Tiara mengikuti langkah anak buahnya, ia berjalan gontai dan mengenggam sapu tangan. Berpura-pura menangis di balik kacamata hitam. Tiara akan tinggal di kediaman Angel. Tidak mungkin ia akan pergi ke rumah Antoni. Rumah itu sudah tak berpenghuni. Ia juga tak mau terus bersembunyi di sana. Sudah waktunya membebaskan diri ke dunia nyata. Kebebasan pun di mulai. "Non Angel," sapa seorang wanita tua. Dari pakaiannya Tiara tahu kalau wanita itu adalah seorang pelayan, kepercayaan Angel. Wanita yang selalu berada di samping Angle selama di Indonesia. Beruntung ia hanya mengenal Angel di negara ini. Jadi aman bagi Tiara. Begitu juga anak buahnya, mereka juga baru mengenal Angel. "Anda mau dibuatkan apa?" tanya pelayan berumur sekitar empat puluh lima tahun. Ketika Tiara duduk di sofa. "Buatkan saya Teh tanpa gula." Tiara membuka kacamatanya meletakkan di atas meja. Tiara tahu teh kesukaan Angel begitu juga makanan. Semua mudah baginya karena ada Ardian yang memberi tahu semuanya. Sec
Tubuh ramping terbaring di atas ranjang ukuran dua. Pergelangan tangan menancap jarum hingga selang panjang memasukkan cairan ke dalam tubuhnya. Kedua mata hitam terbuka perlahan, menelusuri ruangan sederhana di sekitarnya. Mengerjapkan berkali-kali mencoba sadar dari tidur panjangnya. Angel bangkit dari pembaringan, tak ada satu orang pun berada di dalam. Sunyi dan damai. Suara burung berkicau saling sahut menyahut, sinar matahari masuk dari cela jendela yang tertutup hordeng biru muda. Angel menyentuh bahunya tertutup perban. Rasa nyeri menusuk ke dalam tulang, ketika ia menggerakkan tangan. Angel tak dapat melakukan dengan sempurna. "Sst, sakit sekali. Apakah bahuku terbentur keras?" Angel berbicara sendiri. Menyentuh bahu lembut. Angel menurunkan kedua kaki hingga menyentuh lantai putih sedingin air di dalam lemari pendingin. Udara terasa berbeda. Cahaya matahari yang masuk hanya menghangatkan saja. Benturan antara pintu dan kusen terdengar perlahan. Sesosok wanita seumurann
51Seno, pemuda bersurai sebahu, tinggi badan seratus enam puluh lima, tubuh tak terlalu berisi hanya memiliki bobot lima puluh kilogram. Memiliki mata teduh tetapi hatinya tak seteduh matanya. Dendam dan benci merubah dirinya dalam sekejap. Seno memiliki dendam kepada wanita berambut pirang dengan penampilan sederhana. Setiap laki-laki tergoda akan kecantikan yang dimilikinya begitu juga Seno. Rela melakukan apa saja demi Tiara. Wanita yang menjadi primadona diantara mereka. Pemuda yang berdiri dekat Angel, kenal dengan Antoni dan Black. Kadang mereka berkumpul bersama, melakukan tugas bersama, bermain bersama dan membahas apapun bersama-sama karena mereka satu kampus sedangkan Tiara, adalah teman Black. Tiara tinggal bersama orang tua angkatnya. Mereka tak tahu kalau orang tua angkat Tiara begitu kejam. Hingga kabar duka terdengar di telinga mereka. Kalau keluarga angkat Tiara meninggal semua di dalam rumah yang terbakar. Hanya Tiara yang masih hidup dan bernapas sampai saat ini.
