Malam semuanya. (•‿•) Mohon maaf othor baru rilis babnya sekarang. Othor baru saja nyampe rumah dari kantor. Di sini hujan deres. Di tempat kalian hujan kah? Atau kering kerontang? Terima Kasih Kak Tuan Muhd, Kak Agus, dan Kak Ghazzi atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Akumulasi Gem Bab Bonus: 19-11-2024 (malam): 4 Gem Bab Bonus Gem Hari ini: 3/3 Bab (komplit) Bab Bonus Gem Antrian: 27 Bab Bonus Hadiah: 0/1 Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Pada saat yang sama, di sebuah gedung megah di pusat kota, pertemuan darurat sedang berlangsung. Para tokoh penting berkumpul dalam ruangan yang dipenuhi ketegangan mencekam. Tak seorang pun berani menatap Tang San secara langsung. Mereka tahu betul betapa ia memanjakan putranya, dan tak ada yang ingin memicu konfrontasi yang tidak perlu. Ekspresi Tang San dipenuhi amarah yang nyaris meledak. Meski belum mengatakan apa-pun, aura membunuh yang menguar dari tubuhnya sudah cukup membuat ruangan terasa sesak. "Kalian pasti sudah tahu putraku terbunuh malam ini!" akhirnya ia membuka suara dengan raungan murka. BOOM! Meja marmer di hadapannya hancur berkeping-keping oleh satu pukulan penuh amarah. Mata Tang San yang memerah menyapu sekeliling ruangan. "Aku mengadakan rapat darurat ini dengan satu permintaan!" lanjutnya dengan nada mengancam. "Gunakan seluruh jaringan dan koneksi kalian untuk menemukan pembunuhnya! Aku akan menyiksanya sampai mati dengan tanganku sendiri!" Tang S
Meski Agravain yakin itu Ryan, ia tak berani membuka mulut. Esensi darah Ryan yang tertanam dalam tubuhnya memastikan kesetiaannya absolut. Berkhianat hanya akan mengundang kematian! Matanya melirik ke arah Castiel Wealth yang berdiri tak jauh darinya. Bagaimanapun, kepala Keluarga Wealth itu adalah orang yang paling mungkin mengenali Ryan. Untungnya, Castiel hanya merasa sosok itu tampak familiar tanpa mengaitkannya dengan Ryan. Dka pun tidak mengatakan apa-apa, sehingga untuk sementara situasi masih aman. "Agravain," suara dingin Tang San memecah keheningan. "Sebagai wakil presiden asosiasi, tugas penting mencari pembunuh ini menjadi tanggung jawabmu! Apa kau sanggup?" Wajah Agravain seketika berubah serius. "Saya sudah melihat Tang Hao tumbuh dewasa!" ujarnya mantap. "Saya akan menemukan pelakunya dengan cara apapun!" "Bagus!" Tang San menepuk bahunya. "Kuberi waktu tiga hari untuk menemukannya. Orang ini pasti masih di Provinsi Riveria. Bahkan jika harus menggeledah se
Castiel menggeleng, menatap Eriel tajam. "Menurutmu mana yang lebih dihargai Tang San? Mengonfirmasi identitasnya lalu menyerahkannya, atau sekadar memberitahu bahwa Ryan adalah tersangka?" Mata Eriel berbinar penuh pengertian. "Tentu saja yang pertama! Dengan menangkap dan membawa musuhnya ke depan pintu, Tang San akan berutang budi besar pada Keluarga Wealth!" Castiel Wealth berpikir sejenak, menatap semua orang di Keluarga Wealth, dan berkata, "Siapa yang berani menjatuhkan anak ini?" "Begitu kita menangkapnya, kita akan menginterogasinya! Jika memang anak ini pelakunya, kita akan melumpuhkan anggota tubuhnya dan menyerahkannya secara pribadi kepada Presiden Tang!" Suasana di ruangan itu mendadak mencekam. Para tetua Keluarga Wealth saling melirik dengan tatapan penuh arti. Mereka tahu betul, memutuskan untuk menjadi musuh Ryan bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan ringan. "Anak ini telah menyebabkan Keluarga Wealth menderita banyak kerugian, dan bahkan menyebabkan ki
