Share

Bab 6 : Aku Mendukungmu!

Adrian pun berusaha untuk bersikap biasa saja dan tetap tenang dalam situasi ini.

Dia sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.

"Iya benar, aku adalah suaminya Clara. Memangnya ada apa?" Adrian bertanya dengan santai.

Tidak terlihat ketakutan di wajahnya, karena dia tahu betul siapa orang yang berhadapan dengannya saat ini.

Dia adalah mantan tunangannya Clara yaitu Daniel.

Pemuda yang berselingkuh dan menghamili wanita lain sehingga membuat Baron menikahkan Adrian dengan Clara.

Alasan yang membuat Adrian sendiri bersyukur karena bisa mendapatkan wanita yang dicintainya, meskipun dengan cara yang seperti itu.

Daniel pun tersenyum miring dan berjalan lebih dekat ke arah Adrian.

Dia menatap Adrian dari atas sampai bawah, memperhatikannya dengan tatapan yang mengejek.

"Aku tidak menyangka kalau selera Clara ternyata berubah, ya? Dia memilih pria yang rendahan dan miskin!" ucapnya sambil melakukan gerakan mengibas di pundak kiri Adrian.

Seperti membuang sebuah kotoran dan debu.

Adrian pun balas menatap tajam pada pria sombong itu.

"Memangnya kenapa? Setidaknya aku lebih jauh lebih gentle daripada kau yang tidak bertanggung jawab sama sekali! Apa kau pantas disebut seorang pria?!" Adrian pun balik menekan Daniel.

Dulu saat awal menikah dengan Clara, Adrian memang sedikit malu dan takut apabila nanti berjumpa dengan mantan tunangan istrinya itu, karena pasti akan dihina dan diremehkan seperti saat ini.

Tapi sekarang semuanya sudah berubah, dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi miliknya.

Jadi sekarang Adrian tidak merasa khawatir lagi, apalagi Daniel hanyalah seorang karyawan Bank.

Mudah saja bagi Adrian untuk menyaingi kekayaannya, malah sekarang justru Daniel seorang pemuda biasa di mata Adrian.

Mendapatkan jawaban berani seperti itu dari Adrian, membuat Daniel mengatupkan rahangnya karena kesal.

"Lihat saja! Aku yakin kalau kalian tidak akan bertahan lama! Karena aku sangat yakin sekali kalau Clara masih mencintaiku! Terbuktikan sampai saat ini kalian bahkan belum mempunyai anak!" dia sengaja memanasi Adrian.

Bagi seorang yang sudah menikah hal itu pastilah masalah yang sensitif.

Karena semua orang yang menikah pasti akan menginginkan keturunan.

Adrian masih tetap diam mendengarkan Daniel bicara dulu sesukanya.

Pemuda bermata coklat itu pun melanjutkan, "Mungkin kalau aku meminta Clara kembali bersamaku, dia akan dengan sukarela dan akan menendangmu dari hidupnya!" tutur Daniel percaya diri.

Adrian pun tersenyum miring, "Omong kosong! Teruslah bermimpi, Pak!" dia pun tidak mau kalah.

Daniel pun tertawa terbahak lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau lihat dirimu! Seorang pria miskin dan tidak jelas asal usulnya! Semua orang juga pasti bisa menilai kalau kau tidak pantas menjadi suami Clara!" dia merasa kurang puas menginjak harga diri Adrian.

Adrian mengepalkan tangannya erat dan dengan susah payah menahan emosinya, apalagi saat ini mereka berada di tempat umum.

Kalau dia membuat masalah, nanti bisa berimbas pada keluarga mertuanya dan Adrian tidak mau kalau Baron menyalahkannya, meskipun pria angkuh itu yang memulai duluan.

Adrian mencoba meredam emosinya dan akan membalas Daniel pada waktu yang tepat nanti.

"Kita lihat saja nanti! Aku akan membuktikan padamu kalau akulah yang terbaik untuknya!" jawab Adrian berani.

Setelah itu dia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

Tidak ada gunanya meladeni pria seperti itu, apalagi Adrian tidak punya banyak waktu.

"Huh! Percaya diri sekali kau!" ujarnya menatap remeh Adrian yang sudah menjauh.

Daniel heran melihat sikap Adrian yang terlihat tidak terpengaruh pada semua ucapannya, hal itu semakin membuatnya kesal.

Dia masih berharap suatu saat nanti Clara mau kembali padanya, tidak peduli saat ini dia sudah punya wanita lain.

Adrian pun menghampiri salah satu konter ponsel dengan merk yang cukup terkenal.

Meskipun pegawai disana menawarkan ponsel dengan harga mahal dan keluaran terbaru, tapi Adrian tidak tertarik meskipun dia memiliki uang untuk membelinya.

Setelah melihat beberapa pilihan, dia memutuskan membeli ponsel biasa dengan kisaran harga tiga jutaan saja.

Dia rasa itu cukup untuk seorang karyawan biasa. Sesuai dengan keinginan awalnya.

