang memintaku. Ayo, nanti terlambat!"

Clara pun berjalan lebih dulu melewati Adrian yang masih bengong dan mencerna ucapan Clara barusan.

'Seharusnya aku tidak membiarkanmu bekerja!' batin Adrian protes.

Tapi dia tidak mungkin tiba-tiba marah dan meminta Baron membatalkan rencananya, dia akan mencari cara nanti.

Adrian pun bergegas keluar sebelum Clara menunggunya.

"Loh? Mau kemana kamu?!" tanya Cindy dengan mata melebar.

"Adrian mulai hari ini sudah bekerja, Nyonya. Bukankah semalam sudah saya beritahu?" tutur Adrian tetap sopan.

Cindy tentu tidak terima, "Lalu bagaimana dengan pekerjaan di rumah ini?! Siapa yang akan menggantikanmu? Enak saja! Jangan bertingkah sesukamu ya?!" ucapnya ketus.

"Tapi, Nyonya. Saya kan-"

"Ma, biarkan Adrian bekerja. Nanti minta Pak Mario untuk melakukannya," bela Clara.

Cindy mencebikkan bibirnya kesal mendengar putrinya yang terus membela suaminya.

"Kamu kenapa masih berdiri di situ? Kenapa belum pergi juga nanti terlambat!"

"Clara pergi bersama Adrian, Ma!" jawabnya singkat.

"Apa?! Enak benar! Biar dia pergi sendiri naik ojek atau taksi! Mama tidak mau dia membuat kamu malu!" pekiknya tidak suka.

"Ma, sudahlah tidak apa-apa. Lagipula kami juga searah. Ayo, Adrian!"

Adrian pun langsung menerima kunci yang disodorkan Clara dan mereka pun masuk ke dalam mobil.

Meskipun begitu, Cindy tidak lagi dapat mencegah mereka dan membiarkan Clara pergi bersama Adrian kali ini.

Dia akan mengadu pada suaminya nanti.

"Awas kamu ya!"

Selama perjalanan mereka berdua hanya diam dan terlihat canggung.

Ini kali pertama bagi Adrian bisa satu mobil bersama istrinya.

Biasanya Clara selalu pergi sendiri atau bersama Cindy.

Dia tidak pernah punya kesempatan untuk bersama istrinya.

Adrian memiliki ide untuk mengajak istrinya itu bicara.

Apalagi saat ini mereka masih memakai mobil mertuanya, itu artinya mobil pinjaman, Adrian merasa bersalah dalam hal ini.

"Hmm, Clara. Aku janji akan membelikan mobil baru untukmu nanti!" ucapnya tiba-tiba.

"A-apa?!" jawab Clara tidak percaya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Pipi_Kiri
Terima kasih, Kak...
goodnovel comment avatar
Srie
cerita nya baguss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status