"Aku tidak lagi memiliki hubungan dengan Keluarga Wealth. Mengapa kalian datang?" tanya Gawain tajam sambil bangkit berdiri. Eriel menyeringai mengejek. "Yo, bukankah itu anjing anak itu! Dia pekerja keras dan masih berkultivasi saat ini! Setelah meninggalkan Keluarga Wealth, kamu telah bekerja keras." Yoshua yang sedari tadi mengamati sekeliling mendadak melesat ke arah meja. Tangannya meraih botol berisi pil-pil pemberian Ryan! "Di mana kamu mendapatkan pil-pil ini?" tanyanya dengan mata berkilat tamak. Sebagai praktisi bela diri berpengalaman, ia bisa melihat kualitas luar biasa dari pola di permukaan pil yang masih baru itu. Jantung Gawain Wealth berdegup kencang. Tanpa ragu ia melesat maju untuk merebut kembali pemberian tuannya. Namun Yoshua hanya mendengus meremehkan. "Aku selalu lebih kuat darimu. Apakah kamu benar-benar berpikir kamu dapat mengambil ini kembali?" Yoshua melancarkan pukulan, namun kali ini Gawain Wealth siap. Teknik Api Surgawi mengalir deras dala
Keesokan harinya, sinar mentari pagi menembus jendela vila mewah milik Ryan di kota Riverpolis. Pemuda itu membuka mata dan menghembuskan napas panjang, mengeluarkan udara keruh dari tubuhnya setelah sesi kultivasi semalam. Meski level kultivasinya meningkat signifikan, ia masih belum mencapai Foundation Establishment tingkat keempat. Namun dengan bantuan energi spiritual dari Kuburan Pedang dan pil-pil yang ia buat, kecepatannya berkembang bahkan melampaui saat masih di Gunung Langit Biru. Ketika bangkit, Ryan mendapati Adel dan Rindy telah lama pergi. Keduanya sedang menangani urusan Golden Dragon Group di kota Riverpolis. Semalam mereka telah berdiskusi–karena ini pertama kalinya Adel berada di sini, Rindy akan membimbingnya dalam beberapa urusan bisnis. Setelah menghabiskan sarapan yang disiapkan Adel, Ryan menghubungi Patrick untuk menanyakan perkembangan kasus Winston Zerford. Patrick meyakinkannya bahwa beberapa teknisi telah dikirim untuk menirukan sosok pria itu.
Yoshua dan Eriel saling pandang sebelum melirik Gawain Wealth yang terkapar. "Kepala keluarga, kami mengambil pil-pil ini darinya. Saat itu kami sangat ingin tahu asalnya, itulah sebabnya kami memukulinya seperti ini. Namun orang ini terlalu keras kepala." Castiel berjongkok di samping Gawain Wealth, menggoyangkan pil di tangannya. "Gawain Wealth, dari mana kamu mendapatkan pil ini? Jika kamu memberi tahuku, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga. Mungkin tubuhmu masih bisa diselamatkan..." Gawain Wealth tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia masih bertekad untuk bertahan! Meski tubuhnya hancur, kesetiaannya pada Ryan tak tergoyahkan sedikitpun. "Kepala keluarga," Yoshua Wealth mendadak angkat bicara, "saya menemukan sesuatu kemarin. Gawain Wealth telah menjadi jauh lebih kuat dalam beberapa hari terakhir. Saya menduga bahwa dia memperoleh kesempatan besar!" Castiel Wealth mengangguk antusias. Ia kembali menatap Gawain Wealth, "Asalkan kau memberitahuku di mana kau memp
Sosok Ryan muncul di ambang pintu yang hancur, aura membunuh yang pekat menguar dari tubuhnya. Kedua tangannya terlipat santai di belakang punggung, namun setiap langkahnya dipenuhi intimidasi yang membuat udara terasa berat. Mata dinginnya tertuju pada Gawain Wealth yang terkapar. Amarah berkobar dalam dadanya saat ia melangkah maju, meninggalkan jejak dalam di lantai. "Siapa yang melakukan semua ini pada Gawain?" suaranya tenang namun mengandung ancaman. "Tunjukkan dirimu!" Tak seorang pun berani menjawab, takluk oleh aura mengerikan yang ia pancarkan. Ryan melangkah lagi. "Siapa yang melakukan ini? Cepat tunjukkan dirimu!" Kali ini Castiel bereaksi, wajah tuanya memerah karena amarah. Dia, kepala Keluarga Wealth yang terhormat, diintimidasi oleh seorang bocah yang belum berusia 30 tahunan? "Bocah," desisnya berbahaya, "aku baru saja akan mengirim seseorang ujtuk mencarimu, tetapi aku tidak menyangka kau akan datang mengetuk pintuku!" "Apakah kamu membunuh putra Tang San