Setelah selesai dengan semua urusannya, Adrian pun bergegas pulang.

Apalagi tadi pagi Baron sudah berpesan untuk secepatnya kembali ke rumah, karena dia masih mempunyai rutinitas pekerjaan yang harus diurusnya.

Rumah Keluarga Baron…

Dengan langkah percaya diri Adrian masuk ke dalam rumah.

Dia mencari keberadaan Cindy ataupun Clara, istrinya itu untuk memberitahukan berita penting.

Dia pun melihat Cindy dan juga Clara sedang mengobrol di taman belakang dekat kolam renang.

"Ma, Adrian sudah pulang!" ujar Clara memberitahu Mamanya.

Dia terlihat tidak sabar meskipun tidak mengatakannya langsung.

"Nyonya dan Clara! Aku punya berita baik!" tutur Adrian tersenyum.

"Hmmm, apa?!" tanya Cindy tetap ketus dengan bibir maju.

"Aku sudah mendapatkan pekerjaan di showroom mobil One Car. Mulai besok Adrian sudah bisa kerja!" Adrian terlihat sangat bersemangat mengatakan itu.

Clara langsung tersenyum tipis mendengar itu, sementara Cindy terlihat biasa saja, seolah itu bukan hal yang penting.

"Selamat ya! Semoga pekerjaannya berjalan lancar!" ucapnya memberi selamat.

"Terima kasih, Clara!" Adrian sangat senang mendengar hal itu.

Mereka jarang berkomunikasi, tapi sekarang Adrian senang karena Clara selalu bersikap baik padanya.

"Halah! Paling juga jadi karyawan biasa! Bagian bersih-bersih ya? Tidak usah pamer! Kalau kamu jadi Ceo showroom itu baru aku tepuk tangan!" cibir Mama mertuanya itu dengan nada mengejek.

"Tidak, Nyonya. Adrian bertugas sebagai marketing bagian penjualan. Gajinya juga lumayan," jelasnya percaya diri.

Adrian ingin sekali mengatakan kalau dialah pemilik tempat itu, tapi itu tidak mungkin, belum saatnya mereka tahu siapa dia sebenarnya. Jadi Adrian masih harus bersabar lagi.

"Mama, jangan begitu. Setidaknya Adrian sudah berusaha, tidak mudah mencari pekerjaan saat ini," Clara membela suaminya.

"Ikh! Kenapa kamu membelanya? Nanti dia malah tambah besar kepala! Apa yang kamu bawa?" tanya Cindy dengan penuh selidik.

Matanya tertuju pada paper bag kecil yang ditenteng Adrian.

"Oh, ini? Ini ponsel baru, Nyonya. Aku baru saja membelinya tadi," jelas Adrian dan memperlihatkan kotak ponsel yang masih belum dibuka.

"Uang darimana kamu?!"

Cindy tahu Adrian tidak punya uang, kalaupun ada, uangnya pasti tidak akan cukup untuk membeli ponsel.

"Hmm, ini dapat pinjaman dari atasan, Nyonya. Untuk memudahkan Adrian saat bekerja nanti," jelasnya dengan asal.

Dia lupa memikirkan hal itu, seharusnya dia tahu kalau Cindy pasti heran darimana dia bisa membeli ponsel itu.

"Oh! Ponsel murah juga! Yah, cocoklah untukmu!" ucapnya kembali acuh.

"Mama!" Clara kembali mengingatkan.

"Mulai besok Adrian izin pergi bekerja, Nyonya. Jadi untuk pekerjaan di rumah ini Adrian tidak bisa lagi mengerjakannya," ucap Adrian meminta pengertian Cindy.

Tidak mungkin dia masih merangkap jadi tukang kebun rumah ini lagi.

"Enak saja! Lalu siapa yang akan mengurus tanamanku?! Kamu tetap harus merawat semuanya seperti biasa!" wanita itu tidak mau tahu.

"Tapi, Nyonya. Saya ka-"

"Tidak ada tapi-tapian! Sekarang cepat kamu siram taman di depan! Selesaikan semua pekerjaanmu!" titahnya dengan mata yang melotot.

"Mama, tapi Adrian baru saja pulang. Biarkan dia istirahat dulu," Clara sedikit tidak tega.

"Tidak apa-apa, Clara. Aku ganti baju dulu," ucap Adrian tersenyum.

Adrian pun masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian yang lebih santai.

Dia memakai kaos oblong berwarna abu muda yang sangat pas di tubuh nya juga memakai celana pendek selutut berwarna khaki.

Saat keluar dari kamar, dia tidak sengaja berpapasan dengan Clara yang ingin masuk ke dalam kamarnya.

"Hmm, aku senang kamu sudah bekerja. Semangat ya! Semoga lancar!" ujar istrinya dengan senyuman tipis.

Adrian yang mendengar itu, merasakan tubuhnya mendadak seperti tersengat listrik.

Seolah mendapatkan kekuatan dari orang yang dia cintai.

Adrian pun menghampiri Clara dan memeluk tubuh istrinya dengan erat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status