Bab 52 Suara sepatu high heels putih berbenturan dengan lantai keramik biru tua. Kedua mata tertutup kacamata hitam. Berjalan angkuh menuju lift. Semua karyawan menunduk hormat dan selalu bertutur kata sopan. Tiara tak segan memecat karyawan yang tak patuh kepadanya. Siapapun orang itu tak peduli. Tiara berjalan angkuh tanpa mau membalas sapaan dari karyawan. Banyak karyawan menatap sebal dengan sikap Tiara yang semena-mena. "Selamat pagi Bu," sapa seorang karyawan wanita. Tiara menghentikan langkahnya memandang penampilan karyawan tersebut. "Siapa namamu?" tanyanya menatap dari ujung kepala hingga ke kaki. "Kia, Bu.""Kamu ingin kerja apa mau ke klub?" tegur Tiara tak suka. "Eh, m-mau kerja Bu." "Ganti pakaianmu! Saya tak suka atau kamu mau keluar dari sini?" Kia terkejut dengan teguran pimpinannya. Selama tiga tahun bekerja di sini Antoni tak pernah menegurnya karena penampilan. "Lihatlah! Rokmu begitu pendek. Bagian dadamu terlihat menonjol. Apa kamu sengaja? Ini perusah
Bab 53Tiara merias wajah secantik mungkin, dress tali dengan belahan dada rendah terlihat memesona. Tiara yang sederhana telah hilang di telan bumi. Sekarang, hanya ada Tiara dengan barang-barang branded terkenal. Banyak wanita yang iri dengannya. Janda kaya raya di tinggal mati suaminya dan menjadi pewaris tunggal kekayaan Ronald. Begitu bangga Tiara telah menyandang janda tajir di pelosok kota ini. Suara deru mobil terdengar di rumah Tiara yang baru, ia tak tinggal lagi di rumah Angel. Tak mungkin berada di sana karena Tiara menginginkan rumah yang lebih mewah. Rumah peninggalan Ronald dijual dengan harga tinggi. Mereka tak tahu apa yang terjadi di rumah itu. Tiara menutup semua mulut para petugas hukum agar menyimpan rapat rahasia di dalamnya. Ardian, sibuk dengan rumah sakit baru yang telah diimpikan sejak dulu. Ia sedang mendirikan bangunan tersebut dari uang Tiara. "Nona, ada tamu di luar." "Suruh tunggu sebentar. Saya akan turun." Tiara menyemprotkan parfum termahal dan
Bab 54Wanita berwajah original menatap netra Sebastian lekat. Mereka kini sedang berdansa. Saling menghimpit tubuh satu sama lain. Aroma parfum Angelica sama dengan Tiara. Namun, kecantikan Angelica bak artis papan atas yang selalu diidamkan para lelaki.Di seluruh dunia, baik muda dan tua mengagumi wajahnya yang cantik jelita, suaranya yang indah dengan tubuh menari di atas panggung. Para penonton akan menelan saliva berkali-kali ketika tubuh penyanyi itu meliuk-liuk mengikuti irama musik dan liriknya. Bukan seorang penyanyi saja, ia juga model di beberapa produk kecantikan. Wajah dan tubuh profesional sehingga banyak lelaki ingin memilikinya. Sebastian teringat dengan seorang penyanyi rap dan penari asal Thailand yang berbasis di Korea Selatan. Ia merupakan anggota dari grup vokal wanita Blackpink, sebagai penari utama."Apakah kamu penyanyi itu?" Menatap lekat kedua netra hitam Angelica. "Siapa?" tanya Angelica dengan suara sexy. "Lisa Blackpink." Angelica tertawa ringan, mel
Bab 55Angelica bangkit dari duduknya. Menundukkan kepala sedikit dan berpamitan pulang. Namun, sesuatu membuat bola mata Tiara keluar dari tempatnya. "Tunggu! Boleh aku antar hingga ke depan?"Tentu saja keinginan Sebastian tak ditolak oleh Angelica. Kesempatan langkah sekali. Semoga saja akan menjadi lebih dekat dan akrab. Hati Tiara begitu sakit dan pedih, pemandangan di depan matanya sungguh miris. Tanpa meminta izin darinya, pemuda yang membawa ke pesta ini meninggalkan tanpa kata walau hanya sebatas mengantar sampai depan. Brak! Tiara tak bisa menahan emosi. Lebih baik ia pergi meninggalkan tempat ini daripada harus makan hati. "Kurang ajar! Siapa Angelica itu?" Tiara bangkit meninggalkan mejanya. Tanpa berpamitan kepada pemilik pesta. Darah kian panas mendapat perlakuan demikian. Hanya dia yang seharusnya menjadi ratu di pesta ini. Paling cantik dan mengoda. Namun, kehadiran Angelica menghancurkan semua. "Akan aku balas wanita sialan itu!" Langkah kaki Tiara cepat dan sa
Bab 56Tiara memesan taksi online, setelah pergulatan dengan sang kekasih dirinya merasa lapar. Ingin sekali bermesraan kembali dengan dokter itu. "Sayang sekali hanya satu ronde. Padahal aku begitu menikmatinya." Tersenyum membayangkan kejadian tadi. Rasanya luar biasa. "Pak, cari restauran dua puluh empat jam," pinta Tiara kepada sang supir di hadapannya. "Fast food Non, mau?" Melirik dari spion depan."Aduh, apa tak ada yang lain selain itu?" "Ada tapi pedagang kaki lima. Mau?" "Sudahlah, lebih baik pulang saja." Tiara tak mau makan fast food atau pedagang kaki lima. Lebih baik pulang ke rumah membangunkan pelayan agar melayaninya. Ia tak ingin tubuh rampingnya ternoda oleh makanan seperti itu. Supir taksi hanya bisa menatap dari kaca spion. Berusaha tak terlalu tahu urusan penumpangnya. Tugas dia hanya mengantar para pelanggan ke tempat tujuan. Tiara menatap pemandangan luar, tak bagitu macet karena hari sudah masuk dini hari. Toko toko pinggir jalan telah tutup sejak puku