"Karena kau mencari kematian, kami akan memenuhi keinginanmu!" tegas Yoshua. Belati muncul di tangan Yoshua dan Terry, mengincar titik vital Ryan. Namun pemuda itu hanya mendengus sebelum tubuhnya lenyap bagai hantu berkat Teknik Dragon Phantom Flash. Mata kedua lawannya membelalak tak percaya. Bagaimana mungkin ada orang secepat ini? Mereka berbalik panik mencari Ryan, namun sosok bayangan telah muncul di belakang Terry. Tangan Ryan mencengkeram pergelangan tangan pria itu. KRAK! Tulang remuk dalam sekejap, membuat belati jatuh dari genggamannya. Ryan menangkap senjata itu di udara sebelum mengayunkannya dalam gerakan mulus namun mematikan. SLASH! Darah menyembur dari leher Terry yang terputus. Tubuhnya ambruk tanpa nyawa ke lantai marmer. Melihat rekannya dibunuh semudah membalikkan telapak tangan, ketakutan memenuhi mata Yoshua. Tanpa pikir panjang dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menusuk Ryan. Namun sesuatu yang tak terduga terjadi. Udara di hadapannya men
"Arena itu akhirnya terlihat. Aku tidak sabar melihat siapa pemenangnya!" teriak seseorang. "Lihat! Siapa yang menang?""Hmm? Itu aneh. Kenapa masih ada dua orang berdiri di arena?" balas yang lain, kebingungan."Juga, mengapa pakaian gadis itu berubah?" tanya seorang penonton wanita dengan kening berkerut."Itu tidak benar. Pakaian itu sepertinya milik Ryan!" seru yang lain, menunjuk ke arah Wendy yang mengenakan pakaian Ryan."Sial, mungkinkah mereka berdua melakukan 'sesuatu' di dalam formasi itu?" bisik seorang pemuda dengan nada penuh spekulasi. "Bukankah beberapa detik yang lalu Wendy akan membunuh Ryan? Bagaimana semuanya menjadi seperti ini?"Spekulasi liar semakin menjadi-jadi. Seorang pemuda tampan di barisan depan mendengus kesal, "Mengapa ini terjadi? Ryan tidak terlalu tampan. Dia bahkan tidak bisa dibandingkan denganku! Mustahil bagiku untuk mendekati Shirly Jirk dalam kehidupan ini, jadi aku ingin mencoba mengejar murid jenius dari Sekte Absolute Zero ini, tetapi sekar
Ryan akhirnya tersadar saat mendengar Wendy memanggilnya "Tuan Ryan". Panggilan itu mengkonfirmasi bahwa Wendy kini telah kembali memegang kendali atas tubuhnya. Fisik Iblis Berdarah Dingin telah mundur. Untuk mengurangi kecanggungan situasi, Ryan cepat-cepat menanggalkan pakaian kasualnya dan dengan lembut memakaikannya pada Wendy, mengancingkannya dengan penuh perhatian untuk menutupi tubuhnya. "Tuan Ryan, terima kasih," ucap Wendy lembut, masih menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Ryan langsung. Ryan terbatuk ringan, berusaha mengganti topik pembicaraan untuk meredakan suasana canggung. "Aku harus menggunakan Batu Earth Spirit untuk menekan Fisik Iblis Berdarah Dingin, atau menggunakan beberapa teknik untuk menyegelnya selamanya," sarannya dengan nada serius. "Kalau tidak, dia akhirnya akan sepenuhnya menguasai tubuhmu." Ryan mengira Wendy akan langsung menyetujui sarannya, namun di luar dugaan, gadis itu justru menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tuan Ryan, jang
