Share

Pernikahan Dini

"Ya Allah … apalagi ini, pelakor?"

"Iya, kau lah pelakor, kau tau sedang makan sama siapa?"

Mela berdiri dengan mengangkat dagu sambil tangan dilipat ke dada.

"Sama, Bang Raihan."

"Kau tau Bang Raihan itu, siapa?

Nirmala memutar bola mata malas menanggapi Mela lalu mengangkat bahu, matanya fokus menatap makanan yang terhidang, ia tidak ingin berakhir sakit, sebisa mungkin ia harus makan karena kegiatannya akan padat, apa yang Raihan katakan tadi memang benar, ia tidak boleh menzalimi tubuhnya sendiri dengan tidak menjaga kesehatan, ketika rasa lapar dibiarkan, maka penyakit akan ramah menghampiri, beda konteks jika sedang berpuasa.

"Heh! Aku sedang mengajak kau bicara! Jangan diam saja, sombong kali kau jadi manusia."

"Mela, apa-apaan kau? Jangan mempermalukan dirimu sendiri seperti ini, lebih baik kau pulang saja." Raihan jengah juga dengan tingkah Mela yang menunjuk-nunjuk Nirmala seolah dialah nyonya besar yang sedang berbicara pada kacungnya.

"Apa Bang? Abang menyuruhku pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status