Share

Bab 30

POV Rohim

"Bu, kita keluar ya," ucapku. Sepertinya Ibu mengangguk. Bergegas kuangkat tubuh ibuku lalu kuletakkan di kursi roda. Bergegas kudorong dan kubawa menuju luar rumah.

Aku duduk di kursi tepat di samping Ibu.

"Apa Ibu merindukan Rumi?" tanyaku pada Ibu. Ibu mengangguk perlahan. Kedua netranya mulai berkaca-kaca. Kuhembuskan napas panjang. "Sama, Bu. Rohim sangat merindukan Rumi. Bagaimana keadaan Rumi sekarang ya, Bu?"

Sungguh ... hati ini begitu sesak saat menceritakan kembali tentang kelembutan dan kebaikan Rumi. Biasanya di rumah ini, selalu terdengar suara tawanya. Namun sekarang, semua telah berubah menjadi hening. Bahkan hening itu ciptakan suasana yang begitu mencekam.

Kutundukkan wajahku. Berkali-kali kuhela napas panjang dan ku keluarkan secara kasar. Aku menyesal telah jahat pada istri yang begitu baik seperti Rumi.

Tuhan ... akankah ada kesempatan kedua untuk kembali pada Rumi?

Aku rindu canda tawanya.

Aku rindu suaranya, Tuhan ....

Rum ... aku merindukanmu.

***
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status