Wendy mengenal Ryan lebih dari siapa pun. Tidak mungkin orang ini memiliki Fisik Dingin Ekstrem Seribu! Itu benar-benar mustahil! Namun, bagaimana dia bisa menjelaskan pemandangan di depannya? Tiba-tiba, sosok Ryan muncul di belakang Wendy, dan tangannya dengan cepat mencengkeram lehernya. Sebagai tanggapan, Wendy mencoba memadatkan es untuk menusuk Ryan. "Masih menggunakan jurus ini?" Ryan tersenyum dingin dan melepaskan kekuatan Fisik Dingin Ekstrem Seribu. Es di tangan Wendy langsung mencair. Tangan Ryan kemudian mencengkeram pergelangan tangan Wendy dan menariknya hingga tubuh mereka saling menempel. "Apakah kamu masih ingin melawan?" bisik Ryan di telinganya. Wajah Wendy memerah ketika dia mendengar suaranya begitu dekat di telinganya. "Dasar bajingan!" Wendy berbalik. Tanpa menggunakan es, dia melancarkan serangan telapak tangan ke arah Ryan. Meski tidak mengandalkan kekuatan Fisik Iblis Berdarah Dingin, serangannya tetap mengandung kekuatan yang menakjubkan. Ryan h
Ekspresi Ryan sedikit berubah saat mendengar ini, meski terhalang lapisan es. Ternyata itu adalah teknik kuno! Ryan pernah mendengar tentang teknik ini sebelumnya—sebuah teknik yang berasal dari warisan dewa kuno, meskipun hanya bentuknya yang tersisa, bukan esensi sejatinya. Teknik ini memiliki persyaratan yang sangat tinggi bagi penggunanya. Tidak hanya membutuhkan garis keturunan yang sangat dingin, tetapi juga bakat kultivasi yang luar biasa. Dia tidak pernah menyangka bahwa Wendy akan mampu memahami dan menggunakannya! Fisik Iblis Berdarah Dingin memang telah membuatnya benar-benar terkejut. Wendy tersenyum puas melihat Ryan terjebak dalam es. "Bagaimana rasanya ditekan seperti ini? Pasti tidak nyaman, kan?" "Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu. Lagipula, gadis itu tidak akan mengizinkannya. Hari itu di Nexopolis, kau menghajarku. Hari ini, aku akan menyingkirkan bagian terpenting dari tubuhmu!" Saat selesai berbicara, sebilah pedang es muncul di tangan Wendy. M
Sebelum Ryan sempat mendarat, hampir seratus jarum es tajam mendadak muncul di sekelilingnya, masing-masing berkilauan dengan cahaya biru yang mematikan! Es itu mengandung kekuatan dingin yang ekstrem dan langsung menyerang Ryan dari segala arah, seperti hendak menelannya dalam sekejap! "Ryan, kau lupa satu hal," kata Wendy dengan senyum dingin. "Aku memiliki Fisik Iblis Berdarah Dingin, jadi esensi darahku tidak sama dengan orang biasa." Wendy mengangkat tangannya, bersiap melancarkan serangan berikutnya. "Sekarang, aku akan memberimu pelajaran dan membuatmu mengerti betapa mengerikannya aku setelah memasuki Gunung Langit Biru!" Ryan merasakan bahaya ekstrem mengancam. Dengan cepat, ia melirik kerumunan penonton di sekitar arena. Keputusan harus diambil sekarang. Tanpa ragu, sekali lagi, Ryan membentuk formasi penyembunyian dengan gerakan jarinya yang cepat. Lapisan energi tipis segera menyelimuti arena, menghalangi pandangan penonton. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah id
"Ryan, apakah menurutmu kekuatanku hanya sebatas itu?" Suara Wendy terdengar bagai bisikan es. "Pedang Es Mutlak!" Begitu dia selesai berbicara, hembusan angin kencang mendadak bertiup di seluruh arena. Angin yang awalnya tenang perlahan berubah menjadi beberapa tornado kecil yang mematikan. Setiap tornado mengandung niat pedang dingin yang sangat pekat, memberikan sinyal bahwa apa pun yang bersentuhan dengannya akan berubah menjadi potongan-potongan kecil dalam sekejap. Api Abadi dan kekuatan petir milik Ryan berkumpul di telapak tangannya saat ia melancarkan serangan lagi. Namun, begitu energinya menyentuh salah satu tornado, kekuatannya tampak menghilang begitu saja, seolah-olah telah dilahap oleh kedinginan yang ekstrem. Pada saat yang sama, Ryan merasakan sensasi tajam di lengannya. Dia menyadari bahwa lengan bajunya telah robek, dan telapak tangannya dipenuhi bekas sayatan pedang kecil. Tornado ini ternyata jauh lebih kuat dari yang ia duga! Wendy menyilangkan lengann
Ancaman Ryan untuk menyegel Wendy, yang berada di bawah kendali Fisik Iblis Berdarah Dingin, bukanlah ancaman kosong. Kalau beberapa minggu yang lalu, Ryan mungkin tidak dapat melakukan hal itu. Teknik penyegelan tingkat tinggi seperti ini jauh di luar jangkauannya. Namun, keadaan telah berubah drastis. Setelah memurnikan petir ilahi dan memahami sebagian warisan Lex Denver, Ryan kini memiliki kualifikasi minimum yang dibutuhkan untuk menyegel Fisik Iblis Berdarah Dingin. Berbagai teknik pengekangan jiwa yang dipelajarinya dari Lex Denver membuatnya yakin bisa melakukan itu. Namun, Ryan sadar betul bahwa risikonya terlalu besar, baik bagi Wendy maupun dirinya sendiri. Teknik ini membutuhkan pembentukan Formasi Penyegelan Ilahi yang harus dipadatkan di dalam dantian, sebuah proses yang sangat sensitif dan berbahaya. Jika formasi itu gagal—jika sedikitpun pola penyegelan salah terbentuk—dantiannya dan Wendy akan hancur seketika. Tidak ada jalan kembali. Ketika Wendy mendeng
Di Kingshill Plaza, babak eliminasi segera berakhir, dan undian terus dilakukan untuk babak berikutnya, yang merupakan pertarungan antar sekte. Setiap jenius yang tersisa kini mewakili sekte di belakang mereka.Ryan mewakili Sekte Medical God dan menarik nomornya dengan tenang. Namun, tanpa kecuali, mereka yang mendapat undian untuk melawannya seketika menjadi pucat.Semua orang memilih untuk menyerah tanpa pertarungan!Bagaimana mereka bisa melawan keberadaan yang bahkan para tetua sekte dan juri tidak bisa mengatasi? Itu sama saja mencari kematian!Ryan sekarang bukan lagi orang yang tidak berguna seperti lima tahun lalu. Dia bagaikan gunung yang tak terjangkau, menjulang tinggi di atas semua orang.Dengan demikian, Ryan terus duduk bersila dan memulihkan diri sementara yang lainnya bertarung dengan sengit.Akhirnya, hanya tersisa delapan belas orang kontestan!Selain dari 10 posisi teratas yang hampir dijamin untuk nama-nama besar seperti Shirly Jirk, 9 posisi terakhir masih bis
Wendy berdiri di atas panggung dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Sikap tubuhnya tampak anggun namun mengancam, seperti pedang yang siap dicabut dari sarungnya. Kontestan di depannya benar-benar pingsan, tubuhnya membeku dalam posisi janggal.Pertarungannya sederhana dan mudah—terlalu mudah. Hanya dengan gerakan tangan yang lembut, Wendy telah melumpuhkan lawannya tanpa kesulitan.Tiba-tiba, seolah merasakan tatapan Ryan, Wendy menoleh ke arahnya. Tatapan matanya yang dingin seketika terpaku pada Ryan. Bibirnya perlahan membentuk senyum dingin dan penuh makna—seolah-olah dia memprovokasi Ryan, tetapi juga seperti predator yang baru saja menemukan mangsanya. Tatapan matanya dipenuhi dengan keyakinan besar, seolah dia yakin akan memenangkan pertarungan yang belum terjadi.Tatapan mereka bertemu selama sepuluh detik penuh, menciptakan ketegangan yang bahkan bisa dirasakan oleh para penonton di sekitar mereka.Lina Jirk, yang sedari tadi mengamati, secara alami merasakan at